Menyambut perayaan International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional, ada banyak kegiatan seru yang bisa dilakukan untuk menambah pengetahuan tentang feminisme dan kesetaraan gender. Salah satunya adalah menonton film tentang perjuangan perempuan.
Melalui film-film ini, nantinya pemahaman Anda tentang feminisme pun semakin bertambah dan lebih terbuka untuk menciptakan hak dan kewajiban yang sama dalam bermasyarakat.
Tanpa berlama-lama, berikut akan kami rangkumkan beberapa rekomendasi film yang menceritakan perjuangan perempuan. Cocok ditonton bersama keluarga di rumah.
Film tentang Perjuangan Perempuan
1. 3 Srikandi (2016)
Film tentang perjuangan perempuan pertama adalah ‘3 Srikandi’. Film yang tayang pada tahun 2016 ini diperankan oleh tiga karakter utama perempuan yakni Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies Handayani (Chelsea Islan), dan Kusuma Wardhani (Tara Basro).
3 Srikandi diangkat dari kisah nyata tiga atlet panah perempuan Indonesia yang berhasil meraih medali Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul, Korea Selatan. Diceritakan bagaimana ketiganya memiliki konflik yang sampai mengancam nasib mereka untuk berangkat maju ke Olimpiade.
Setelah meyakinkan Donalds Pandiangan yang diperankan oleh Reza Rahadian, ketiganya pun akhirnya dilatih dengan penuh disiplin dan militan. Perjuangan keras mereka selama latihan kemudian membuahkan hasil karena ketiganya berhasil menyabet medali Olimpiade pertama untuk Indonesia
2. Athirah (2016)
Selanjutnya ada ‘Athirah’ yang menceritakan tentang kehidupan Hj. Athirah Kalla, ibunda Jusuf Kalla yang diadaptasi dari novel milik Alberthiene Endah . Film yang tayang pada tahun 2016 ini diperankan oleh Cut Mini Theo sebagai Athirah.
Ia diperankan sebagai sosok perempuan yang harus melawan pergolakan batin ketika suaminya, Puang Aji (Arman Dewarti) hendak menikahi perempuan lain. Film ini berlatar tahun 50-an di Sulawesi Selatan.
Di mana pada tahun itu, poligami merupakan hal yang sudah biasa terjadi dan membuat para perempuan harus merelakan suami mereka untuk menikah kembali.
Dalam film ini juga diceritakan bagaimana kisah Ucu atau Jusuf Kalla sebagai anak laki-laki tertua harus memilih antara dua pilihan, yakni memihak pada sang Bunda yang begitu baik padanya, atau sang Ayah yang begitu ia kagumi.
3. Hidden Figures (2016)
Di tahun 2016 juga ada sebuah film lainnya yang menggambarkan kisah perjuangan perempuan, yakni ‘Hidden Figures’. Film ini merupakan cerita tentang perjuangan tiga perempuan Afrika-Amerika yang bergerak melawan diskriminasi di Amerika Serikat.
Ketiga perempuan tersebut sebagai staf di Badan Antariksa dan Aeronautika Nasional Amerika Serikat (NASA). Mereka adalah Mary Jackson (Janelle Monáe), Dorothy Vaughan (Octavia Spencer), dan Katherine Goble (Taraji P. Henson).
Dalam film tersebut, diceritakan bahwa saat itu Amerika Serikat masih bersinggungan dengan Uni Soviet, terlebih pada bidang aeronautika. Itulah yang menjadi hal terberat mereka dalam melawan diskriminasi tersebut.
Kendati ketiganya sempat diremehkan, namun mereka berhasil membuktikan kemampuannya dalam menjalankan operasi penting untuk Amerika Serikat.
Baca juga: Kualitas Film Mantap! 14 Aplikasi Nonton Film Streaming Terbaik dan Legal di Indonesia
4. Kartini (2017)
Sesuai dengan judulnya, film karya sutradara Hanung Bramantyo ini menceritakan kisah tokoh pahlawan nasional terkenal yaitu, Raden Ajeng (R.A) Kartini.
Sebagai perempuan, Kartini memiliki perjuangan berharga untuk para perempuan Indonesia. Ia berjuang melalui dunia pendidikan yang kala itu masih sangat terbatas untuk kaum perempuan.
Dikenal akan kecerdasan, semangat tinggi, dan peduli terhadap lingkungan sekitar, Kartini yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo merasa terusik melihat ibunya yang tidak memiliki darah ningrat dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga di rumahnya.
Melihat hal itu, ia bersama kedua adiknya yakni Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita), berjuang menyuarakan hak dan kewajiban bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan.
Ketiganya dengan penuh semangat mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan perempuan yang ingin mengenyam pendidikan. Selain itu, ketiganya juga berharap bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat di daerah tempat tinggal mereka, yakni di Jepara.
5. Kim Ji Young: Born 1982 (2019)
Bagi Anda yang pernah membaca novel legendaris Korea berjudul ‘Kim Ji Young: Born 1982’ tentu sudah tak asing pula bahwa novel tersebut diangkat ke dalam sebuah film layar lebar.
Sesuai dengan ceritanya, film tentang perjuangan perempuan ini mengisahkan silsilah keluarga Korea Selatan yang menganut budaya patriarki. Dikisahkan bahwa Ji Young dari kecil selalu diperlakukan berbeda oleh keluarganya yang sangat mengharapkan kehadiran anak laki-laki.
Tak hanya di rumah, Ji Young yang mulai dewasa dan bekerja pun merasa adanya diskriminasi perempuan di tempatnya bekerja. Ia pun kemudian berhenti dari pekerjaannya dan memutuskan menikah dengan Jung Dae-Hyeon (Gong Yoo).
Namun tak semudah yang dibayangkan, menjadi ibu rumah tangga justru membuat Ji Young merasa tertekan dengan nasibnya sebagai seorang perempuan.
Film ini akan mengajak Anda melihat situasi para perempuan hingga menjadi seorang ibu rumah tangga yang kerap diremehkan, namun penuh pengorbanan demi keluarganya.
Baca juga: Disutradarai oleh Perempuan, 6 Film Netflix Ini Sukses Meraih Banyak Penghargaan
6. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Film selanjutnya adalah ’Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak’. Film yang tayang di layar kaca Indonesia pada 2017 silam ini menceritakan perjuangan seorang perempuan dalam memperoleh keadilan.
Diperankan oleh Marsha Timothy, Marlina dikisahkan sebagai seorang janda yang tinggal seorang diri di puncak perbukitan sabana, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Suatu ketika, rumahnya dikejutkan dengan kehadiran segerombolan perampok yang hendak mengambil harta dan juga kehormatannya.
Sebagai bentuk perlawanan untuk meraih keadilan atas perlakuan tersebut, Marlina nekat memenggal kepala ketua perampok tersebut dan menyerahkannya kepada pihak kepolisian.
Sesuai judulnya yakni pembunuh dalam empat babak, kisah Marlina ini disajikan dalam empat babak yakni perampokan, perjalanan, pengakuan dosa, dan kelahiran.
7. Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014)
Film tentang perjuangan perempuan lainnya adalah ‘Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar’. Diangkat dari buku biografi yang menceritakan tentang seorang motivator perempuan terkenal di Indonesia, yakni Merry Riana.
Merry Riana dalam film ini diperankan oleh Chelsea Islan yang memerankan perempuan keturunan Tionghoa. Dalam ceritanya, Merry dan keluarganya menjadi korban dari kerusuhan dan krisis moneter pada tahun 1998 silam.
Karena kerusuhan yang terjadi kala itu, orangtuanya pun hanya bisa memberi satu tiket pesawat yang digunakan untuk Merry mengungsi seorang diri. Di Singapura, Merry mencoba bertahan hidup dengan uang seadanya yang ia miliki.
Dalam film ini, Anda akan disuguhkan bagaimana perjuangan seorang perempuan yang harus hidup di negara asing seorang diri. Merry pun melakukan sejumlah pekerjaan serabutan dan mengikuti program dana pinjaman untuk biaya melanjutkan kuliah dan menjadi seorang motivator seperti saat ini.
Baca juga: Tetap di Rumah Aja Tanpa Bosan, Ini 15 Film Keluarga Terbaik yang Menguras Air Mata
8. Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Film berikut ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Berlatar sekolah pesantren di Jawa Timur, film ini mengisahkan praktik tradisi konservatif terhadap perempuan.
Menceritakan sosok perempuan cerdas, berani dan berpendirian kuat bernama Annisa (Revalina S. Temat), ia besar dari sang Ayah yang merupakan seorang Kyai di lingkungan pesantren yang masih menganut paham bahwa perempuan harus tunduk pada laki-laki.
Suatu ketika, ia diterima untuk meneruskan pendidikan di Yogyakarta. Namun sayangnya, sang Ayah justru melarang karena bisa menimbulkan fitnah bagi perempuan yang belum menikah pergi jauh dari orang tuanya.
Meski sempat mengajukan protes, ia justru dinikahkan sang Ayah dengan seorang lelaki bernama Samsudin (Reza Rahadian). Siapa sangka justru suaminya itu adalah orang yang kasar dan memadunya dengan perempuan lain bernama Kalsum (Francine Roosenda).
Sebagai perempuan berpendirian kuat dan berani, Annisa pun berjuang menjadi perempuan muslimah yang bisa membela hak-hak perempuan muslim yang bernasib sama sepertinya.
9. Sokola Rimba (2013)
Film ‘Sokola Rimba’ merupakan karya dari sutradara Riri Riza yang diangkat dari buku berjudul sama. Film ini mengisahkan kisah nyata dari seorang aktivis perempuan bernama Butet Manurung yang diperankan oleh Prisia Nasution.
Berkat tekadnya untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya orang Rimba, ia pun berjuang mengajarkan baca, tulis, dan berhitung kepada masyarakat Suku Anak Dalam atau orang Rimba.
Usahanya memberikan pendidikan kepada anak-anak setempat justru mendapat banyak rintangan. Salah satunya adalah sempat ditentangnya dari masyarakat setempat.
Suatu ketika, Butet jatuh sakit dan berhasil dibantu oleh seorang anak bernama Nyungsang Bungo. Berkat pertolongan yang diberikan tersebut, ia pun semakin berusaha keras untuk terus mengajar dan memberikan pendidikan yang layar kepada anak-anak di sana.
10. Suffragette (2015)
Film ‘Suffragette’ menceritakan tentang perjuangan pergerakan perempuan Inggris di abad ke-20. Adapun pergerakan yang dilakukan bermaksud untuk menuntut kesetaraan perempuan di Inggris.
Berfokus pada kisah seorang istri satu anak yakni Maud Watts (Carey Mulligan), ia merupakan pekerja di usaha binatu yang sering merasakan ketidakadilan. Salah satunya adalah adanya perbedaan pembagian upah dan waktu kerja antara pegawai perempuan dan lelaki.
Awalnya ia merasa hal tersebut adalah hal yang wajar terjadi. Sampai akhirnya, ia mulai berubah pikiran untuk mengikuti gerakan Suffragette setelah dirinya dekat dengan Violet Miller (Anne-Marie Duff).
Sama-sama bergabung dan berjuang melawan hak perempuan, rupanya bergabungnya Maud bersama Suffragette sempat ditentang oleh suaminya Sonny (Ben Whishaw). Kendati begitu, Maud tetap berpartisipasi untuk menuntut haknya sebagai seorang perempuan.
11. The Breadwinner (2017)
Film perempuan lainnya yang diangkat dari novel legendaris lainnya adalah ‘The Breadwinner’. Film ini merupakan karya penulis Deborah Ellis dengan judul yang sama. Di mana film animasi ini mengisahkan perjuangan Parvana yang diisi suaranya oleh Saara Chaudry, seorang gadis berusia 11 tahun di Kota Kabul, Afghanistan.
Dikisahkan dalam kota itu memiliki aturan yang begitu ketat bagi kaum perempuan. Di mana mereka tidak boleh berpergian seorang diri tanpa didampingi lelaki dewasa.
Meski awalnya peraturan tersebut bisa ia dan keluarga ikuti, namun keadaan berubah menjadi sulit ketika Ayah dari Parvana ditangkap oleh rezim Taliban. Ditangkapnya sang Ayah membuat Parvana beserta Bunda dan adiknya tidak bisa beraktivitas di luar karena aturan yang ada.
Sampai suatu hari, Parvana pun merelakan rambut panjangnya dan memotongnya menjadi pendek seperti seorang laki-laki. Hal ini dilakukannya guna bertahan hidup di tengah peraturan ketat yang ada di kota tinggalnya.
Itulah sederet rekomendasi film tentang perjuangan perempuan dalam bertahan hidup maupun menyuarakan hak-haknya sebagai seorang perempuan. Dari deretan film di atas, mana yang jadi film kesukaan Anda?
Baca juga:
6 Rekomendasi Bacaan Jisoo Blackpink, Ada Novel Romantis hingga Kisah Inspiratif!
8 Film Anak Tema Pendidikan untuk Bangun Semangat Raih Mimpi