Parents, pernahkah mendengar apa itu sindrom metabolik? Sindrom metabolik merupakan sekelompok gangguan kesehatan yang meliputi peningkatan tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, serta kenaikan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida. Untuk itu, penting bagi Anda mengetahui seperti apa gejala sindrom metabolik agar dapat ditangani lebih awal.
“Seseorang dapat dikatakan menderita sindrom metabolik jika mengalami beberapa gejala seperti tekanan darah tinggi, kolesterol meningkat, juga orang dengan berat badan berlebihan. Hal ini bisa kok dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat,” tutur ahli gizi Mochamad Aldis Ruslialdi, SKM, CNWC dalam acara Media Gathering Annual Nutrifood di Puncak, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Penyebab sindrom metabolik
Sindrom satu ini erat kaitannya dengan kegemukan dan kurangnya aktivitas fisik, namun penyebab sebenarnya belum dapat dipastikan. Namun, resistensi insulin dapat menjadi salah satu penyebab, yaitu ketika tubuh tidak lagi mampu merespon insulin sebagaimana mestinya. Jika seseorang mengalami resistensi insulin, kadar gula darah meningkat karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.
Di samping itu, berikut beberapa faktor yang ditengarai dapat meningkatkan faktor risiko sindrom ini, antara lain:
- Usia
- Obesitas, khususnya penumpukan lemak di area perut
- Pernah mengalami diabetes selama kehamilan
- Adanya riwayat keluarga yang mengalami diabetes tipe 2
- Ada penyakit lain, seperti penyakit kardiovaskular, non-alcoholic fatty liver atau sindrom ovarium polikistik
Seperti apa gejalanya?
Seringnya seseorang tidak menyadari saat dirinya terkena sindrom metabolik. Oleh karena itu, waspadai beberapa gejala sindrom metabolik, antara lain:
- Perut membuncit
- Sering merasa haus
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Mudah merasa kelelahan
- Sakit kepala
- Tubuh pegal
- Sesak napas
Kendati terlihat sepele, Parents sebaiknya memantau diri ke dokter untuk mencegah munculnya komplikasi. Segera datangi IGD di rumah sakit bila muncul gejala lanjutan seperti:
- Melemahnya otot wajah atau tungkai secara tiba-tiba
- Gangguan berbicara
- Hilang keseimbangan anggota tubuh
- Rasa tertekan atau tertindih di dada yang menyebar ke rahang, leher, dan punggung
- Mual, muntah, dan gangguan pencernaan
- Berkeringat dingin
Kriteria orang yang rentan mengalaminya
“Perlu diingat ketika sindrom metabolik itu belum sakit tetapi pre (pradiabetes atau penyakit lain), jadi belum sakit,” ujar Aldis. Aldis menuturkan, seseorang yang berisiko terkena sindrom metabolik umumnya memiliki ciri tiga dari lima kriteria berikut ini:
- Lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada perempuan
- Kadar HDL atau ‘kolesterol baik’ dalam darah kurang dari 50 mg/dL
- Angka trigliserida lebih dari 150 mg/dL
- Tekanan darah terus berada di angka 140/90 mmHg atau lebih
- Kadar gula darah puasa 100 mg/dL atau lebih tinggi
Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami salah satu gejala di atas atau termasuk berisiko mengalami sindrom ini. Dokter akan menyarankan untuk mengunjungi ahli tertentu terkait penyakit yang mungkin disebabkan sindrom ini, misalnya spesialis diabetes, ahli endokrinologi atau ahli kardiologi.
Risiko gejala sindrom metabolik apabila tidak diobati
Parents, perlu diketahui sindrom metabolik yang tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius seperti penyakit jantung dan diabetes. Di samping itu, ada beberapa kondisi medis yang bisa ditimbulkan antara lain:
- Fatty liver, yaitu penumpukan lemak pada hati yang dapat memicu peradangan hati atau sirosis;
- Mikroalbuminuria atau peningkatan kadar protein dalam urine yang merupakan indikasi masalah ginjal;
- Obstructive sleep apnea, gangguan pernapasan saat tidur yang ditandai dengan kesulitan bernapas akibat penyempitan saluran napas saat tidur;
- Sindrom ovarium polikistik atau PCOS;
- Risiko demensia meningkat seiring bertambahnya usia;
- Penurunan fungsi kognitif (proses berpikir) pada orang yang telah berusia lanjut
Pencegahan sindrom metabolik
“Cara pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menjalani pola hidup sehat. Lakukan perlahan saja, tetapi konsisten. Jauhi pola makan yang kurang sehat misalnya makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebihan,” sambung Aldis. Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah sindrom ini menghampiri Anda:
- Rutin berolahraga. Aldis menganjurkan agar durasi olahraga berdampingan dengan intensitas waktunya. Misalnya, 30 menit kardio intensitas sedang lima kali seminggu (total 150 menit) atau 25 menit kardio intensitas tinggi tiga kali seminggu (total 75 menit). Konsultasikan dengan dokter bagi Anda yang jarang berolahraga perihal jenis olahraga yang tepat
- Konsumsilah makanan tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayuran
- Jauhi minuman yang mengandung alkohol
- Hentikan kebiasaan yang kurang sehat seperti merokok
- Kelola stres dengan baik
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga :
Anak sering mengeluh nyeri otot, waspadai penyakit fibromyalgia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.