Bunda, tahukah tentang fetal doppler? Ini merupakan alat ultrasound portable yang menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi detak jantung buah hati yang berada di dalam kandungan. Lantaran kemudahan dan bentuknya portable, alat ini lumayan digemari banyak pasangan suami istri yang sedang menghadapi proses kehamilan.
Alat ini memudahkan orangtua mendengar detak jantung janin kapan pun dan dimana pun. Dengan adanya fetal doppler, Parents merasa tidak perlu lagi menunggu jadwal konsultasi dengan dokter kandungan.
Akan tetapi, amankan penggunaan fetal doppler bagi kalangan awam?
Risiko Penggunaan Fetal Doppler tanpa Bantuan Tenaga Medis
Sekarang, fetal doppler bisa Parents dapatkan di berbagai marketplace belanja daring di Indonesia. Harganya berkisar 700 sampai satu juta rupiah tergantung dari merek dan spesifikasi mesinnya.
Meski demikian, sebelum memutuskan untuk menggunakan alat ini, ada beberapa risiko dalam penggunaannya yang perlu Parents ketahui.
Melansir dari situs Healthline Parenthood, pada 2014, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan, menyarankan agar tidak menggunakan alat ini. FDA mencatat bahwa menggunakannya terlalu banyak – tanpa pengawasan medis – dapat menimbulkan risiko bagi perkembangan bayi Anda. Satu-satunya waktu Bunda bisa menggunakan doppler yaitu ketika dilakukan oleh dokter atau ada arahan medis.
Selain itu, menurut United Kingdom’s National Health Service (NHS), menggunakan fetal doppler di rumah juga dapat berpotensi berbahaya. Sebab, bisa saja memberikan hasil yang ternyata salah.
Contohnya seperti yang terjadi pada tahun 2009, British Medical Journal Trusted Source mencatat kasus seorang ibu hamil berusia 38 minggu yang harus kehilangan janinnya akibat hasil pemantauan yang salah dari alat ini.
Dia memerhatikan bahwa bayinya kurang bergerak, tapi menemukan detak jantung melalui fetal doppler, jadi dia tidak mencari bantuan medis. Akhirnya, dia justru mengalami stillbirth. Mungkin saja dia mendeteksi detak jantungnya sendiri atau gerakan plasenta.
1. Kesalahan Penggunaan
Penggunaan alat ini untuk memantau denyut jantung buah hati sebenarnya cukup sulit untuk dilakukan kalangan awam. Ada kemungkinan bahwa Parents bisa saja tidak menemukan denyut jantung buah hati lalu merasa khawatir berlebihan.
Kemudian, ada juga kemungkinan yang sebaliknya, yakni Parents salah menentukan denyut jantung sendiri sebagai denyut dari buah hati. Sehingga, kesalahan diagnosis seperti ini justru membuat Parents merasa tenang kembali.
Padahal mungkin saja ada potensi yang buruk terkait buah hati yang tidak bergerak sejak beberapa hari.
Alat ini bekerja dengan mengeluarkan sinyal ultrasonik yang akan menangkap pergerakan apapun yang ada dalam tubuh. Seperti, denyut jantung Bunda, pergerakan aliran darah, gerakan usus, dan lain-lain.
Oleh karena itu, penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk menggunakan alat ini.
2. Risiko Panas
Meskipun banyak pihak yang menyatakan penggunaan fetal doppler aman untuk janin, tapi ada risiko panas dari alat tersebut jika digunakan dalam waktu yang lama dan berlebihan.
Ultrasound dari fetal doppler dapat membuat jaringan tubuh dan janin menjadi sedikit panas dalam pemakaian dengan jangka waktu yang lama. Apalagi, jika Parents belum pernah meminta bantuan pihak medis untuk mengajarkan cara menemukan denyut jantung buah hati dengan alat ini.
Artikel Terkait: 11 Hal yang bisa Bumil lakukan di aplikasi theAsianparent Indonesia!
Manfaat Penggunaan Fetal Doppler di Rumah
Setelah mengetahui risiko penggunannya, Parents juga perlu mengetahui berbagai manfaat yang bisa didapat. Berikut ini beberapa manfaat dari penggunaan alat ini di rumah.
1. Memonitor Kesehatan Janin
Dengan adanya fetal doppler, Parents bisa melakukan pengawasan kesehatan buah hati secara berkala di rumah. Jika ternyata ditemukan anomali pada detak jantung buah hati, Parents bisa segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.
2. Memonitor Kesehatan Ibu Hamil
Bisa digunakan untuk memeriksa denyut jantung ibu hamil. Dengan memantau kesehatan ibu hamil di rumah, perubahan denyut jantung bisa segera dikonsultasikan dengan pihak medis yang terpercaya.
Artikel Terkait: 5 Aplikasi bayi dan kehamilan yang wajib Bunda miliki
Cara Penggunaan Fetal Doppler
Penggunaan alat ini di rumah perlu pengawasan dari pihak medis dan dokter kandungan. Sebelum membelinya, Parents sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan dan mengikuti cara pakai yang benar sesuai petunjuk dari dokter.
Cara pakai fetal doppler sebenarnya cukup mudah. Pertama-tama, nyalakan alat tersebut, lalu oleskan gel pada probe sebelum melakukan monitoring denyut jantung buah hati pada punggung janin.
Jika denyutnya sudah ditemukan, Parents bisa membesarkan volume alat tersebut agar suaranya lebih jelas. Intensitas detak jantung buah hati yang Parents temukan bisa dilihat di layar fetal doppler.
Bagaimana Parents, cukup mudah kan cara pakainya?
Sebenarnya, kegiatan memantau kehadiran buah hati sudah cukup dilakukan dengan menghitung pergerakan janin. Parents bisa memulainya dengan mengamati kebiasaan gerak si kecil lalu mulai menghitungnya dari hari ke hari.
Jika pada suatu waktu Parents merasakan ada pengurangan gerakan janin yang signifikan selama beberapa hari, segera konsultasikan hal ini ke dokter kandungan.
Demikian informasi tentang penggunaan fetal doppler bagi ibu hamil. Bunda boleh saja menggunakan alat ini, asal dengan pengawasan dan mengikuti anjuran pakai dari pihak medis yang terpercaya.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Langkah Menghitung Gerakan Janin yang Tepat, Jangan Sampai Salah Bun!