Dalam banyak grup percakapan tersebar sebuah pesan berantai (broadcast) tentang adanya seorang supir Uber mobil yang mengganggu seorang anak SMP hingga ia trauma. Kabar tersebut sempat dianggap sebagai hoax sekalipun ada screen shot soal data dan pekerjaan pelaku selain menjadi seorang supir.
Kabar yang membuat khawatir para orangtua ini menyebar dengan cepat di sosial media. Banyak orang menyayangkan perilaku supir uber yang notabene adalah seorang guru serta respon Uber yang cenderung lepas tangan.
Status ini ditulis oleh Angeline Laura Adrianto. Ia pun mendapatkan informasi ini dari WhatsApp grup yang dikutinya.
Dalam percakapan antara supir Uber dan murid SMP di atas, jelas terlihat kalimat-kalimat yang tak senonoh dan dapat menimbulkan trauma.
“I wanna come to your house now. Hello Jes, why you silent? Jes. I wanna fuck with you” yang artinya, “Saya mau datang ke rumah kamu sekarang. Halo Jes, kenapa kamu diam? Jes. Saya mau menidurimu.”
Akibat kata-kata kasar tersebut, pihak keluarga menyebarkan pesan berikut:
Need Help Saya bingung apa yang harus saya lakukan. Adek sepupu aq lagi Trauma dan ketakutan karena Ulah dari DRIVER UBER. Kronologinya Jessy (usia 12thn, SMP), abis belajar kelompok sama temannya. Pesan Uber dari Cibubur Country ke Tumaritis. Teman Jessy turun di Cibubur Garden dari Cibubur Garden, setelah Jessy sendiri di Mobil si Supir mulai nanyain Jessy, Sekolah dimana?, tinggal sama siapa?, dll. Jessy jawab seadanya. Dan Masalahnya sampe Rumah si Jessy di telp’in terus dan di Wa in. Dan karena masalah ini Jessy jadi ketakutan dirumah sendiri dan sampe kebawa bawa mimpi. Mamah nya Jessy juga panik karena anaknya ketakutan terus. Mamahnya udah Lapor ke Uber Dari Uber gk ada Solusi dan hanya curhat saja, bahkan CS ubernya bilang “kalau mau lapor polisi lapor aja karena itu bukan tanggung jawab kami, Driver cuma mitra kami”? Bagaimana caranya biar Jessy merasa aman dan gk ketakutan?
Banyak orangtua yang menyoroti bagaimana respon sekolah terhadap kasus ini. Rupanya, pernyataan pihak sekolah di grup belum cukup memuaskan para orangtua.
Apalagi, ada foto instagram Edu bersama anak-anak yang membuat para orangtua khawatir jika anaknya yang di sekolah akan jadi korban Edu selanjutnya.
Hingga akhirnya pihak sekolah mengeluarkan surat resmi pemberhentian Edu berikut ini.
Adanya kasus ini membuat orangtua yang biasa menggunakan jasa mobil online untuk anaknya jadi takut. Karena orangtua Jessica tidak sendiri, ada banyak orangtua yang tidak sempat menjemput anaknya terpaksa memesankan angkutan online sebagai transportasi alternatif.
Semoga hal ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua agar bertindak tegas kepada siapapun yang berpotensi menganggu anak kita. Diharapkan pihak sekolah dan perusahan penyedia jasa transportasi online tidak lepas tangan begitu saja saat ada hal seperti ini. Apalagi orangtua sudah membawa bukti yang kuat.
Jessica beruntung karena ia memiliki orangtua yang bisa dipercaya saat ia sedang ketakutan. Karena, kepercayaan anak pada orangtuanya adalah salah satu kunci untuk dapat melindungi anak.
Jika Anda maupun anak menemui keadaan darurat terkait kondisi apapun yang mengancam keamanan, silakan hubungi jalur bebas pulsa 112 dari Kepolisian Republik Indonesia.
Semoga kita semua tetap aman dan berhati-hati dalam keadaan apapun.
Baca juga: