Gempa dan tsunami yang terjadi pada hari Jumat sore lalu, menyisakan banyak kepedihan bagi para korban dan keluarga. Bahkan beberapa anak terpisah dari keluarganya akibat bencana tersebut.
Melansir dari laman Kompas, gempa yang berkekuatan 7,4 skala Richter menimpa wilayah Donggala. Serta menimbulkan tsunami yang membuat tiga wilayah di Sulawesi Tengah terkena dampaknya, yakni Palu, Donggala, dan Mamuju. Banyak bangunan rusak dan korban jiwa berjatuhan akibat bencana ini.
Beberapa saksi mata menyebut, mereka menyaksikan ada banyak mayat yang mengambang di laut dekat pantai, juga di puing-puing reruntuhan akibat gempa.
Bahkan, karena takut ada gempa susulan, beberapa korban luka takut masuk ke ruang perawatan rumah sakit karena takut bangunan akan runtuh dan menimpa dirinya. Trauma dan ketakutan jelas membayangi para korban bencana ini.
Termasuk anak-anak yang terpisah dari keluarganya akibat bencana gempa dan tsunami di Palu ini.
Anak-anak korban gempa dan tsunami yang terpisah dari keluarga
Dikutip dari media sosial, banyak anak korban gempa dan tsunami yang terpisah dari keluarganya. Foto-foto berikut ini adalah kondisi mereka saat ditemukan, bahkan ada keluarga yang mengaku terpisah dari adiknya dan memohon pertolongan untuk membantu menemukan sang adik.
1. Korban yang diberi naungan di kelurahan setempat
2. Anak korban gempa dan tsunami yang mengungsi di rumah warga
3. Anak yang terpisah dari keluarga
Semoga anak-anak tersebut bisa segera bertemu dan berkumpul dengan keluarganya kembali.
Kami dari theAsianparent Indonesia turut berduka cita sedalam-dalamnya bagi para korban gempa dan tsunami ini, semoga bantuan segera datang untuk mereka yang membutuhkan.
Langkah-langkah melindungi anak saat gempa bumi
Saat terjadi gempa bumi
1. Bila Parents dan anak ada di dalam ruangan saat gempa terjadi, ingat 3 metode penting saat gempa bumi: Drop, Cover, dan Hold On atau Berlutut, Berlindung, dan Berpegangan.
Ajak anak berlutut dan cari tempat berlindung, seperti di bawah meja yang kokoh. Minta anak juga untuk berpegangan pada kaki meja.
Bila tidak ada meja yang kokoh, Bunda bisa mengajak anak berjongkok di samping dinding. Cara ini untuk mencegah kepala tertimpa barang-barang yang rentan terjatuh seperti lampu gantung atau perabot lainnya.
Tetap di dalam rumah sampai guncangan berhenti dan Anda yakin aman untuk keluar.
Usahakan untuk tetap di sana sampai guncangan berhenti.
3. Jika di dalam kendaraan, cari tempat aman untuk berhenti. Arahkan mobil ke area yang jauh dari pepohonan, lampu jalan dan tiang listrik. Usahakan tenang, agar anak tidak jadi panik. Sabuk pengaman sebaiknya tetap terpasang hingga guncangan berhenti.
Artikel terkait: Kejadian Traumatis Pengaruhi Perkembangan Otak Anak
Setelah gempa bumi
1. Bila anak menangis, Bunda bisa mencoba menenangkannya dengan mengajaknya bicara. Minta anak untuk mengungkapkan perasaannya, entah itu takut, cemas atau marah.
Dengarkan baik-baik apa yang ia ungkapkan. Katakan kepada anak bahwa sekarang keadaan sudah baik-baik saja, dan Anda berdua dalam kondisi aman.
2. Libatkan anak dalam membereskan barang-barang pasca gempa. Setelah guncangan berhenti dan kondisi aman, bila ada barang-barang yang terjatuh di sekitar Anda, ajak anak membersihkan atau mengembalikan barang-barang tersebut pada tempatnya. Cara ini bisa menghiburnya dan menenangkan perasaannya.
Persiapan anak menghadapi gempa bumi
Setelah anak sudah bisa mengatasi rasa traumanya dari apa yang dialaminya hari ini, di lain waktu Anda bisa mengajaknya berbicara tentang gempa bumi:
1. Anda bisa mengajak anak membahas tentang gempa bumi. Luangkan waktu bersama keluarga Anda untuk mendiskusikan bagaimana dan mengapa gempa terjadi.
Jelaskan bahwa gempa bumi adalah peristiwa alamiah dan bukan kesalahan siapa-siapa. Gunakan kata-kata sederhana yang anak bisa mengerti
2. Temukan tempat yang aman di rumah Anda. Kenali dan diskusikan tempat yang aman di setiap ruangan rumah sehingga anak bisa langsung mempraktikkannya saat merasakan gempa.
Tempat yang aman adalah tempat yang bisa Anda pilih, seperti di bawah meja atau meja yang kokoh, atau di samping dinding.
3. Lakukan latihan gempa. Berlatihlah secara teratur dengan keluarga Anda apa yang akan Anda lakukan jika terjadi gempa terjadi
Mempraktikkan latihan gempa akan membantu anak-anak memahami apa yang harus dilakukan jika Anda tidak dengan mereka saat terjadi gempa bumi.
4. Bagi ibu bekerja, latih pengasuh anak atau ART di rumah tentang prosedur yang harus dilakukan saat gempa terjadi. Evakuasi seperti apa yang harus dilakukan ketika Anda tidak ada di rumah.
Baca juga:
Bayi-bayi ini lahir secara darurat saat gempa Lombok, begini kisahnya