Viral bayi kena eksim parah karena disentuh sembarangan, ini tanggapan dokter

Akibat pipinya dipegang dan dicum banyak orang karena merasa gemas, hal itu membuat seorang bayi 6 bulan mengalami dermatitis atopik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut penjelasan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dermatitis atopik pada bayi biasanya ditandai dengan radang kulit yang disertai dengan gatal. Kemudian, muncul bintil-bintil kemerahan, gatal, kulit menjadi kering, bersisik, luka atau menebal dan menjadi kehitaman.

Dermatitis atopik pada bayi ini biasanya muncul di daerah pipi, lekuk siku, dan lekuk lutut. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab dermatitis atopik. Tapi biasanya terjadi karena faktor keturunan alergi dari keluarga pasien, khususnya orangtua bayi.

Tak hanya itu, kelainan kulit ini pun dapat juga terjadi akibat alergi pada suatu hal. Misalnya, alergi makanan, seperti susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan, alergi debu, serbuk sari, dan bulu binatang.

Artikel terkait : Retno Hening ungkap perjuangan merawat Kirana saat mengalami dermatitis atopik

Terkait dengan ini, seorang ayah pernah bercerita mengenai anaknya yang diketahui terkena dermatitis atopik setelah banyak orang memegang pipi sang anak, tanpa diketahui tangan mereka bersih atau tidak. Kejadian ini terjadi ketika sang anak yang bernama Ryu berusia 6 bulan pada tahun 2017.

Kisah Ryu yang Terkena Dermatitis Atopik Pada Bayi

Bermula saat kedua orangtua Ryu mengajaknya untuk menghadiri suatu pesta pernikahan. Malam itu, orangtua Ryu mendandaninya sangat rapi dan lucu, sehingga membuat para tamu yang hadir merasa gemas dengan Ryu.

Karena pertama kalinya diajak kondangan, dengan penampilan segitu menggodanya. Orang-orang menggila, seriusan menggila,” cerita ayah Ryu melalui akun Instagram pribadinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mereka, gak tua, gak muda, sama semua. Pas liat Ryu, berkata lucu banget Ryu, pipinya ngegemesin,” lanjutnya bercerita.

Tak hanya melontarkan pujian untuk Ryu, ternyata orang-orang itu pun sambil menyentuh pipi Ryu. Ada yang sekedar memegang pipi, mengelus, mencium pipinya, bahkan ada juga yang setelah pegang sepatu Ryu, kemudian orang tersebut memegang bagian pipi Ryu.

Artikel terkait: Anak kedua Chua Kotak alami dermatitis seboroik, berbahayakah?

Melihat perlakuan itu, sontak orangtua Ryu pun merasa khawatir. Karena belum tentu tangan orang-orang yang memegang Ryu itu bersih. Terlebih, diakui olehnya, jika ayah Ryu ini adalah orang yang sangat mengutamakan kebersihan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Gue ini super clean freak. Gue bawa tissue basah kemana-mana, selalu gue lap tangan gue sebelum pegang Ryu, dan gue selalu bersihin tangan Ryu, pipi Ryu, dan lainnya,” ungkap ayah Ryu.

Di waktu yang bersamaan, hati dia pun bergejolak ingin sekali berkata pada orang-orang tersebut untuk tidak menyentuh pipi Ryu. Akhirnya dia tahan keinginan itu, meski ia merasa sedih karena kemungkinan sang anak tertular bakteri dan virus dan tangan orang-orang yang memegangnya.

Pesta 3 jam pun berakhir, gue dan mamee pasrah, cuma bisa ngelapin pipi Ryu, tangan, semua dilap. Malamnya, Ryu nangis, kayak gatel gitu pipi dia dan merah-merah gitu,” katanya.

Kita pakein lotion buat pipinya Ryu. Dan setelah beberapa hari, Ryu tetap gatal pipinya. Tiap digendong, dia gesek-gesek terus ke baju, ke kain, ke bib dia. Sampai akhirnya pas pagi-pagi gue lihat, sumpah gue kaget banget, dia nangis gitu sambil pegang-pegang pipi. Gue beneran mau nangis, mau teriak rasanya,” lanjutnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pipi Ryu muncul luka merah, berdarah, dan gatal

Hati orangtua Ryu hancur melihat pipi bayi mungil itu tiba-tiba muncul ruam merah, bahkan mengelupas kulitnya. Ayah Ryu pun hingga rela tidak tidur semalaman demi memastikan jika sang anak tidak menggaruk lukanya.

Akhirnya kita memutuskan untuk ke dokter spesialis kulit di RS PIK. Dia bilang kalau Ryu itu dermatitis atopik alias eczema. Sudah parah, tidak bisa disembuhkan, cuma bisa diminimalisir, penyebabnya dihindari,” ujar sang ayah.

Ga boleh kotor, ga boleh keringetan, ga boleh panas, ga boleh disentuh-sentuh sama tangan orang, ada jutaan bakteri katanya. Pas gue dengar begitu, rasanya mendung, gledek kencang di dalam hati. Pas gue ke kasir, bayar, jutaan dong, luar biasa,” tambahnya.

Ryu pun akhirnya menjalani perawatan dalam beberapa minggu, sampai kondisinya membaik. Namun, akibat dari biaya perawatan yang tidak murah, orangtua memilih untuk merawat Ryu sendiri dengan cara selalu menjaga kebersihan lingkungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Detik itu, gue jadi skeptis, jadi sensi, kalau Ryu dipegang sama orang, gue bisa ngamuk marah-marah ga jelas. Pesan gue dari cerita ini, tolong cukup Ryu aja yang jadi korban. Kalau kalian melihat bayi lucu, selucu apapun, tolong jangan sentuh mereka, kalian ga tau seberapa kotor tangan kalian,” tulisnya melalui Instagram.

Dan tolong, jangan pernah sekali-kali kalian cium anak orang. Kalian ga tau ada penyakit apa di dalam tubuh kalian, dan anak kecil masih sangat rentan,” imbau ayah Ryu untuk khalayak.

Penyebab Dermatitis Atopik Pada Bayi

Faktor penyebab dermatitis atopik pada bayi sebenarnya bukan hanya dari bakteri, tapi bisa juga karena alergi pada suatu hal dan turunan atau genetik alergi dari orangtua. Tapi, untuk penyebab pastinya memang belum diketahui.

Terkait dengan kasus Ryu, lantas apakah benar jika dermatitis atopik bisa dipicu akibat bayi dipegang dan dicium oleh sembarang orang? dr. Anandika Pawitri dari SehatQ memberikan tanggapannya atas hal ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Beberapa penelitian mengatakan bahwa mutasi genetik adalah yang menjadi penyebab utama gejala-gejala dermatitis atopik muncul. Mutasi ini juga berakibat tubuh bereaksi berlebihan terhadap makanan, bakteri, sabun, debu, dan lain-lain.”

“Padahal jika hal-hal tersebut dipaparkan pada orang yang tidak mengalami mutasi genetik, dermatitis atopik tidak akan terjadi,” kata dr. Anandika saat dihubungi theAsianparent.

“Salah satu pemicu dermatitis atopik bisa berupa bakteri yang ada pada kulit tangan, wajah atau bibir seseorang. Tapi sekali lagi, hanya pada bayi yang memiliki kecenderungan mengalami dermatitis atopik,” jelas dr. Anandika pada Rabu, 15 Mei 2019.

Artikel terkait: “Gara-gara orang asing menciumnya, putriku kena herpes seumur hidup…” Curahan hati ibu

Cara Mencegah Dermatitis Atopik Pada Bayi

Menurut IDAIParents tetap bisa mencegah buah hati mengidap dermatitis atopik, yaitu dengan cara menjaga kebersihan kulit bayi dan anak. Hindari faktor penyebab kekambuhan dan menjaga kulit tetap lembab dengan mengoleskan pelembab bayi setelah mandi.

Lalu, saat mandi, gunakan sabun dengan pH netral dan yang mengandung pelembap. Hindari pembersih antibakteri, serta jangan terlalu sering memandikan bayi. Cukup 1-2 kali sehari dan sebaiknya selama 10 menit.

Kemudian, cuci pakaian dengan deterjen khusus bayi dan bilas dengan baik. Jangan memakai pakaian terlalu tebal, ketat, kotor, dan bersifat iritan seperti wol atau sintetik.

Tak luput, hindari makanan yang dicurigai menyebabkan kambuhnya dermatitis atopik. Orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter terkait dengan ini.

Artikel terkait: Memahami Berbagai Istilah pada Produk Perawatan Kulit Bayi

Apakah perilaku sangat steril bisa mencegah bayi terkena dermatitis atopik?

Menjaga kebersihan memang wajib hukumnya, tapi jika itu dilakukan secara berlebihan, justru akan berakhir tidak baik. Imunitas atau kekebalan tubuh tidak langsung kuat.

“Modalnya setiap anak juga berbeda-beda. Ada yang sedari kecil bisa dipaparkan dengan apapun tanpa ada reaksi, ada juga yang terpapar sesuatu sedikit, tubuhnya langsung bereaksi,” ungkap dr. Anandika.

“Kekebalan harus dilatih perlahan-lahan dengan memaparkan anak pada lingkungan, makanan, bahkan tanah. Tapi ingat, dalam jumlah yang sewajarnya dengan melihat reaksi tubuh dari anak tersebut,” lanjutnya.

Artikel terkait: Wajib tahu! 3 jenis kulit bayi dan cara tepat merawatnya

Anandika meneruskan, apabila anak selalu dibiasakan dengan apa pun yang terlalu bersih sejak kecil, akan membuat tubuh dia tidak terlatih dengan berbagai macam hal. Sehingga, ketika ada sesuatu yang baru, sesuatu yang secara umum tidak menimbulkan reaksi tubuh, justru akan direspons secara berlebihan.

“Reaksi berlebihan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Contohnya adalah dermatitis atopik, asma, gatal-gatal, bentol, kemerahan,” paparnya.

Nah Parents, itulah informasi terkait dermatitis atopik pada bayi, yang juga dialami oleh si kecil Ryu. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat dijadikan pembelajaran untuk Parents, ya.

Referensi : Instagram @papeeryuzio dan IDAI

Baca juga :

Pemilihan Nutrisi Tepat Cegah Dermatitis Atopik pada Si Kecil