Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Teknologi Endoscopic Ultrasound yang Lebih Akurat

Ada metode terbaru untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan yang memadukan alat endoskopi dan USG. Ketahui selengkapnya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gangguan pada saluran pencernaan adalah satu penyakit yang paling sering dialami beberapa orang di berbagai belahan dunia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, bahkan lanjut usia pun kerap dihadapkan dengan penyakit tersebut. Untuk itu, perlu diketahui beberapa cara untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan.

Salah satu cara mendeteksi gangguan pencernaan terbaru dan lebih akurat, yaitu endoscopic ultrasound (EUS). Lalu, apa sebenarnya metode tersebut? Serta bagaimana prosedur penggunaannya? Kenali lebih lanjut di sini!

Artikel terkait: 9 Jenis Gangguan Pencernaan Dilihat dari Penyebab dan Gejala

Apa itu Endoscopic Ultrasound?

Ultrasonografi endoskopi atau endoscopic ultrasound (EUS) adalah prosedur invasif minimal untuk menilai penyakit pencernaan (gastrointestinal) dan paru-paru. Metode ini menggabungkan 2 teknologi di dunia kesehatan, yaitu endoskopi dan ultrasonografi (USG).

Seperti namanya, sebuah endoskopi khusus menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar rinci dari lapisan dan dinding saluran pencernaan dan dada, organ terdekat seperti pankreas dan hati, serta kelenjar getah bening. Diketahui, penggunaan alat ini pertama kali pada tahun 1980 dan semakin sering digunakan sejak tahun 1990 hingga sekarang.

Pemeriksaan EUS dapat melihat organ tubuh berikut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Esofagus (kerongkongan): lubang esofagus, dinding, struktur di luar dinding esofagus
  • Lambung: isi lambung, dinding lambung, struktur di luar lambung (pankreas), pembuluh darah di sekitar lambung, kantong empedu, hati, limpa, ginjal kanan dan kiri, serta kelenjar adrenal
  • Usus 12 jari: dinding usus 12 jari, pankreas, saluran empedu, pembuluh darah.

Manfaat Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound

Endoscopic ultrasound (EUS) digunakan untuk menemukan penyebab gejala seperti nyeri perut atau dada, untuk menentukan tingkat penyakit di saluran pencernaan dan paru-paru, dan untuk mengevaluasi temuan dari tes pencitraan seperti CT scan atau MRI.

EUS dapat membantu:

  • Menilai seberapa dalam tumor menembus dinding perut pada kanker esofagus, lambung, dubur, pankreas, dan paru-paru
  • Menentukan luasnya (stadium) kanker, jika ada
  • Menentukan apakah kanker telah menyebar (bermetastasis) ke kelenjar getah bening atau organ lain
  • Memberikan informasi yang tepat tentang sel kanker paru-paru non-sel kecil, untuk memandu pengobatan
  • Mengevaluasi temuan abnormal dari tes pencitraan, seperti kista pankreas
  • Panduan drainase pseudokista dan kumpulan cairan abnormal lainnya di perut
  • Memberi izin penargetan yang tepat untuk mengirimkan obat langsung ke pankreas, hati, dan organ lainnya.

Risiko Endoscopic Ultrasound

Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskan, risiko endoscopic ultrasound (EUS) tidak jauh beda dengan endoskopi pada umumnya. Kemungkinan beberapa risiko yang terjadi yaitu: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • pendarahan
  • sumbatan dari saluran napas
  • gangguan pernapasan.

“Tetapi, risiko yang bisa timbul tersebut relatif cukup kecil, karena sampai saat ini alat-alat tersebut didesain secara baik. Risikonya 1:10.000 kalau dilakukannya untuk diagnostik. Untuk terapeutik, risiko lebih besar,” jelas dokter Rino saat ditanya tim theAsianparent Indonesia dalam acara virtual group discussion bertajuk ‘Diagnosis dan Penanganan Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound’ pada Rabu (15/06).

Artikel terkait: 6 Gangguan Pencernaan yang Rentan Dialami Ibu Hamil dan Tips Mengatasinya

Proses Deteksi Gangguan Pencernaan dengan Endoscopic Ultrasound

Rino menjelaskan bahwa tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan menggunakan endoscopic ultrasound. Hanya saja, bagi pasien di atas usia 40 tahun, perlu dipastikan jantung dalam kondisi baik, sistem pembekuan darah bagus. Jika pasien sedang dalam terapi pengencer darah, terapinya harus dihentikan terlebih dulu. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Jadi, persiapan khususnya tergantung dari (kondisi kesehatan) masing-masing pasien,” ujarnya.

Selama pemeriksaan selang EUS akan dimasukkan dari mulut menuju lokasi atau target yang dituju. Nantinya, kamera endoskopi dan USG akan melihat kondisi jaringan di dalamnya. Kemudian, dari hasil pencitraan tersebut, akan terlihat apa yang harus dilakukan atau dievaluasi. 

Sementara itu, Rino mengingatkan bahwa ada hal yang perlu diperhatikan setelah pemeriksaan menggunakan metode tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Untuk diagnostik, perlu dipastikan bahwa pasien betul-betul sadar, dapat menelan dengan baik, dan bernapas dengan baik. Karena sebelum tindakan perlu ditidurkan atau dibius. Lalu dicek, apakah terjadi syok, perubahan tekanan darah, dan napasnya,” ungkap Rino.

Terlepas dari itu, sebelum memutuskan untuk melakukan deteksi gangguan pencernaan menggunakan endoscopic ultrasound (EUS), pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli di bidangnya.

***

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

Gangguan Kecemasan Beda dengan Cemas Biasa, Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

2 Macam gangguan pencernaan dan pentingnya perut sehat pada anak

Kenali Perbedaan Gejala Alergi Makanan dengan Gangguan Pencernaan pada Anak