Melahirkan adalah sebuah proses alamiah yang terkadang waktunya datang di saat yang tidak terduga-duga. Baru-baru ini viral sebuah cerita pekerja perempuan yang dipaksa rapat saat mau melahirkan.
Pekerjaan penting memang ada yang tidak bisa ditunda, namun jika ada hal yang mendesak atau sifatnya urgent biasanya atasan pun tak akan keberatan jika memang pekerjaan harus ditinggal.
Sayangnya hal ini tak berlaku untuk atasan seorang pekerja perempuan yang tetap memaksa karyawan tersebut untuk ikut rapat padahal sedang dalam kondisi akan melahirkan. Bagaimana kisahnya?
Viral, Perempuan Dipaksa Ikut Rapat Saat Mau Melahirkan
Sumber: Freepik
Cuitan dari Christine Carrillo, seorang insinyur dan penulis, menjadi viral di media sosial Twitter. Pada tanggal 21 Mei 2021, Christina menceritakan kembali kisah temannya yang harus tetap ikut rapat padahal hendak melahirkan.
Sumber: Twitter @ChristineCarril
Ia bercerita bahwa seorang temannya yang sedang hamil tua tiba-tiba mengalami pecah ketuban saat mengikuti sebuah rapat di perusahaan tempatnya bekerja.
Cairan ketuban berfungsi untuk melindungi bayi selama berada di dalam rahim. Sementara membrane atau lapisan yang mengelilingi cairan ketuban tersebut disebut dengan kantung ketuban.
Salah satu tanda dimulainya persalinan adalah pecahnya kantung ketuban dan air ketuban pun menetes atau mengucur dari vagina ke luar. Dalam beberapa kasus, pecahnya air ketuban ini akan diikuti dengan kontraksi.
Jika kandungan sudah cukup umur, persalinan akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah. Ibu hamil pun diharapkan untuk segera bersiap untuk proses persalinan.
Sumber: Freepik
Saat air ketubannya pecah, teman Christine meminta izin kepada atasannya untuk meninggalkan rapat karena harus segera menuju rumah sakit untuk proses persalinan.
Sayangnya, alih-alih mengizinkan karyawan tersebut pergi karena keadaan yang mendesak, seorang pemimpin investor dari perusahaan ternama yang tak disebutkan namanya dalam rapat tersebut malah meminta teman Christine untuk menyelesaikan rapat terlebih dahulu.
Walhasil, pekerja perempuan tersebut terpaksa menyelesaikan rapat secara daring di mobil dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Cerita dari Christine ini menuai berbagai respon dari warganet. Ada yang mempertanyakan mengapa perempuan tersebut tak mengambil cuti melahirkan karena usia kandungannya sudah cukup tua. Menurut akun @overlookedgenx, di Amerika Serikat, pekerjaan selalu lebih diutamakan dibandingkan yang lainnya sehingga cuti untuk urusan keluarga hampir tidak ada sama sekali.
Warganet lainnya juga menceritakan pengalaman serupa yang pernah mereka alami.
“Saya bekerja sepanjang hari ketika saya melahirkan putri saya, rapat sepanjang hari hingga saya harus menulis catatan kontraksi saya, dan pergi ke rumah sakit satu jam setelah rapat terakhir untuk melahirkan. Hal ini nyata terjadi di dunia startup dan korporasi. Ini mengerikan,” tulis akun @katicaroy.
“Temanmu luar biasa, atasannya sangat menjijikan. Saya juga harus menyeret istri saya keluar dari telekonferensi kerja dan masuk ke mobil untuk pergi ke rumah sakit ketika air ketubannya pecah empat tahun lalu. Para calon ibu memang sangat tangguh,” cerita akun @apparentlyleft.
Apa yang Harus Dilakukan Ibu Ketika Mengalami Ketuban Pecah?
Sumber: Freepik
Meski tak semua persalinan diawali dengan ketuban pecah, ibu hamil tetap harus waspada jika mengalami ketuban pecah karena itu merupakan tanda dimulainya persalinan. Berikut adalah hal yang bisa ibu lakukan ketika mengalami ketuban pecah.
1. Tetap Tenang
Hal pertama yang harus dilakukan ibu hamil ketika ketubannya pecah adalah tetap tenang. Sebisa mungkin ibu tidak boleh panik. Atur nafas dan tenangkan diri untuk mempersiapkan diri memulai proses persalinan.
Jika ada anggota keluarga lain yang mendampingi ibu, tetap temani ibu dan bantu dengan memberikan minum air hangat dan membaringkannya agar tetap tenang.
2. Jangan Terlalu Banyak Bergerak
Ibu hamil diharapkan untuk tidak terlalu banyak bergerak saat ketuban pecah agar air ketubannya tidak cepat habis. Ibu bisa berbaring dengan posisi menghadap ke kiri agar ibu dan janin pun aman dan nyaman.
3. Gunakan Pembalut
Untuk mencegah air ketuban yang merembes mengotori pakaian atau tempat tidur, pakailah pembalut yang dapat menyerap cairan ketuban sembari menunggu perjalanan ke rumah sakit.
4. Segera ke Rumah Sakit
Kebanyakan dokter mengatakan bahwa setelah air ketuban pecah, ibu hamil harus melahirkan dalam waktu 12 hingga 24 jam kemudian. Hal ini disebabkan bakteri lebih mudah masuk ke dalam rahim jika air ketuban pecah. Jika dibiarkan, dapat terjadi infeksi. Segeralah menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat jika ibu hamil mengalami pecah ketuban.
***
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai tindakan yang harus diambil ketika mengalami ketuban pecah.
Mengingat melahirkan adalah hal yang sangat mendesak dan darurat, apakah pantas ibu hamil tetap dipaksa harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu, sepenting apapun itu? Bagaimana menurut Parents mengenai kisah ibu hamil yang dipaksa tetap ikut rapat saat mau melahirkan di atas?
Baca Juga:
Viral! 8 Fakta di balik Potret Pasangan yang Menikah Saat Banjir
10 Foto ibu melahirkan bayi secara normal di rumah tanpa bantuan dokter!
Kisah RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.