Berkisah Soal Pubertas Anak, Ini 5 Pelajaran Penting untuk Orang Tua dari Film Turning Red 

Seperti apakah sinopsis film Turning Red dan nilai-nilai apa saja yang bisa orang tua ambil usai menonton film ini? Yuk, simak ulasannya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Disney Hotstar baru saja merilis film animasi terbaru berjudul Turning Red pada Jumat (11/03/2022). Film Turning Red yang disutradarai oleh Domee Shi ini seakan mengajak penonton, khususnya orang tua, untuk memahami masa-masa remaja yang tengah dialami anak mereka.

Selain itu, banyak juga reviewer film anak yang menyebut bahwa ada sejumlah pelajaran berharga yang bisa dipetik dari orang tua saat menghadapi masa puber anak perempuannya dari film ini.

Lantas, seperti apakah sinopsis film Turning Red? Nilai-nilai apa saja yang bisa orang tua ambil usai menonton film tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Parents

Artikel Terkait: Menghadapi Anak Remaja, Ersa Mayori: “Aku Sedang Mempersiapkan Hati”

Sinopsis Film Turning Red

Dalam film ini, dikisahkan ada seorang anak perempuan bernama Meilin 'Mei' Lee sebagai tokoh utama. Digambarkan, sosok Mei ini adalah anak perempuan yang bebas, punya grup teman perempuan, ceria, dan penggemar boyband

Sebagai orang tua, sang bunda, Ming Lee selalu mengawasi gerak gerik sang putri dengan harapan sang anak tumbuh dengan baik dan tak salah jalan.  Selayaknya anak perempuan remaja yang sedang mengalami pubertas, Mei pun jadi sering marah-marah dan tak jarang amarahnya ini terlalu meluap-luap saat menghadapi berbagai situasi di sekitarnya. 

Namun, dalam perjalannya menghadapi masa-masa pubertas, Mei mengalami kondisi yang membuatnya tiba-tiba menjelma menjadi panda merah raksasa saat tidak dapat mengendalikan emosi. Hingga akhirnya, hal tersebut menimbulkan banyak konflik antara Mei dengan situasi juga orang-orang di sekitarnya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keberadaan teman-teman Mei yang selalu mendukung satu sama lain seakan jadi bumbu manis yang mengingatkan kita akan masa-masa ketika hanya temanlah yang paling memahami. 

Film Turning Red secara umum mengisahkan permasalahan klasik antara pergulatan emosi remaja dan orang tua yang dapat dinikmati dengan baik dan menyenangkan. Bahkan sang sutradara pun membuat film ini dengan sangat apik dan berhati-hati agar tidak terkesan menghakimi salah satu karakter di dalam film tersebut.

Artikel Terkait: 20 Film Keluarga Netflix untuk Ditonton di Akhir Pekan, Yuk Ajak Si Kecil

Nilai-nilai Penting untuk Orang Tua dari Film Turning Red 

1. Menjaga Tradisi

Ada sebuah adegan di film Turning Red yang menggambarkan ibu Mei yakni Ming mengundang sahabat-sahabat Mei untuk makan malam bersama. Mereka lantas menyantap masakan khas China. Walaupun sahabat-sahabat Mei bukan berasal dari China atau keturunan China, tapi mereka terlihat antusias dengan masakan yang dihidangkan ibu Mei. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, sama halnya di Indonesia, ada ragam suku dan budaya. Tak sedikit keluarga yang merantau ke pulau lain untuk bekerja dan mencari penghasilan. Tak ada salahnya untuk tetap memegang tradisi yang dimiliki atau dibawa sejak lahir meskipun sedang tinggal di kota lain.

Misalnya, dengan menghidangkan masakan tradisional dari daerah asal saat ada acara-acara tertentu. Ini sebagai bukti bahwa Parents bangga dengan tradisi yang dimiliki sekaligus mengenalkan budaya ke anak-anak remaja masa kini. 

2. Film Turning Red Mengajarkan Menstruasi Bukanlah Hal yang Tabu 

Dalam film tersebut, sang sutradara berhasil menjembatani antara permasalahan pubertas yang sedang dialami Mei termasuk perubahan hormon karena menstruasi dengan budaya Asia yang dirasa masih tabu untuk membicarakan hal tersebut.

Oleh sebab itu, konflik antara Mei dan sang bunda, emosi, dan perubahan fisik dalam hidup Mei jadi hal utama dibahas dalam film tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa sutradara Shi seakan ingin melampaui film-film Disney yang selama ini beredar di masyarakat yang mana tidak terlalu menonjolkan emosi perempuan sebagai karakter utama. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, film ini secara tak langsung juga mengajarkan bagaimana orang tua harus bersikap saat menghadapi anak perempuannya yang sedang mengalami pubertas seperti perubahan hormon dan menstruasi. 

3. Mengomentari Fisik Bukanlah Kebiasaan yang Baik 

Dalam beberapa adegan film, nenek dan bibi Mei kerap menyampaikan perubahan fisik Mei secara terang-terangan. Misalnya, ketika bibi Mei mengatakan bahwa Mei bertambah gemuk, Mei kurusan, Mei mirip ibunya, atau Mei mirip ayahnya.

Sebagian orang menganggap bahwa mengomentari fisik seorang anak remaja ketika pertemuan keluarga adalah hal yang lumrah dan wajar. Padahal, hal tersebut membuat anak tidak percaya diri bahkan menghindari pertemuan keluarga besar karena takut dikomentari tentang fisiknya. 

Mei, meskipun tercengang, tampaknya tidak terpengaruh oleh komentar ini karena sudah memiliki kepercayaan diri yang baik. Mei mengajarkan para remaja untuk merangkul kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya sendiri, mandiri, dan kreatif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Baru 6 tahun, anak Samuel Rizal diajak nonton film remaja, ini alasannya!

4. Cinta Orang Tua Akan Berkembang Seiring Waktu 

Turning Red, seperti Bao, mengingatkan orang tua bahwa tidak apa-apa bagi anak-anak untuk mencari jarak dan menjalin ikatan yang lebih dekat dengan teman saat mereka tumbuh dewasa. Ini menegaskan kembali bahwa cinta antara orang tua dan anak akan berkembang melewati masa remaja. 

5. Adil untuk Orang Tua Belum Tentu Adil untuk Anak 

Ming, ibu Mei, awalnya berjuang untuk menerima perubahan putrinya, tetapi suaminya Jin, mengatakan, "Masa remaja itu berantakan. Menumpahkan emosi kita, minat kita, tidak baik untuk budaya keluarga kita". 

Film Turning Red pada akhirnya adalah tentang memutus siklus keluarga yang menyebabkan bahaya.

"Aku tidak bisa mengecewakan keluargaku, ibuku... Semua harapan dan mimpinya semuanya diberikan kepadaku," kata Mei.

Namun tentu saja tidak adil bagi seorang anak untuk membawa semua harapan dan impian orang tuanya, sedangkan ia memiliki impiannya sendiri. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tumbuh dewasa berarti melampaui harapan keluarga kita terhadap kita dan ini bisa menyakitkan. Namun, lagi-lagi sutradara Shi menangkap momen 'rasa sakit saat tumbuh dewasa' ini dengan baik sehingga tetap menyenangkan dan memberikan nilai-nilai baik saat ditonton oleh anak dan orang tua. 

Nah, itulah sinopsis dan pembelajaran yang dapat diambil dari film Turning Red. Wah... pastinya penasaran ya bagaimana petualangan Mei dalam menghadapi masa-masa puber yang tak mudah? Kalau Parents sedang butuh tontonan menyenangkan bersama si kecil, tak ada salahnya menyaksikan film satu ini di Disney+ Hotstar, ya!

***

How 'Turning Red' Presents Chinese Culture Liberated Me in a Way I Didn't Know I Needed

www.parents.com/news/disney-pixars-turning-red-tackles-universal-themes-of-puberty-friendship-and-body-image/

What Turning Red means to me as an AAPI parent

ew.com/movies/what-turning-red-means-aapi-parents/

Baca Juga:

id.theasianparent.com/kisah-nyata-orangtua-memaksa-balita-nonton-bioskop-21

id.theasianparent.com/bintang-film-harry-potter

id.theasianparent.com/film-netflix-terpopuler-2021

Penulis

lolita