Sekolah sejatinya menjadi rumah kedua untuk anak, karena di sinilah pintu awal seseorang menimba ilmu sebelum ia melangkah ke jenjang kehidupan yang selanjutnya. Namun, tak jarang ada saja penyebab anak yang enggan pergi ke sekolah. Salah satunya, beragam kasus guru hukum murid yang membuat anak trauma.
Bahkan, dalam kasus yang ekstrim, nyawa anak melayang di tangan sang guru akibat emosi sesaat. Kisah berikut ini semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Kasus guru hukum murid viral, begini kronologisnya
Aksi seorang guru laki-laki di Longjiang, Zhejiang, Tiongkok, memancing amarah publik setelah video tentangnya tersebar luas. Bukannya menjadi tenaga pendidik yang baik, sosok guru satu ini tega menyiksa beberapa siswa didiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Dalam rekaman CCTV yang diambil pada Jumat (27/12) lalu, terlihat sang guru memukul dua orang siswa laki-laki di bagian punggung berulang kali dengan penggaris.
Tak hanya itu; ia juga memarahi seorang siswa perempuan, menamparnya, lalu menyeretnya ke depan kelas. Belum jelas apa motif sang guru melakukan tindakan bejat ini.
Tak selesai sampai di situ, guru ini bahkan mengangkat seorang siswa perempuan dengan kakinya dalam posisi terbalik sebelum kemudian memukulnya lagi dengan penggaris. Hukuman ini berlangsung setidaknya lima menit, sementara siswa lainnya hanya bisa meringkuk ketakutan dan menutupi telinga mereka. Sontak, video ini pun viral dan sampai juga ke pihak aparat berwajib.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu (29/12), pihak berwenang telah mengidentifikasi guru dan menskorsnya, sementara penyelidikan dan interogasi lebih lanjut terus dilakukan. Siswa yang menjadi korban mendapatkan bantuan berupa tenaga psikolog untuk menyembuhkan trauma.
Artikel terkait: Kaki siswa dipukul guru dengan rotan hingga memar dan sobek, sang ayah ungkapkan kekecewaan
Mirisnya, hal ini rupanya bukan kali pertama terjadi di Tiongkok. Kasus guru hukum murid masih sering terjadi. Sebulan lalu, seorang ayah tidak mampu menahan emosi setelah menangkap tangan guru TK yang menampar putrinya di sekolah. Setelah itu, ayah ini memenangkan dukungan dunia maya untuk melindungi putrinya.
Tak hanya itu, sebulan sebelumnya seorang guru menjadi ulasan di Negeri Tirai Bambu setelah diketahui memaksa para siswanya menelan sampah langsung dari tempat sampah. Bahkan, ada juga guru yang dikecam masyarakat luas setelah aksinya memaksa siswa mereka menampar diri sendiri berulang kali sebagai bentuk hukuman terungkap.
Jangan sepelekan kasus guru hukum murid dengan kasar, ini dampak buruknya
Kasus guru hukum murid di Tiongkok ini hanya segelintir kasus kekerasan yang terjadi pada anak. Melansir laman Organisasi Kesehatan Dunia; faktanya diperkirakan terdapat 1 miliar anak berusia 2-17 tahun pernah mengalami kekerasan fisik, seksual, dan emosional dalam hidupnya.
Mirisnya, hal ini dilakukan oleh pihak yang seharusnya melindungi anak seperti orangtua, pengasuh, guru, tempat penitipan anak, sekolah, dan panti asuhan.
Padahal, kekerasan ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang terhadap anak baik secara fisik maupun mental.
Efek buruk kekerasan pada anak yang perlu diwaspadai:
- Mengakibatkan kematian; tak sedikit orang dewasa menyiksa anak melibatkan benda berbahaya yang berujung nyawa anak terenggut. Pisau dan senjata api ditengarai menjadi alat yang digunakan 80% pelaku kekerasan terhadap anak saat melancarkan aksinya
- Cedera yang parah juga menjadi risiko yang mengintai anak jika menghadapi kekerasan. Jika korban adalah anak yang sudah besar, tak menutup kemungkinan ia akan melawan sehingga timbul luka
- Gangguan otak dan pengembangan sistem saraf. Anak yang terpapar kekerasan sejak usia dini tidak menutup kemungkinan dapat mengganggu perkembangan otak serta bagian lain sistem saraf seperti endokrin, sirkulasi, muskuloskeletal, reproduksi, pernapasan, dan kekebalan tubuh yang efeknya terbawa seumur hidup.
Artikel terkait: Penelitian: Memukul Anak Sebagai Hukuman, Berdampak Buruk Pada Perkembangan Mental dan IQ Mereka
- Rentan melakukan perilaku negatif; anak yang terpapar kekerasan cenderung berisiko terjerumus hal negatif yang sebelumnya tidak ia lakukan seperti merokok, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, mengonsumsi minuman beralkohol, serta aktivitas seks bebas. Tak hanya itu, anak akan mudah cemas, depresi, terserang masalah kesehatan mental, dan keinginan bunuh diri lebih tinggi
- Dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang diinduksi, masalah ginekologis, dan infeksi menular seksual, termasuk HIV bagi anak yang mengalami kekerasan seksual
- Berisiko menyebabkan penyakit tidak menular seiring bertambahnya usia anak. Ragam penyakit seperti kardiovaskular, kanker, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya meningkat
- Berpeluang menjadi pelaku kekerasan. Anak-anak yang terpapar kekerasan akan lebih mungkin putus sekolah, mengalami kesulitan menemukan atau mempertahankan pekerjaan, dan berisiko lebih tinggi menjadi korban atau bahkan melakukan kekerasan pada orang lain.
Penjelasan di atas kiranya bisa menjadi pelajaran bagi kita supaya jangan abai jika anak terkena kasus kekerasan. Segera laporkan pada pihak berwajib jika menjadi atau melihat kekerasan terhadap anak di lingkungan sekitar ya, Parents.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel ini disadur dari theAsianparent Singapura
Baca juga:
Tak terima anaknya dianiaya guru PAUD, orangtua ini melapor ke polisi