Fake orgasm atau pura-pura orgasme. Fakta ini tentu saja menjadi salah satu hal yang sering disembunyikan oleh kaum istri.
Setidaknya, hal ini diakui oleh Febrina, seorang istri yang telah memiliki dua orang anak. Perempuan yang bekerja di perusahaan periklanan ini mengakui, seiring bertambahnya usia pernikahan, dirinya merasa sudah tidak lagi merasakan ‘percikan’ api saat melakukan aktivitas seksual.
“Rasanya semakin datar. Malah, tidak jarang saya pura-pura orgasme. Biar suami senang dan sesi bercinta ini cepat berakhir. Belum lagi kalau ingat anak yang kecil masih tidur satu kamar. Khawatir anak malah kebangun,” ujarnya saat berbincang dengan theAsianparent belum lama ini.
Apa yang dilakukan Febrina tentu saja bisa dilakukan oleh istri mana pun juga. Hal ini bahkan juga ditegaskan oleh dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM).
Alasan mengapa perempuan kerap fake orgasm atau pura-pura orgasme
Ditemui dalam acara Pillow Talks with Andalan di Jakarta (04/09), dokter sekaligus sexologist ini mengatakan bahwa cukup banyak perempuan melakukan fake orgasm untuk menyenangkan hati suami.
“Perempuan di Indonesia juga banyak yang melakukan fake orgasm, demi menyenangkan hati suami di ranjang,” ungkapnya.
Padahal, dr. Haekal mengungkapkan kondisi ini sebenarnya diketahui oleh kebanyakan laki-laki. Mereka menyadari kalau pasangan mereka sebenarnya hanya pura-pura orgasme saja.
“Mekipun perempuan pandai melakukan fake orgasm, tapi laki-laki yang sudah sering berhubungan seksual, biasanya tahu bahwa pasangan mereka melakukan fake orgasm.
Hal ini karena saat wanita melakukan fake orgasm, laki-laki akan merasakan cengkraman di daerah penis mereka, kalau mereka hanya pura-pura, ya, karena laki-laki tidak akan merasakan cengkraman itu,” jelasnya.
Artikel terkait: Seorang istri ijinkan suaminya tidur dengan wanita lain, apa alasannya?
Haekal menambahkan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perempuan melakukan fake orgasm atau pura-pura orgasme.
“Kebanyakan faktornya bisa karena ereksi penis laki-laki tidak keras optimal, salah posisi seks di ranjang, gangguan hormon pada wanita, wanita takut hamil dan lain-lain,” tambahnya.
Hal senada juga diakui oleh dr. Dinda Derdameisya, SpOG. Aesthetic Gynecologist ini mengatakan salah satu alasan perempuan kerap pura-pura orgasme karena ingin segera mengakhiri sesi bercinta, lantaran merasa tidak nyaman bahkan sakit saat bercinta.
“Kalau hubungan seks sakit, bisa karena foreplay atau sesi pemanasan sebelum bercinta kurang, lubrikasi atau cairan pelumasnya belum banyak. Jadi tidak saling terpuaskan,” jelasnya.
Penelitian terkait dengan fake orgasm yang dilakukan perempuan
Sebuah penelitian yang dirilis beberapa tahun lalu dan dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior menunjukkan fakta memang tidak sedikit perempuan yang berakting untuk ‘memanipulasi’ pria.
Para ilmuwan, Gayle Brewer dari University of Central Lancashire dan Colin Hendrie dari University of Leeds, bertanya kepada 71 wanita berusia antara 18 dan 48 tahun melalui serangkaian pertanyaan.
Mereka membaginya ke dalam kategori yang termasuk dalam beberapa reaksi, seperti ‘diam’, ‘mengerang’, ‘menjerit’ atau mengatakan kata-kata seperti “Ya, menyebutkan nama pasangannya, atau justru instruksi pada pasangannya’.
Kemudian ada pertanyaan lain tentang mengapa para perempuan membuat vokalisasi dan pada titik mana mereka sendiri mengalami orgasme. Pada saat perempuan memang benar-benar mendapatkan orgasme, atau pun saat mereka melakukan fake orgasm. Mengapa perempuan melakukan semuanya itu dengan ‘berteriak’?
“Nah, ternyata perempuan yang membuat vokalisasi secara sadar untuk mempengaruhi pasangan mereka daripada sebagai ekspresi langsung gairah seksual,” kata Brewer.
Hasil survey yang dilakukan kemudian memperlihatkan lebih dari 25% perempuan secara rutin menggunakan vokalisasi untuk memalsukannya.
90% dilakukan karena mereka menyadari bahwa tidak akan mencapai klimaks. Namun, sekitar 80 persen berpura-pura menggunakan vokalisasi sekitar separuh waktu mereka tidak dapat mengalami orgasme.
Wanita ingin bercinta di ruang gelap
Selain kerap melakukan fake orgasm, ada fakta lain yang menarik terkait dengan aktivitas seksual yang sering kali dilakukan oleh perempuan. Bahwa perempuan ternyata lebih senang bercinta di ruangan gelap atau remang-remang.
“13 persen perempuan ingin bercinta di ruang gelap atau remang-remang. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor psikis perempuan yang memang lebih nyaman berhubungan intim di ruangan gelap.
Selain itu, perempuan yang hanya ingin bercinta di ruang gelap biasanya juga karena faktor tidak percaya diri dengan bentuk tubuh mereka. Karena banyak perempuan yang kerap merasa tubuhnya lebih gemuk setelah hamil dan punya anak.
Artikel terkait: Suami ingin memperbesar penis? Pahami beberapa hal berikut ini dulu!
Di samping itu, perempuan juga seringkali tidak percaya diri karena bagian organ intimnya berwarna gelap, sehingga mereka hanya mau bercinta di tempat gelap, agar pasangannya tidak melihat kekurangannya tersebut.
Ditegaskan oleh dr. Haekal maupun dr. Dinda, apapaun permasalahan yang seksual yang dialami pasangan suami istri, langkah terbaik yang perlu dilakukan dengan mengomunikasikan kegalauannya tersebut pada pasangan.
“Kunci untuk bisa mencapai kenikmatan seksual bersama adalah saling terbuka dan komunikasi. Perempuan baiknya tidak berpikir bahwa dirinya hanya objek seksual, yang bertugas untuk memuaskan suami. Ia juga harus jadi subjek seksual. Sehingga bisa menikmati hubungan seksual dengan suami. Saling memuaskan saat berhubungan seksual adalah kunci keharmonisan rumah tangga,” tutupnya.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
***
Baca juga:
Inilah 5 Alasan di balik Orgasme Palsu yang dilakukan oleh Istri