Tahukah Parents bahwa setiap anak akan melewati fase oral bayi? Pada tahapan ini anak akan senang memasukan benda apapun ke mulutnya. Termasuk benda yang seharusnya tidak untuk dikonsumsi seperti mainan kecil, atau anting.
Oleh karena itulah, saat fase oral bayi Parents perlu lebih hati-hati dan memerhatikan apa yang ada di sekeliling anak. Hal ini untuk mencegah hal yang tidak inginkan terjadi.
Belum lama ini seorang Bunda, pemilik akun Instagram Lulukavika baru saja dibuat panik dan khawatir lantaran buah hatinya, Myora Ananda Afandi yang kini beruisa 11 bulan tanpa sengaja menelan anting. Kisah ini ia bagikan lewat akun Instagram miliknya.
Kisah fase oral bayi yang bisa Parents pelajari
Berikut kutipan lengkapnya:
Asalamualaikum semuanya, Sedikit cerita hari sabtu kmren 11/8/18, sekitar pkl 18:30 kami mencari anting Myora. Saya sadar anting kok tinggal 1, udah ublek-ublek semua penjuru rumah ternyata nihil. Perasaan campur aduk takut itu anting tertelan.
Akhirnya daripada galau, nggak tenang, kami memutuskan pergi ke Rs. Siloam, dengan dr. Silvia Meilani MSc., Sp.A. Dan saat di cek dokter secara fisik baby Myora sangat aktif, tidak rewel atau gelisah. Namun untuk memastikannya kita di-suggest untuk rongen.
Setelah itu kami dipanggil dan diperlihatkan di layar dan bagaikan tersambar petir, anting itu tampak jelas dihasil rongen. Kami dijelaskan secara detail. Sesuai hasil rongen, anting itu sudah berada tepat di lambung, untuk sementara dokter bilang untuk menunggu maksimal selama 2×24 jam.A post shared by MPASI BABY MYORA| RESEP MPASI (@lulukavika) on
Karena Myora tidak menunjukan gejala aneh, muntah, rewel nangis, perut kembung, susah BAB dan kejadian aneh lainya. Dan karena posisi anting berada tepat di lambung dan barang yang tertelan berupa anting (logam) masih bisa ditunggu, kemungkinan besar 80% akan keluar melalui kotoran (feses).
Jika sampe batas maksimal belum ditemukan pada feses, kami diminta kembali ke RS untuk melakukan photo rongen ulang untuk mengetahui letak posisi anting tadi dan akan dilakukan operasi endoskopi untuk mengeluarkan anting.
Dokter menjelaskan kemungkinan terbaik dan terburuk, dan dengan penuh harap anting tadi bisa keluar melalui feses, dan obat pencahar pun diresepkan.
Akhirnya hari minggu 12/8/18 pukul 9 pagi Myora BAB yang pertama, saya otopsi feses dan saya cek tidak ditemukan anting, pukul 2 siang BAB ke 2 dan lagi lagi nihil, BAB ke 3 pukul 4 sore masih nihil, sampai kayak orang gila saya korek tetep tidak ada.
Dan pukul 19:30 wita BAB ke 4 dan saya cari-cari lagi dan saya menemukan anting itu dalam popok anak saya, saya sontak menangis histeris haru sejadi-jadinya bagaikan menemukan harta karun, saya peluk Myora dan suami seketika.
Just want a spread awareness to all Parents ya, nulis ini saya masih mewek, and i blame my self. Berasa jadi ibu yang teledor. Semoga kejadian yang saya alami kemarin menjadi pembelajaran buat kita semua, cukup saya saja yang ngalamin, benar-benar nyesek rasanya, Moms.
Dihubungi theAsianparent Indonesia, Lulu menegaskan apa yang baru saja ia alami memberikan banyak pelajaran untuknya. Harapannya, peristiwa ini dapat mengingatkan para orangtua lainnya untuk lebih berhati-hati menemani dan mendampingi saat di kecil dalam fase oral bayi.
“Peristiwa ini sangat berharga untuk saya dan keluarga. Mungkin selama ini kurang aware akan hal ini. Sekarang makin jeli lagi dengan benda kecil, baik mainan dan semua yang punya kemungkinan ditelan si kecil. Baju pun saya hindari yang banyak aksesorisnya, kancing baju. Pakai hijab sekarang ini saya hindari pakai peniti, karena khawatir,” ujarnya menegaskan.
Lulu menambahkan, meskipun buah hatinya, Myora, tidak menunjukkan gejala sakit atau lemas setelah kejadian, namun mengingat anting yang tertelan dalam kondisi terbuka, Lulu berencana untuk mengajak Myora ke dokter kembali.
“Karena antingnya dalam keadaan terbuka, mau ke dokter untuk cek, takut ada luka atau infeksi dalam. Syukurnya aktivitas Myora memang biasa saja. Normal, dan tidak ada keluhan sama sekali.”
Fase oral akan membantu perkembangan keterampilan anak di masa yang akan datang.
Perlu diketahui bahwa fase oral bayi merupakan salah satu tahap perkembangan yang harus dilalui oleh anak. Fase ini justru akan membantu perkembangan keterampilan anak di masa akan datang. Di mana pada tahap ini akan melatih area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) anak yang berpengaruh pada perkembangan lainnya, seperti berbicara dan makan.
Fase oral ini sebenarnya sudah dilakukan anak sejak dalam kandungan. Parents tentu sudah sering melihat hasil foto USG yang memperlihatkan si kecil yang memasukkan jempolnya ke dalam mulut. Pada umumnya, fase oral ini akan berlangsung hingga si kecil berusia 18 bulan.
Apabila si kecil sudah mampu merangkak, penting bagi Parents untuk tidak meletakan barang di sekitar si kecil. Bukan tidak mungkin, didorong rasa ingin tahu yang besar, anak akan memakan benda yang di dekatnya.
Dikutip dari laman Kompas, fase oral bayi ini justru tidak boleh dihentikan. Artinya, Parents tidak perlu melarang anak yang baru memasuki tahapan fase oral. Misalnya saat ia senang mengisap jarinya.
Dalam teori psikologi disebutkan bahwa dorongan untuk melakukan isapan ini ada dua. Yang pertama, libido (dorongan seksual pada anak yang berbeda dari orang dewasa) yang merupakan dorongan primer dan sumber energi ego dalam pengalaman awal bayi terhadap lingkungan di luar rahim ibunya.
Kemudian, yang kedua adalah dorongan agresif yang terlihat pada upaya menggigit, mengunyah, meludah dan menangis.
Baca juga:
4 Cara Tepat Menghadapi Kebiasaan Bayi yang Suka Memasukkan Benda Ke Mulut