Tahun ini akan terjadi fenomena gerhana matahari untuk pertama kalinya, yaitu tepatnya pada 30 April 2022. Salah satu fenomena antariksa yang paling banyak ditunggu ini tentu saja menarik perhatian banyak orang.
Nah, berikut ini adalah beberapa fakta mengenai fenomena gerhana matahari pertama pada 2022, yang dirangkum dari berbagai sumber.
Artikel terkait: Belajar Bersama Anak, Ini Proses Terjadinya Gerhana Matahari Berdasarkan Jenisnya
Fenomena Gerhana Matahari: Total atau Sebagian?
Pada dasarnya, gerhana matahari terjadi saat bumi, bulan, dan matahari berada di garis sejajar. Jadi, bulan akan menutupi matahari sehingga sinar matahari meredup dan keadaan bumi menjadi gelap walau di siang hari. Fenomena itu disebut dengan gerhana matahari total karena bayangan bulan yang menutupi matahari terjadi dengan sempurna.
Nah, untuk gerhana matahari pada 30 April 2022 nanti, ternyata gerhana yang terjadi adalah gerhana matahari sebagian. Mengapa? Karena bayangan bulan hanya mampu menutup sebagian matahari saja, bukan seluruhnya.
Menurut NASA, hanya sekitar 64% piringan matahari yang akan terhalang oleh bulan saat fenomena gerhana matahari nanti. Namun, jumlah tersebut bisa berbeda berdasarkan lokasi pengamatan gerhana nanti, ya.
Artikel terkait: 5 Foto Gerhana Bulan Super Blood Moon Tadi Malam, Indah dan Cantik!
Apakah Fenomena Gerhana Matahari Ini Bisa Dilihat di Indonesia?
Melihat langsung fenomena antariksa ini memang seru, ya. Namun, sayangnya kita di Indonesia tidak bisa menyaksikan langsung gerhana matahari sebagian pada 30 April 2022 nanti.
Melansir dari KOMPAS, profesor astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bapak Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa gerhana matahari sebagian ini hanya bisa diamati dari Amerika Selatan.
Hal ini disebabkan karena jalur gerhana matahari sebagian tersebut besar ada di wilayah-wilayah yang tidak berpenghuni. Dilansir dari republika.co.id, wilayah lintasan gerhana matahari mencakup bagian Antartika, ujung selatan Amerika Selatan, serta lautan Pasifik dan Atlantik. Bahkan, sebagian besar wilayah pengamatannya akan berada di atas air.
Tak Akan Ada Gerhana Matahari Total Tahun Ini
Ternyata, gerhana matahari sebagian pada 30 April 2022 bukan satu-satunya yang akan terjadi di tahun ini. NASA menyebut bahwa gerhana matahari sebagian lainnya akan terjadi pada 25 Oktober 2022.
Namun, sama seperti fenomena yang pertama, Indonesia lagi-lagi tidak bisa menyaksikan langsung gerhana matahari sebagian yang akan terjadi Oktober karena hanya dapat terlihat dari Eropa, Afrika Timur Laut, Timur Tengah, dan Asia Barat.
Masih menurut NASA, tahun ini tidak akan ada fenomena gerhana matahari total. Gerhana matahari total baru akan terjadi pada 20 April 2023, yang akan menjadi gerhana hibrida dengan fitur gerhana matahari total dan “cincin api”.
Indonesia Bisa Saksikan Gerhana Bulan Total Tahun Ini
Meski harus sedikit kecewa karena tidak bisa melihat langsung kedua gerhana matahari sebagian tahun ini, tetapi masih ada kabar gembira. Menurut Thomas, masyarakat Indonesia tahun ini bisa mengamati gerhana fenomena gerhana bulan total.
Fenomena yang terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi menutupi bulan, sehingga matahari, bumi, dan bulan berada di satu garis yang sama ini, akan terjadi pada 8 November 2022. Fase totalnya akan mulai pukul 17.16.39 WIB sampai 18.41.37 WIB.
Nantinya, gerhana bulan total ini bisa diamati oleh masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.
Artikel terkait: Penjelasan Lengkap Shalat Gerhana Bulan: Dalil, Hukum dan Tata Caranya
Anjuran Islam Saat Terjadi Gerhana Matahari atau Bulan
Menurut Islam, gerhana merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT di dunia. Saat fenomena antariksa ini terjadi, ada beberapa anjuran yang sebaiknya dilakukan umat muslim, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
1. Perbanyak Zikir, Istighfar, Takbir, Sedekah dan Bentuk Ibadah Lainnya
Dari Bukhari no. 1044 menuliskan:
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
2. Salat Gerhana, Lebih Baik Berjamaah
Dalam sebuah riwayat Shohih Fiqh Sunnah: 1/343, dikatakan bahwa Nabi mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia salat di situ saat terjadi gerhana. Hal itu sesuai dengan riwayat Fathul Bari: 4/10, yang berbunyi:
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi SAW adalah mengerjakan salat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu salat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.”
Meski dianjurkan berjamaah, tetapi salat gerhana ternyata boleh dilakukan seorang diri. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, salat gerhana secara jamaah bukanlah syarat. Seseorang yang sedang berada di rumah, boleh melaksanakan salat gerhana di rumah.
Menurut HR. Bukhari no. 1043, dituliskan: “Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka salatlah”
Dari hadist tersebut, terlihat bahwa Nabi tidak menyuruh umatnya untuk salat di masjid. Hal ini menunjukkan bahwa salat gerhana diperintahkan untuk dilakukan meskipun sendirian.
3. Berkhotbah Setelah Salat Gerhana
Jika salat gerhana dilakukan berjamaah, maka disunahkan untuk berkhotbah setelahnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Asy Syafi’i, Ishaq, dan banyak sahabat. Hal tersebut juga dijelaskan dalam HR. Bukhari, no. 1044.
Menurut Syarhul Mumthi’: 2/433, khotbah yang dilakukan cukup sekali sebagaimana salat Idul Fitri atau Idul Adham, bukan dua kali khotbah seperti salat Jumat.
Jadi, saat nanti terjadi fenomena gerhana matahari atau bulan di Indonesia, jangan lupa untuk melakukan beberapa amalan yang dianjurkan ini ya, Parents.
Baca juga:
Nikmati keindahan gerhana bulan total di lokasi berikut ini, jangan lupa ajak anak, Parents!