Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun yang sebaiknya diwaspadai oleh setiap orang, khususnya kaum perempuan. Oleh karena itu, penting bagi siapa pun mengetahui apa saja gejala lupus. Jangan sampai diabaikan karena penyakit ini membutuhkan penanganan cepat dan tepat karena bisa membahayakan jiwa.
Adalah Selena Gomez, penyanyi cantik yang masih berusia cukup muda ini dikabarkan masih terus menjalani pengobatan akibat lupus yang dideritanya. Beberapa waktu lalu ia bahkan memutuskan untuk berhenti berkarier karena perlu fokus pada proses pengobatan kondisinya tersebut.
Berkaca pada pengalaman, pelantun ‘Lose You To Love Me’ itu tentu bisa mengingatkan kita semua penting untuk memiliki informasi dan mewaspadai gejala lupus, termasuk hal apa saja yang bisa menjadi penyebabnya.
Apa itu penyakit lupus?
Sama seperti penyakit autoimun lainnya, penyakit lupus terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ di tubuh sendiri. Dalam hal ini, lupus termasuk autoimun sistemis yang bisa memengaruhi sistem tubuh mulai dari kulit, persendian, ginjal, sel darah, paru-paru, jantung, hingga otak.
Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang sudah beranjak dewasa, maupun anak-anak yang sejak lahir memiliki kecenderungan khusus untuk mengalaminya. Hingga kini belum benar-benar ada obat yang bisa mengobatinya, tetapi beberapa jenis perawatan yang disarankan bisa membantu untuk mengendalikannya.
Artikel Terkait : Pergelangan tangannya sakit hingga ke tulang, Kim Kardashian postitif lupus
Gejala lupus
Lupus seringkali sulit terdeteksi secara kasat mata, namun penyakit satu ini biasanya memiliki gejala khas. Pada banyak kasus, lupus ditandai dengan adanya ruam pada wajah yang mirip dengan sayap kupu-kupu yang berada di pipi dan hidung. walau menjadi tanda yang umum, tanda ini tidak semuanya terjadi pada penderita.
Gejala yang ditimbulkan pun bisa beragam dari segi waktu dan keparahan. Ada yang mengalami gejala secara perlahan, ada juga yang muncul secara cepat. Kondisi tersebut pun bisa berlangsung sementara maupun permanen, bisa ringan maupun berat.
Tanda yang dialami pun bisa beragam, sesuai dengan kondisi imunitas tubuh seseorang serta bagian tubuh yang terpengaruh. Beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai, antara lain:
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri sendi, kekakuan dan pembengkakan
- Ruam berbentuk kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan jembatan hidung, atau ruam di tempat lain pada tubuh
- Lesi kulit yang muncul atau memburuk dengan paparan sinar matahari (fotosensitifitas)
- Jari dan jari kaki yang berubah menjadi putih atau biru ketika terpapar dingin atau selama periode yang penuh tekanan (fenomena Raynaud)
- Sesak napas
- Sakit dada
- Mata kering
- Sakit kepala, kebingungan
- kehilangan ingatan
Gejala yang terjadi pada penderita bisa berbeda-beda, Parents. Namun pada banyak kasus, lupus ditandai juga dengan terjadinya episode yang bisa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terkadang kondisi ini bisa memburuk untuk sementara, lalu membaik, terkadang juga gejalanya hilang.
Artikel Terkait :Menderita Lupus saat hamil, apa risikonya bagi ibu dan janin?
Siapa yang paling berisiko?
Penyakit autoimun ini bisa terjadi pada siapa pun, namun memang ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih berkemungkinan besar mengalaminya. Beberapa faktor risiko tersebut, antara lain:
- Perempuan diketahui lebih mungkin dan sering mengalami lupus dibandingkan laki-laki.
- Faktor usia memegang peranan penting, seseorang yang berusia sekitar 15-45 tahun lebih mungkin mengalaminya dibandingkan seseorang yang lebih muda atau lebih tua.
- Ras Asia-Amerika dan Afrika-Amerika lebih memiliki kecenderungan dibandingkan ras lainnya.
Belum ada penyebab pasti dari penyakit lupus ini, namun para ahli percaya bahwa ada beberapa faktor eksternal yang bisa memicu seseorang mengalami kondisi ini.
- Paparan sinar matahari yang berlebihan bisa memicu respon tubuh mengalami lupus, khususnya bagi seseorang yang rentan dan memiliki faktor risiko.
- Bagi mereka yang rentan infeksi pada organ tubuh, bisa menjadi pemicu munculnya atau kambuhnya lupus.
- Beberapa jenis obat ternyata bisa menjadi salah satu pemicunya, khususnya obat kencing darah, obat kejang, dan antibiotik.
Penanganan
Butuh penanganan intensif secara berkala saat seseorang menderita lupus. Penanganan yang dilakukan harus bersifat sinergi dari segi medis dan pola hidup atau kebiasaan sehari-hari.
Untuk mengatasi kondisi ini secara medis, dokter biasanya akan memberikan berbagai resep obat untuk dikonsumsi secara rutin.
Selain pemberian obat, ada beberapa kebiasaan yang sebaiknya dibiasakan bagi penderita, di antaranya:
- Lakukan berbagai kebiasaan gaya hidup sehat mulai dari memerhatikan asupan makanan bergizi seimbang, aktivitas fisik yang cukup, serta istirahat teratur.
- Selalu gunakan tabir surya saat hendak keluar rumah.
- Tidak merokok atau mengonsumsi alkohol.
- Cobalah melakukan vaksin influenza dan pneumonia untuk melindungi tubuh dari infeksi.
Nah Parents, bila mengalami berbagai gejala di atas sebaiknya segera konsultasikan pada dokter, ya. Penanganan yang cepat dan tepat bisa membantu kualitas hidup penderita lupus menjadi lebih baik.
Sumber : Mayo Clinic, WebMD
Baca Juga :
Menderita lupus saat hamil, lakukan ini Bun agar janin tetap sehat