Pernahkah Bunda memikirkan, apa yang sekiranya terjadi pada janin, tepat 24 jam sebelum ia terlahir? Rupanya ia pun berjuang, melalui berbagai macam gerakan bayi menjelang persalinan.
Seperti ibu hamil, rupanya bayi juga melakukan berbagai persiapan sebagai bentuk perjuangan untuk menyambut hari kelahirannya. Sebagai mekanisme alami, beberapa hal dilakukannya untuk mendukung perjuangan Bunda, juga sebagai bentuk adaptasi menghadapi lingkungan baru.
Berbagai gerakan bayi menjelang persalinan
1. Detak jantungnya berfluktuasi
Sama seperti detak jantung ibu, laju detak jantung bayi pun akan berfluktuasi menjelang persalinan. Kenaikan dan penurunan detak jantung ini bergantung pada fase aktif dan istirahat ibu itu sendiri.
Dokter tentu akan memeriksa kondisi detak jantung bayi yang aman. Fluktuasi dianggap masih aman bila berkisar antara 110-160 denyutan per menit.
2. Bayi mulai turun
Gerakan bayi menjelang persalinan yang lain ialah posisinya yang mulai turun, Parents. Selama beberapa minggu sebelum persalinan, bayi memang telah perlahan bergerak turun, namun menjelang persalinan posisinya akan lebih terlihat ada di bawah.
Secara fisik, bayi akan berada lebih rendah di perut ibu, sehingga rasa mulas dan kesulitan berjalan bisa dirasakan oleh ibu hamil. Bayi pun artinya sudah tepat di bawah panggul saat Bunda mengalami kondisi ini.
3. Bayi menggerakkan kepalanya
Secara alami, bayi yang sudah berada di bawah akan melakukan gerakan lainnya. Gerakan bayi menjelang persalinan ini biasanya berupa menggerakan kepalanya sehingga memberikan tekanan kepada serviks.
Pada periode ini, leher rahim akan mulai membesar. Tentu, gerakan ini menjadi hal yang cukup krusial sebagai bagian dari pembukaan jalan lahir untuk si kecil.
4. Latihan bernapas
Berlatih bernapas merupakan gerakan bayi menjelang persalinan lainnya, sebagai bentuk perjuangan si kecil dalam beradaptasi dengan lingkungan. Para ahli mengungkapkan bahwa seringnya mengalami kontraksi pada waktu ini menandakan bahwa bayi sedang melakukan latihan pernapasan.
Si kecil biasanya melakukan gerakan dengan menghirup cairan ketuban di hidung dan mulutnya, sebagaimana proses bernapas manusia pada umumnya. Tenang, hal ini tidak akan membahayakan karena memang menjadi mekanisme alami agar bayi melatih sistem pernapasannya.
5. Semakin bisa mendengar
Memang, perkembangan indera pendengaran bayi sudah cukup berkembang sejak masih dalam kandungan. Oleh karena itu, telinga mungil si kecil akan juga bisa mendengar lebih jelas saat menjelang persalinan.
Inilah yang membuat dokter merekomendasikan agar Parents sering berkomunikasi dengan janin sejak awal kehamilan. Bayi yang sering diajak berinteraksi dan berkomunikasi akan menoleh ke arah suara ibunya, juga akan menunjukkan preferensi terhadap ayahnya.
Itu artinya, si kecil juga sudah bisa mendengar berbagai hiruk pikuk yang terjadi di ruang persalinan, sebelum ia terlahir. Studi pun menunjukkan bahwa bayi dapat membedakan bahasa ibunya lebih baik dibandingkan bahasa lain yang belum pernah ia dengar sejak di dalam kandungan.
6. Mengalami perjalanan yang juga sulit
Mungkin, tidak ada yang akan mengingat rasanya dilahirkan, dibandingkan rasanya melahirkan. Belum ada riset yang memang membuktikan bahwa kelahiran bisa menjadi saat yang menyakitkan untuk bayi.
Namun seringkali kita menjumpai bayi yang mengalami memar tepat saat baru terlahir. Sebagian ahli pun bertanya-tanya terkait kontraksi yang dialami oleh ibu. Ada dugaan bahwa hal itu juga bisa memengaruhi bayi.
Belum lagi perjalanan bayi saat melewati vagina, tak ada yang bisa membayangkan kesulitan yang juga dialami si kecil.
7. Kehilangan pelindungnya
Bayi yang biasa terlindungi dengan cairan ketuban pun akan mengalami lingkungan yang jauh berbeda saat akan dilahirkan. Air ketuban yang selama ini mengelilinya akan pecah, sehingga perlindungan pun jadi berkurang.
Artikel terkait: Tahap pembukaan 1-10 dalam proses melahirkan, ini yang terjadi pada tubuh ibu
Agar Bunda bisa menjalani persalinan yang lancar, cobalah untuk selalu berpikir positif dalam menjalani prosesnya. Menjelang persalinan, cobalah untuk lebih sering berkomunikasi dengan janin dalam kandungan.
Saling menguatkan dengan mengungkapkan rasa sayang dan harapan akan kehadirannya, bisa membuat hati Anda menjadi lebih tenang, sekaligus meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan anak.
Jangan lupa, selalu libatkan ayah dan keluarga terdekat untuk mengatasi ketakutan dan kekhawatiran yang dihadapi. Tenang, Bunda tak sendiri karena si kecil dalam kandungan diam-diam juga ikut berjuang untuk mewujudkan keluarga kecil yang sesungguhnya.
Sumber : babygaga.com
Baca Juga :
Ketahui 12 Cara Ampuh Agar Janin Bergerak yang Bisa Bumil Coba untuk Si Kecil