Selain virus corona yang kini sedang mewabah di seluruh dunia hingga ke Indonesia. Pemerintah juga harus sigap dalam menangani wabah Demam Berdarah Dengue yang telah merenggut ratusan nyawa warga Indonesia.
Demam berdarah dengue (DBD) adalah kondisi demam yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk pembawa virus. Bila tidak ditangani dengan tepat, DBD bisa merenggut nyawa seseorang.
Sayangnya, kasus demam berdarah dengue saat ini tengah mewabah di Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur. Ribuan orang telah terjangkit DBD sejak awal tahun 2020, bahkan belasan orang telah meninggal akibat penyakit ini.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat, telah terjadi 1.234 kasus penyakit DBD di Sikka selama periode 1 Januari 2020 hingga 11 Maret 2020.
Dilansir dari Republika, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkap bahwa korban meninggal akibat DBD di Sikka sebanyak 14 anak, usia 14 tahun. Peristiwa ini pun ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa alias KLB.
Artikel terkait : Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Agar Anak-anak Terhindar Darinya
Kasus Demam Berdarah Dengue di Sikka meningkat, Rumah Sakit tidak cukup tempat
Kapasitas tempat tidur yang terbatas membuat pasien DBD mendapat pelayanan kesehatan bukan di ruang perawatan. Hal ini disiasati penyedia layanan kesehatan setempat dengan cara merujuk pasien DBD ke fasilitas kesehatan lain.
Tak hanya itu, Siti Nadia mengakui tidak semua puskesmas di Sikka memiliki kemampuan tenaga kesehatan yang sama dalam mendeteksi dan merawat pasien DBD.
Pemerintah setempat menyatakan, penyebab utama meningkatnya kasus DBD di Sikka karena drainase yang tidak bagus. Banyak genangan air yang membuat nyamuk aedes aegepty makin mudah berkembang biak sehingga jumlahnya semakin banyak, dan pasien DBD pun terus bertambah.
Kasus DBD di Indonesia 2020, Jumlah kematian tertinggi di NTT
Masih dari Republika, Siti Nadia mengakui ada juga masyarakat yang tidak mau dirujuk sehingga kondisi DBD yang mereka alami menjadi sangat terlambat untuk ditangani.
Nadia menambahkan mulai 1 Januari 2020 hingga 11 Maret 2020, kasus dan kematian akibat DBD di seluruh Indonesia terus terjadi.
“Total kematian 104 jiwa dan total kasus 17.781,” ujarnya.
Dari jumlah kematian tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut angka kematian terbesar di NTT sebesar 32 jiwa dari 2.711 kasus. Selain itu Jawa Barat, dan Jawa Timur turut menjadi zona merah kasus DBD.
Artikel terkait : Hati-hati! DBD lebih rentan dialami anak-anak, ini alasannya!
Gejala DBD pada anak yang perlu diwaspadai
Demam berdarah dengue terjadi akibat gigitan nyamuk aedes aegepty. Jentik nyamuk aedes aegepty berkembang biak pada genangan air yang tak terawasi. Keberadaan anak-anak di sekolah dan di gedung-gedung yang ada nyamuk aedes aegepty juga memperbesar risiko mereka tergigit nyamuk ini.
Anak-anak tak luput dari DBD karena sistem imun mereka yang tak sama dengan orang dewasa. Pembuluh darah anak-anak yang masih rapuh membuat mereka gampang terserang DBD.
Berikut ini adalah gejala DBD pada anak yang harus diwaspadai:
- Demam tinggi mencapai 40 derajat Celcius atau lebih
- Ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
- Nyeri pada otot, sendi, dan tulang
- Nyeri pada belakang mata
- Pusing
- Lesu
- Tidak ada nafsu makan
- Mimisan
- Kulit anak mudah memar
Cara melindungi keluarga dari wabah Demam Berdarah Dengue
Web Md menuliskan kiat-kiat melindungi diri dan keluarga anda dari risiko terkena demam berdarah dengue. Berikut informasinya:
- Memakai losion atau spray anti nyamuk, meskpiun di dalam ruangan.
- Ketika di luar ruangan, gunakan pakaian berlengan panjang, dan celana panjang. Tutup juga celah antara ujung celana dan kaus kaki.
- Gunakan pendingin ruangan bila ada.
- Pastikan pintu dan jendela aman dari masuknya nyamuk.
- Pakai kelambu pelindung dari nyamuk saat tidur.
- Hubungi dokter apabila merasakan gejala DBD.
- Jangan biarkan ada air tergenang. Balikkan ember atau gayung bekas air agar tidak ada genangan.
- Pakai obat yang bisa mematikan jentik nyamuk untuk bak mandi berisi air.
Demikian informasi terkait wabah DBD yang sedang melanda Indonesia. Semoga Parents dan keluarga tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari penyakit demam berdarah dengue.
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga :
7 Obat demam berdarah dari bahan alami ini bisa Bunda buat di rumah