Kanker vulva adalah jenis kanker yang relatif langka, yang tumbuh pada alat kelamin luar wanita. Meskipun langka, gejala kanker vulva tidak boleh diabaikan.
Perlu diketahui, vulva adalah area kulit yang mengelilingi uretra (saluran kemih) dan vagina, termasuk klitoris dan labia. Vulva sendiri terdiri dari bibir dalam dan luar vagina, klitoris, lubang vagina, dan kelenjar di dekat lubang vagina.
Sebagian besar, kanker muncul pada bagian bibir vagina bagian luar dan di Indonesia setidaknya ada kurang dari 15 ribu kasus per tahun.
Artikel terkait: Cegah kanker serviks, ini alasan mengapa vaksin HPV wajib diberikan anak usia sekolah
Gejala kanker vulva yang wajib diwaspadai!
Kanker vulva muncul dalam bentuk benjolan atau luka di area vulva. Biasanya lebih sering menyerang wanita yang lebih tua, umumnya yang telah mengalami menopause.
Kanker ini juga bisa menyebabkan gatal-gatal yang sangat mengganggu di area vulva, iritasi, bahkan sampai pendarahan. Berikut ini gejala kanker vulva yang perlu Anda waspadai.
- Pertumbuhan mirip kutil
- Pendarahan vagina yang abnormal atau nyeri tekan
- Nyeri dan terbakar
- Sakit saat berhubungan seksual
- Gatal berkepanjangan yang menetap di area vulva
- Keras dan lebih peka
- Perubahan warna gelap pada kasus kanker melanoma
- Kulit menebal
Artikel terkait: Catat! 5 Kebiasaan ini dapat mencegah kanker serviks
Penyebab kanker vulva
Menurut Mayo Clinic, tidak diketahui apa yang menyebabkan kanker vulva. Secara umum, kanker dimulai ketika sel mengembangkan mutasi pada DNA-nya.
Mutasi ini memungkinkan sel untuk tumbuh dan membelah dengan cepat. Sel dan keturunannya terus hidup ketika sel-sel normal lainnya akan mati.
Sel-sel yang terakumulasi membentuk tumor yang mungkin bersifat kanker, menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jenis kanker vulva
Dengan memeriksa jenis kanker vulva, dokter akan lebih mudah melakukan perawatan dan memastikan pengobatan yang paling efektif. Berikut 2 macam kanker vulva yang paling umum, meliputi:
- Karsinoma sel skuamosa vulva: Kanker ini dimulai pada sel-sel tipis dan rata yang melapisi permukaan vulva. Sebagian besar kanker vulva adalah karsinoma sel skuamosa.
- Vulvar melanoma: Kanker ini dimulai pada sel-sel penghasil pigmen yang ditemukan di kulit vulva.
Faktor risiko kanker vulva
Meskipun penyebab pasti kanker vulva tidak diketahui, faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko penyakit Anda, termasuk:
1. Bertambahnya usia
Risiko kanker vulva meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun dapat terjadi pada usia berapa pun. Usia rata-rata saat diagnosis adalah 65.
Terkena human papillomavirus (HPV). HPV adalah infeksi menular seksual yang meningkatkan risiko beberapa kanker, termasuk kanker vulva dan kanker serviks.
Banyak anak muda, orang yang aktif secara seksual terpapar HPV, tetapi untuk sebagian besar infeksi itu hilang dengan sendirinya. Bagi sebagian orang, infeksi menyebabkan perubahan sel dan meningkatkan risiko kanker pada akhirnya.
2. Merokok
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko kanker vulva.
3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Orang yang menggunakan obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh (seperti mereka yang pernah menjalani transplantasi organ) dan mereka yang memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh (seperti human immunodeficiency virus atau HIV), memiliki peningkatan risiko kanker vulva.
4. Memiliki riwayat kondisi pra-kanker pada vulva
Neoplasia intraepitelial vulva adalah kondisi prakanker yang meningkatkan risiko kanker vulva. Sebagian besar kasus neoplasia intraepitel vulva tidak akan pernah berkembang menjadi kanker, tetapi sejumlah kecil terus menjadi kanker vulva invasif.
Untuk alasan ini, dokter dapat merekomendasikan perawatan untuk menghilangkan area sel-sel abnormal dan pemeriksaan tindak lanjut berkala.
5. Memiliki kondisi kulit yang melibatkan vulva
Lichen sclerosus, yang menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal, meningkatkan risiko kanker vulva.
Mecegah kanker vulvar
Langkah-langkah yang dapat mengurangi risiko mengembangkan kanker vulva meliputi:
- melakukan seks yang aman
- melakukan tes pap smear serviks yang dijadwalkan
- vaksinasi HPV
- tidak merokok
Tidak ada skrining standar untuk kanker vulva, tetapi wanita harus melakukan pemeriksaan seperti yang direkomendasikan oleh dokter, dan waspada terhadap perubahan pada tubuh mereka.