Melahirkan saat mengalami gejala COVID-19, ibu ini harus berpisah dengan bayi kembarnya

Jennifer Laubach harus rela berpisah dengan bayi kembarnya yang lahir prematur karena ia dan suami menunjukkan gejala COVID-19, sementara kedua bayinya masuk NICU.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melahirkan di tengah wabah COVID-19 memang sekilas tampak menakutkan. Perlunya karantina untuk para pengidap virus menjadi sebuah momok, apalagi ketika baru melahirkan. Siapkah Parents untuk dipisahkan dengan bayi yang baru dilahirkan karena Virus Corona?

NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah tempat bagi bayi-bayi dirawat yang memiliki masalah ketika dilahirkan. Tempat ini bisa menjadi tempat yang penuh dengan kesedihan, namun juga penuh dengan harapan.

Di tengah pandemi Virus Corona, para orangtua baru akan berhadapan dengan sesuatu yang baru juga. Disaat rumah sakit berusaha untuk mencegah penyebaran virus, kebijakan mengenai interaksi dengan anak di NICU pun berubah.

Berikut adalah kisah dari Jennifer Laubach, wanita asal Inggris yang harus merelakan berpisah dengan putra kembar yang baru dilahirkannya karena ia dan suaminya terinfeksi Virus Corona. Kisah ini dimuat di Today.com pada 1 Mei 2020.

Artikel terkait: Bayi 7 bulan positif Corona, sang ibu: “Anakku tidak menunjukkan gejala apapun”

Melahirkan bayi kembar secara prematur

Jennifer saat kandungannya berusia 17 minggu. Sumber: Today

Jennifer panik ketika mengetahui ketubannya pecah di usia kandungan 32 minggu. Itu artinya ia harus melahirkan bayi prematur, sementara di waktu yang sama ia dan suaminya, Andre, sama-sama sedang menunjukkan gejala awal Virus Corona.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena kondisi suaminya tidak bisa menyetir, Jennifer akhirnya menelepon ambulans untuk mengangkut suaminya dan ia menyetir sendiri ke rumah sakit terdekat sejarak 25 menit berkendara dari rumahnya.

“Saya benar-benar tidak tahu apakah saya bisa melihat ia (Andre) lagi setelah itu karena ia benar-benar kepayahan karena batuk dan sesak napas,” ungkap wanita berusia 36 tahun tersebut.

“Sangat menyayat hati, saya bisa melihat di wajahnya bahwa ia ingin ikut bersama saya, menemani saya melahirkan,” lanjutnya.

Setelah sampai di rumah sakit, paramedis memeriksa Andre namun menyatakan bahwa ia tidak perlu dirawat di rumah sakit. Andre pun pulang ke rumah dan menunggu dengan membiarkan pintu tidak terkunci agar jika ada kejadian darurat lagi petugas akan mudah untuk menolongnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu di rumah sakit, dokter mencoba agar bayi Jennifer tidak lahir secara prematur, namun ternyata Jennifer sudah mencapai bukaan 5. Tak lama kemudian wanita itu melahirkan bayi kembar yang diberinama Mitchell dan Maksim.

“Semuanya berlangsung hanya dalam waktu 4 jam saja, ini pengalaman yang menakjubkan.” Jennifer mengungkapkan.

Dipisahkan dengan bayi karena gejala COVID-19

Salah satu bayi kembar Jennifer. Sumber: Today

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tepat setelah kedua bayi tersebut dilahirkan, para dokter langsung memisahkan mereka dengan Jennifer untuk dibawa ke NICU. Salah satu bayi Jennifer memiliki kesulitan untuk bernafas dan keduanya harus menggunakan selang untuk minum ASI agar berat badan mereka bertambah,

Beberapa hari kemudian, Jennifer mengalami postpartum preeklampsia, sebuah kondisi medis dimana tekanan darah menjadi tinggi setelah bersalin. Ia harus dirawat di rumah sakit. Namun karena menunjukkan gejala awal COVID-19, dirinya harus menjalani karantina.

“Saya merasa sangat kesepian dan sendirian. Tidak ada yang menjenguk saya, bahkan suami saya pun tidak,” kata Jennifer.

Karena lahir prematur, bayi kembar Jennifer harus dirawat di NICU. Tetapi, menurutnya hal itu sedikit meringankan bebannya.

“Ini seperti mukjizat, berkah dari Tuhan, karena kami berdua sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk merawat bayi.” Andre berkata.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jennifer dan Andre hanya bisa melihat foto bayinya melalui video call dan foto-foto di ponsel. Karena berbagai tekanan dan stress, Jennifer juga tidak bisa memompa ASI perah yang cukup untuk kedua bayi kembarnya.

Artikel terkait: Sedih! Baru berusia 30 jam, bayi ini positif terinfeksi Virus Corona dari sang ibu

Akhirnya Jennifer bisa berkumpul bersama suami dan kedua bayinya

Keluarga Laubach akhirnya berkumpul. Sumber: Today

Keluarga Laubach akhirnya dapat berkumpul kembali pada 23 April lalu, tepat 20 hari setelah si kembar dilahirkan. Kali itu, adalah pertama kalinya mereka menyentuh dan melihat bayi mereka secara langsung.

“Sangat emosional, mereka terlihat sangat kecil dan rapuh,” ujar Jennifer. “Saya menangis ketika saya berterima kasih kepada para perawat yang telah merawat anak kami ketika kami tidak bisa melakukan apa-apa,” ceritanya dengan nada sedih.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pasangan suami istri tersebut mengaku sangat senang ketika bisa menggendong bayi mereka untuk pertama kalinya. Bagi mereka, dipisahkan dengan bayi karena Virus Corona adalah pengalaman yang sangat tidak menyenangkan.

Mereka juga berharap cerita mereka dapat menyadarkan orang-orang untuk berusaha agar tidak tertular COVID-19 ataupun menularkan virus kepada orang lain-lain.

“Orang-orang yang menganggap Virus Corona ini adalah bukan masalah serius benar-benar membuat saya kesal,” ungkapnya. “Ini adalah hal yang serius dan orang-orang bisa meninggal karena ini” Jennifer berkata.

Sumber: Today.com

Baca juga: