Saat ini, penyakit kanker terus berkembang. Jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk kanker ovarium, salah satu jenis kanker yang perlu diwaspadai kaum hawa.
Melihat faktanya, lebih dari 20.000 wanita didiagnosis dengan kanker ovarium setiap tahun. Namun sayangnya, gejala kanker ovarium ini seringkali diabaikan para wanita.
Kanker ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang muncul pada jaringan di indung telur. Kanker ini seringkali tidak terdeteksi hingga menyebar di dalam panggul dan perut. Umumnya kanker ini terjadi pada wanita pascamenopause.
Saat ini, kanker ovarium merupakan penyebab paling umum kelima kematian terkait kanker di antara perempuan di Amerika Serikat. American Cancer Society (ACS), memperkirakan bahwa pada tahun 2019, sekitar 22.530 orang dapat menerima diagnosis kanker ovarium. Sekitar 13.980 orang kemungkinan akan meninggal karena kondisi ini.
Penyebab pasti kanker ovarium masih tidak diketahui secara jelas. Namun para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor risiko, seperti:
a. Riwayat keluarga
Memiliki kerabat dekat dengan riwayat kanker ovarium atau payudara meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan kanker ovarium.
Skrining genetik yang sedang berlangsung untuk mutasi pada gen BRCA dapat membantu menentukan apakah seseorang memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker ovarium dan payudara.
b. Usia
Sekitar 50% kasus kanker ovarium terjadi setelah usia 63 tahun.
c. Sejarah reproduksi
Memiliki satu atau lebih kehamilan jangka penuh dikaitkan dengan risiko kanker ovarium yang lebih rendah. Semakin banyak kehamilan yang dimiliki seorang wanita, semakin rendah risikonya. Menyusui juga dapat menurunkan risiko.
Namun, memiliki anak di kemudian hari (setelah usia 35) atau tidak pernah memiliki anak dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi.
Orang yang menggunakan beberapa jenis perawatan kesuburan mungkin memiliki peluang lebih tinggi untuk mengembangkan sel-sel garis batas, tetapi tidak semua penelitian mengkonfirmasi hal ini.
Wanita yang menggunakan pil KB atau hormon kontrasepsi suntik juga tampaknya memiliki risiko lebih rendah mengalami jenis kanker ini.
Artikel terkait: Kisah bocah 15 bulan yang mengalami kanker ovarium, ini curahan hati sang ibu
Gejala kanker ovarium sering tidak terdeteksi
Gejala kanker ovarium seringkali tak terdeteksi karena diagnosis yang keliru. Mereka seringkali dianggap sebagai sekadar tanda pra-menstruasi atau efek terlalu banyak mengonsumsi makanan asin.
Namun badan Amal Inggris yang disebut YouGov membantu mengubah pandangan tersebut dengan menekankan tentang pentingnya mendeteksi gejala ini dengan serius. Dari semua gejala awal kanker ovarium pada wanita yang timbul, sensasi kembung seringkali diabaikan.
Menurut survei yang dilakukan baru-baru ini, para peneliti dari YouGov menemukan bahwa hanya 3 dari 10 wanita yang mengalami kembung terus-menerus, yang memeriksakan dirinya ke tim medis.
Dari 1.142 wanita yang disurvei, hanya 392 orang yang mengatakan mereka akan melaporkannya pada dokter jika mereka mengalami kembung secara teratur. Tentu saja, mereka tidak menyadari bahwa ini adalah salah satu gejala utama kanker ovarium pada wanita.
Gejala ini sudah semestinya menjadi perhatian, karena kanker ovarium merupakan kanker paling umum ketujuh di seluruh dunia. Lebih mengkhawatirkan lagi, kanker ovarium sering terdeteksi ketika sudah dalam tahap lanjut, membuat proses pengobatan jauh lebih sulit.
Satu hal yang penting dicatat adalah bahwa kembung yang terkait dengan kanker ovarium biasanya bersifat persisten dan terus berlanjut.
Gejala awal kanker ovarium pada wanita juga termasuk
– Mudah merasa kenyang segera saat makan,
– Sulit untuk makan,
– Sering ingin buang air kecil,
– Sakit atau rasa tidak nyaman di bagian perut dan panggul.
Gejala-gejala tersebut tidak hanya datang dan pergi, tetapi juga bisa terjadi tiba-tiba. Jadi jika sensasi kembung berlangsung selama lebih dari dua minggu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Gejala kanker ovarium lainnya yang harus diperhatikan
– Nyeri punggung bawah, yang akhirnya semakin parah,
– Nyeri saat berhubungan seks,
– Gangguan pencernaan,
– Sembelit,
– Penambahan berat badan drastis,
– Penurunan berat badan drastis,
– Cepat kelelahan,
– Jerawat,
– Perubahan siklus menstruasi,
– Pendarahan pada vagina.
***
Jadi, waspada dan jangan sepelekan jika Anda mengalami seperti tanda-tanda di atas ya, Bun!
Dilansir dari artikel dari Bianchi Mendoza di theAsianparent Singapura
Baca juga
Mitos-fakta 8 hal penyebab kanker, Parents harus tahu kebenarannya