Ingin Tahu Si Kecil Punya Alergi atau Tidak? Ini 5 Cara Mendeteksinya

Selain mengetahui cara-cara mendeteksi alergi pada si kecil, Bunda juga perlu tahu solusi cerdas menangani anak yang mengidap alergi agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alergi merupakan kondisi yang kerap terjadi kepada anak. Bisa alergi cuaca, debu, dan makanan, termasuk alergi susu sapi. Oleh karena itu, sebelum terlambat mengetahuinya, Parents bisa melakukan deteksi dini alergi pada balita.

Tentu saja tujuan dari melakukan deteksi dini alergi ini yaitu untuk menghindari si kecil dari rasa tidak nyaman akibat alergi yang diidapnya. Apalagi sering kali alergi dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak. 

Lantas, apa saja yang bisa dilakukan untuk mendeteksi alergi pada anak? Inilah 5 macam cara deteksi dini alergi.

5 Cara Deteksi Dini Alergi pada Balita

1. Deteksi dari Dalam Kandungan

Caranya yaitu apabila Bunda yang sedang hamil memang sudah tahu memiliki alergi terhadap suatu hal, sebaiknya hindari penyebab alergi selama hamil. Sebab, kemungkinan besar buah hati yang berada dalam kandungan juga memiliki risiko mengalami alergi yang sama seperti Bunda. 

Selama hamil Bunda pun wajib menghindari asap rokok. Jika Bunda merupakan seorang perokok aktif, hentikan kebiasaan itu mulai dari sekarang, begitu juga dengan perokok pasif. Sebab, asap rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya adalah alergi yang dikaitkan dengan gangguan pernapasan.

Ibu hamil yang terpapar asap rokok berisiko menimbulkan alergi pada janin yang dikandungnya. Paparan ini bisa diperoleh ketika Bunda memang sebagai perokok aktif, maupun perokok pasif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Deteksi Riwayat Kesehatan Orangtua

Menurut penjelasan dr. Citra Roseno dari situs Klikdokter, salah satu pemicu timbulnya alergi yang diderita anak adalah faktor genetik. Apabila kedua orangtua memiliki riwayat alergi yang sama, maka anak memiliki kemungkinan alergi 50-80%. Sementara itu, jika kedua orangtua menderita alergi, tetapi bukan jenis yang sama, kemungkinan anak menderita alergi sekitar 40-60%.

Kemudian, jika hanya salah satu orangtua yang menderita alergi,  misal hanya Bunda,  maka 20-40% kemungkinan anak akan menderita alergi. Serta, apabila ada satu saudara kandung yang menderita alergi, kondisi ini pun bisa memungkinkan anak menderita alergi sekitar 25-35%, meski kedua orangtuanya tidak memiliki riwayat alergi. Bahkan, jika kedua orangtua sama sekali tidak ada gejala alergi, anak tetap memiliki kemungkinan alergi sekitar 5-15%.

Oleh karena itu, pastikan kepada diri Parents sendiri apakah pernah mengalami alergi sesuatu atau tidak. Lalu, bawa si kecil ke dokter untuk melakukan pemeriksaan, beserta catatan riwayat kesehatan Parents guna memudahkan dokter mendeteksi alergi yang dialami buah hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!

3. Deteksi Dini Alergi pada Anak dengan Melakukan Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan alergi yang dilakukan seperti uji tusuk kulit, uji tempel, uji Ig E RAST, uji eliminasi dan provokasi.

  • Uji Tusuk Kulit (Skin Prick Test)

Mengutip dari Klikdokter, pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan kepada anak di atas usia 4 bulan. Area pemeriksaan yaitu di sisi dalam lengan bawah atau di punggung, di atas kulit yang sehat. Namun, sebelum melakukannya, terlebih dahulu anak harus menghentikan konsumsi obat antialergi selama 3-7 hari.

  • Uji Tempel (Patch Test)

Tes ini menggunakan semacam koyo mengandung alergen yang dicurigai, lalu ditempelkan ke kulit punggung anak selama 48 jam atau 2 hari. Apabila terjadi reaksi alergi seperti kemerahan, bentol-bentol, dan gatal, maka hasil tesnya positif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

  • Uji Ig E RAST

Untuk uji Ig E RAST merupakan alternatif pemeriksaan jika uji tusuk kulit tidak dapat dilakukan. Misalnya, apabila terdapat kelainan kulit yang luas di area pemeriksaan uji tusuk kulit atau anak tidak bisa lepas dari obat antialergi karena keparahan penyakitnya. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sebanding dengan uji tusuk kulit.

  • Uji Eliminasi dan Provokasi

Tujuan dari uji eliminasi dan provokasi yaitu untuk mengonfirmasi alergi. Jika anak dicurigai menderita alergi tertentu yang diketahui dari riwayat alergi dan hasil uji lainnya yang positif, maka anak harus dihindarkan dari alergennya selama 2-4 minggu.

Setelah gejala alergi hilang selama masa eliminasi, selanjutnya dilakukan uji provokasi dengan membiarkan anak terpapar alergen yang sudah dicurigai itu. 

Baca juga: 4 Tanda Si Kecil Alergi Susu Sapi

4. Melakukan Tes Darah

Selain melakukan uji pemeriksaan alergi, si kecil juga bisa melakukan tes darah, terutama jika ia tidak bisa uji tes tusuk kulit. Lewat tes ini, darah anak akan diteliti dan dianalisis sistem kekebalan tubuhnya dalam menanggapi alergen.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, sampel darah yang diambil yaitu dari area punggung tangan. Namun, tes darah ini memerlukan waktu berhari-hari untuk memastikan hasil yang didapat, serta butuh biaya yang cenderung lebih mahal dibanding tes tusuk kulit.

5. Mengenali Kemungkinan Gejala yang Muncul

Seseorang yang menderita alergi biasanya akan muncul gejala seperti ruam di kulit, gatal, mata merah, batuk, hidung tersumbat, dan lainnya. Begitu juga dengan si kecil yang misalnya mengalami alergi susu, mungkin akan timbul gejala serupa.

Apabila gejala-gejala tersebut muncul di tubuh si kecil, segera bawa ia ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebaiknya jangan ditunda, agar anak bisa mendapat penanganan yang tepat. Khususnya jika gejala itu sudah cukup sering dialami si kecil. 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk menemukan solusi tepat dalam mencegah dan mengatasi alergi si kecil, Bunda bisa mendeteksi dan cari tahu dengan melakukan tes di cekalergi.com

Deteksi Dini Alergi dan Cara Mencegah Alergi pada Si Kecil

Akibat alergi berisiko mengganggu tumbuh kembang anak, Parents harus cerdas memilih nutrisi dan asupan yang tepat. Tidak lupa juga untuk tetap memerhatikan kenaikan berat badan dan tinggi anak.

Seperti halnya jika si kecil mengalami alergi susu sapi. Bunda bisa memberi atau mengganti susu si kecil dengan Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus.  Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus merupakan pertama dan satu-satunya susu alergi di Indonesia yang mengandung nutrisi sinbiotik (probiotik dan prebiotik) dengan 3 strain Bifidobacteria.

Yakni Bifidobacteria longum BB536, Bifidobacteria breve M-16V dan Bifidobacteria infantis M-63, yang terbukti secara klinis dapat menurunkan gejala alergi pada si kecil, seperti ruam pada kulit, batuk, pilek, dan asma pada saluran napas, mual dan muntah pada pencernaan.

Morinaga Chil Kid Soya MoriCare Triple Bifidus juga mendukung tumbuh kembang optimal si kecil yang alergi terhadap susu sapi dengan 100% protein kedelai berkualitas tinggi yang tidak mengandung protein susu sapi dan laktosa. Lalu, difortifikasi dengan metionin dan sistin, sehingga memiliki nutrisi protein yang setara dengan protein susu sapi. 

Oleh karena itu, sebelum terlambat, sebaiknya Parents segera lakukan deteksi dini alergi pada balita, agar ia pun mendapat penangan yang tepat. Tak luput, cukupi asupan harian si kecil dengan memberi Morinaga Soya, apalagi sudah mengetahui segala keunggulannya, kan?