Program Conscious Living, Solusi untuk Atasi Persoalan Sampah Plastik

Setelah sukses dengan program Conscious Living di Jawa Barat, kini P&G Indonesia bersama Octopus meluncurkan program Conscious Living di DKI Jakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Istilah sustainability lifestyle hingga conscious living mungkin cukup familiar di telinga. Namun apa kita sudah mengimplementasikannya di kehidupan kita?

Sebab, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) total sampah nasional pada tahun 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sekitar 11,6 juta ton di antaranya didominasi oleh sampah plastik.

Di wilayah Jakarta sendiri menduduki peringkat penyumbang sampah ketiga dengan berkontribusi sebesar 2,59 juta ton sampah. PLT Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebut Jakarta memproduksi sebanyak 7.500 ton sampah per harinya atau setara dengan ukuran Candi Borobudur.

Kelola Sampah Plastik dengan Program Conscious Living

Besarnya angka timbulan sampah tersebut tidak dapat dipungkiri akibat dari gaya hidup praktis masyarakat yang kerap mengonsumsi produk berbahan dasar plastik sekali pakai.

Tantangan pengelolaan sampah plastik seperti sampah sachet atau plastik multilayer dan HDPE adalah proses penguraiannya yang sulit. Selain sampah ini menimbulkan permasalahan lingkungan yang serius, juga tidak memiliki nilai ekonomis bagi seluruh pihak di dalam jalur sampah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berangkat dari kekhawatiran tersebut, P&G Indonesia bekerja sama dengan start up Octopus dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meluncurkan program bertajuk Conscious Living.

Artikel terkait: Tren Upcycling Fashion, Langkah Nyata Mengurangi Sampah Pakaian

P&G Indonesia Ekspansi Program Conscious Living ke DKI Jakarta

Sebelumnya, program ini telah diluncurkan di wilayah Provinsi Jawa Barat pada bulan Oktober 2021 silam sebagai bentuk pertanggung jawaban P&G atas dampak bisnisnya terhadap lingkungan.

Ariandes Veddytarro, selaku Sustainability Champion P&G Indonesia mengungkapkan, program pertama di Jawa Barat, saat ini telah melebihi target 1 tahun hanya dalam jangka waktu 8 bulan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dimana lebih dari 20 ribu penduduk di provinsi Jawa Barat telah menyetorkan 35,1 ton sampah plastik produk P&G ke Octopus Indonesia. Program Conscious Living di provinsi Jawa Barat juga telah menjangkau sebanyak 2.916 pelestari, di mana 54% pelestari merupakan perempuan, dan 54 diantaranya merupakan kaum disabilitas.

“Program ini pun telah terbukti memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para penerima manfaat yaitu dengan memberikan pemasukan tambahan hingga Rp 350 ribu- 800 ribu perbulannya,” ungkap Ariandes dalam acara Peluncuran Program Conscious Living DKI Jakarta, di Terrace Senayan, Selasa 21 Juni 2022.

Karena itu, P&G meyakini program Conscious Living harus diekspansi ke daerah lain, khususnya DKI Jakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kami melihat tingkat kesadaran masyarakat dibandingkan dengan provinsi lainnya, kota Jakarta adalah yang tingkat kesadarannya cukup tinggi. Makanya kenapa setelah sukses di Jawa Barat, yang paling dekat kami langsung ke Jakarta,” ujar Ariandes.

Artikel terkait: Cara Mudah Mengelola Sampah Plastik di Rumah, Ajarkan Juga kepada Anak

Sebagai Hadiah Ulang Tahun DKI Jakarta yang ke-495

Program Conscious Living ini juga salah satu hadiah ulang tahun DKI Jakarta yang ke-495.

P&G Indonesia bersama dengan Octopus dan didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memberikan hadiah kepada Ibukota dengan turut hadir dan berpartisipasi membantu menanggulangi permasalahan sampah di DKI Jakarta. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Program ini adalah hadiah kami untuk Ibukota Jakarta, di mana kami berkomitmen untuk dapat mengelola 40 ton sampah plastik di DKI Jakarta serta melibatkan 30.000 masyarakat DKI Jakarta agar menjaga kelestarian lingkungan dengan menyetorkan sampah rumah tangganya,” tutur Ariandes.

“Selain penanggulangan sampah, kami pun memiliki target untuk menjangkau 3.500 Pelestari dari berbagai latar belakang profesi hingga kondisi ekonomi guna memberikan manfaat yang baik bagi kehidupan mereka,” tambahnya. 

Artikel terkait: Bottle2Fashion, Ketika Botol Plastik Bertransformasi Menjadi Fashion Berkelas

Cara Tukar Sampah Plastik Jadi Bernilai

Program Conscious Living ini mendorong masyarakat untuk terlibat dalam upaya pemilahan dan pengumpulan sampah kemasan seperti sachet dan HDPE. Nantinya, masyarakat yang menyetorkan sampahnya kepada pelestari melalui aplikasi Octopus akan mendapatkan insentif menarik.

Bagi masyarakat yang ingin menyetorkan sampah plastiknya, caranya mudah. Cukup mengunduh aplikasi “Octopus” di Play Store atau App Store. Kemudian pilih kemasan P&G atau jenis kemasan lainnya yang ingin disetorkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nantinya, akan ada pelestari atau pemulung yang datang memverifikasi sampah plastik baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Penyetoran sampah kemasan ini tidak berbayar alias gratis. Masyarakat yang berpartisipasi pun juga diuntungkan dengan perolehan poin yang bisa ditukarkan dengan berbagai insentif menarik seperti pulsa, token listrik, hingga voucher.

“Bagi masyarakat cukup simple dengan sistemnya sama seperti ojek online. Jadi dari Aplikasi Octopus pilih jenis sampah, tentukan lokasi, dan nanti akan ada pelestari yang datang menjemput. Nantinya pelestari akan menjual sampah kemasan ke bank sampah,” ujar Co-Founder & CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan.

Setelah sampah terkumpul oleh pelestari, kemudian diserahkan ke bank sampah yang dikelola Pemprov DKI maupun KLHK. Sampah tersebut akan diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF) atau sumber energi terbarukan sehingga tak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Tak hanya itu, masyarakat juga bisa menjadi pelestari untuk mendapatkan uang. Namun tentu dengan beberapa persyaratan, salah satunya memiliki KTP. Calon pelestari juga akan di-training sebelum mengumpulkan sampah kemasan dari masyarakat.

Ichsan mengatakan, dengan adanya program ini, pelestari dapat mengumpulkan sampah kemasan untuk dijual kembali. Adapun juga bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup pelestari.

***

Demikian informasi terkait program conscious living sebagai wujud konkret untuk mengelola daur ulang sampah plastik. Dengan usaha ini, semoga lebih banyak orang yang peduli dengan lingkungan dan semakin bijak dalam menghasilkan dan memilah sampah ya, Parents!

Baca juga:

https://id.theasianparent.com/cara-membuat-bunga-daur-ulang-dari-botol-plastik

https://id.theasianparent.com/tempat-sampah-dapur

https://id.theasianparent.com/film-tentang-hari-bumi