Pasangan ini melakukan donasi ASI untuk bayi di Rumah Sakit Saint Luke di Kansas City. Mereka juga melakukan donasi ASI untuk bayi lain di komunitas lokal yang membutuhkan. Totalnya Stephanie memompa lebih dari 5.000 ons ASI.
Betapa hancurnya hati pasangan Adam dan Stephanie Surrey setelah mengetahui bahwa anak keempat mereka akan lahir dengan gangguan paru dan jantung yang serius, ini bahkan mengancam jiwa si bayi.
Hal ini diketahui ketika USG saat 20 minggu usia kehamilannya. Mereka juga diberi kabar yang lebih memilukan, bahwa kemungkinan besar bayi mereka tidak akan bertahan hidup di luar rahim, selama lebih dari beberapa hari.
Bayi mereka hanya bernafas selama tiga hari
Menjalani operasi adalah pilihan, dan kemungkinan bayinya tidak akan bertahan hidup. Namun pasangan ini membuat keputusan untuk membatalkan operasi, dan membiarkan putri mereka meninggal secara alami.
Bayi yang diberi nama Marion ini lahir pada 10 Oktober 2017, dan meninggal tiga hari kemudian saat berada di pangkuan ibunya. “Yang dia tahu adalah cinta, itu adalah kehidupan yang baik.” kata Adam.
Stephanie ingin melakukan sesuatu untuk mengenang umur putrinya yang singkat, tetapi belum tahu apa yang sebaiknya ia perbuat. Dia mempertimbangkan untuk melakukan donor organ, namun mengingat masalah kesehatannya, ia diberi tahu bahwa putrinya bukanlah kandidat yang baik.
Saat itulah muncul ide Stephanie untuk memompa ASI dan menyumbangkannya untuk bayi yang membutuhkan. “Kami cukup beruntung tinggal di dekat rumah sakit yang menyewakan pompa berkelas rumah sakit,” kata Adam kepada Babble.
Mereka melalui sembilan bulan yang luar biasa dengan memompa dan donasi ASI untuk bayi di Rumah Sakit Saint Luke di Kansas City. Mereka juga melakukan donasi ASI untuk bayi lain yang membutuhkan di komunitas lokal. Totalnya Stephanie memompa lebih dari 5.000 ons ASI.
Ini tentu saja sebuah bukti tanda cinta untuk semua bayi yang mendapatkan manfaatnya. Pada intinya, ini adalah cara bagi Stephanie dan Adam untuk terus berhubungan dengan bayi mereka, bahkan saat masih berduka kehilangan Marion.
Kepada suaminya, saat memompa Stephanie bercerita banyak tentang perasaan seolah Marion masih ada bersamanya. “Aku bangun jam 2 pagi mencuci pompa dengan pembersih uap untuknya, aku juga merasakan seperti apa yang dirasakannya.” kara Adam.
Keluarga ini juga merasa terhubung sangat kuat dengan bayi-bayi di tempat mereka menyumbangkan susu. Sedikit lebih dari 3.000 ons ASI disumbangkan ke bank susu di rumah sakit tempat Marion dilahirkan. Mengetahui bahwa susu ini menguntungkan bayi-bayi rapuh lainnya juga sangat berdampak besar pada Surreys.
Bukan hanya itu, mereka juga membuka donasi ASI lewat grup facebook, Human Milk 4 Human Babies-Missouri.
“Kami menemukan seorang ibu yang tidak keberatan bahwa susu kami telah terkena virus, namun karena dia memiliki anak-anak lain yang terkena penyakit yang sama,” kata Adam,
Stephanie terus menyumbang untuk ibu tersebut, dan sepanjang waktu dia memompa ASI nya.
Sekarang, setelah melewati satu tahun kepergian Marion, mereka terus berupaya sebaik mungkin. Meskipun terkadang kesedihan masih menghantam mereka. Namun, pasangan ini mengatakan bahwa pengalaman tersebut telah memperkuat hubungan pernikahan mereka.
“Kami selalu melihat, dan terus melihat, Marion sebagai berkah bagi keluarga kami,” kata Adam.
“Kakak-kakaknya berbicara tentang dia sepanjang waktu, menggambar untuknya, dan kadang-kadang, menangis karena mereka merindukannya. Kita semua melakukannya.”
Adam juga mengatakan bahwa nama tengah Marion Ohana, yang berarti “keluarga” ini terinspirasi dari film Disney, Lilo & Stitch. Nama ini memiliki arti khusus untuk Surreys. Bahkan, itu merangkum persis bagaimana mereka ingin menghormati dan mengingat bayi Marion.
“Kami memilih nama ini karena sejumlah alasan, di antaranya adalah janji bahwa dia akan selalu menjadi bagian dari keluarga kami, bahwa dia tidak akan pernah dilupakan,” kata Adam.
Sumber: Babble
Baca juga:
Pria 81 tahun ini selamatkan nyawa 2,4 juta bayi lewat donor darah