Ibu Hamil Makan Cokelat, Amankah untuk Produksi ASI?

cokelat bagi ibu menyusui masih menjadi pembicaraan. Untuk menglarifikasi semua keraguan tersebut, berikut kami berikan penjelasannya

Cokelat adalah cemilan favorit, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh belahan dunia. Ketika sepotong cokelat meleleh di mulut, kita pasti ketagihan dan ingin menyantapnya lebih banyak lagi. Tak bisa dipungkiri lagi, banyak dari kita yang sulit untuk mengatakan tidak pada cokelat. Apakah bunda termasuk di antaranya?

Bagaimana efek mengonsumsi cokelat untuk ibu menyusui?

Seorang ibu yang menyusui mempunyai beberapa tanggung jawab lebih. Bunda harus lebih memikirkan kesehatan si bayi jika ingin menyantap sesuatu, cokelat termasuk di antaranya. Ada hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi cokelat untuk ibu menyusui.

Untuk menglarifikasi semua keraguan boleh tidaknya menyantap cokelat untuk ibu menyusui, berikut kami berikan penjelasannya.

Semua sudah pasti pernah menikmati cokelat. Rasanya yang manis akan sangat nikmat diaplikasikan dalam bentuk apapun, baik kue, topping makanan, maupun disajikan sebagai minuman. Cokelat diolah dari biji kakao, yang ditanam lalu dipanggang.

Bahan utama cokelat adalah minuman coklat, mentega coklat, dan tambahan gula. Di dalamnya terkandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, air, kafein, kolesterol, dan theobromine.

Bagi bunda yang sedang menyusui boleh saja tetap menikmati lezatnya cokelat. Tetapi jangan lupa untuk membatasi jumlahnya. Sebab tingginya lemak dan gula menyebabkan ia memiliki nilai gizi yang sedikit. Untuk mengimbanginya, ibu menyusui perlu makan makanan sehat seperti sayuran dan buah.

Bunda boleh mengonsumsi yang manis-manis dan makanan olahan cokelat dalam jumlah kecil, atau hanya sesekali saja sebagai ‘camilan’. Sesekali bunda dapat menikmati makanan olahan cokelat seperti kue cokelat, es krim cokelat, atau susu almond coklat. Tetapi ingat, bunda perlu mengimbanginya dengan tetap mengonsumsi makanan bergizi. Hal ini untuk menjaga kesehatan bunda serta memberikan nutrisi penting untuk si bayi.

Artikel terkait: Apa betul Ibu hamil boleh mengonsumsi coklat? Ini jawabannya!

Beberapa bayi mungkin tidak cocok dengan susu sapi, atau alergi dengan telur. Dalam kasus seperti itu, Bunda perlu menghindari konsumsi susu dan telur, termasuk cokelat.

Bunda menyusui terpaksa harus menghindari cokelat jika si bayi menunjukkan efek samping. Di antaranya mudah gelisah, alergi, hiperaktif, insomnia, dan sulit menyusui. Jika bayi Anda menunjukkan salah satu dari efek samping tersebut, bunda harus rela menghentikan konsumsi cokelat untuk sementara. Jangan lupa untuk segera memeriksa ke dokter anak.

Cokelat untuk ibu menyusui juga dapat memengaruhi bayi karena berbagai alasan, satu hal yang paling utama karena adanya kadar kafein di dalamnya. Kurang dari 1% kafein yang masuk ke aliran darah sang ibu akan bercampur dengan ASI. Kemudian mencapai puncaknya setelah satu jam konsumsi.

Sedangkan sistem tubuh bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk membersihkan kafein dan asupan tinggi si ibu. Hal ini dapat membuat bayi mudah marah dan menangis.

Nah, jika bunda tidak tahan untuk tidak menikmati cokelat, hal-hal di atas tentunya harus lebih diperhatikan.

 

Dilansir dari American Pregnancy Association, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari oleh ibu hamil, yaitu:

a. Daging mentah

Hindari mengonsumsi daging mentah selama kehamilan karena dapat berisiko terkontaminasi dengan bakteri coliform, toksoplasmosis, dan salmonella.

b. Daging Deli

Daging Deli diketahui terkontaminasi listeria, yang dapat menyebabkan keguguran. Listeria memiliki kemampuan untuk melintasi plasenta dan dapat menginfeksi bayi, yang dapat menyebabkan infeksi atau keracunan darah dan dapat mengancam jiwa.

c. Ikan yang tinggi merkuri

Ikan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan. Namun hindari mengonsumsi jenis ikan yang tinggi akan merkuri seperti ikan hiu, ikan todak, king mackerel, dan tilefish. Beberapa jenis ikan ini justru akan merusak dan memperlambat perkembangan otak janin.

d. Kerang mentah

Sebagian besar penyakit yang ditularkan melalui makanan laut disebabkan oleh kerang yang kurang matang, seperti kerang atau tiram. Jadi bila Bunda ingin mengonsumsi kerang, pastikan bahwa kerang tersebut benar-benar bersih dan matang.

e. Telur mentah

Hindari mengonsumsi telur mentah atau makanan apapun yang mengandung telur mentah. Hal ini sangat berisiko terpapar salmonella.

f. Keju lunak

Keju lunak yang diimpor mungkin mengandung listeria. Anda perlu menghindari keju lunak seperti Brie, Camembert, Roquefort, Feta, Gorgonzola, dan keju gaya Meksiko yang meliputi Queso Blanco dan Queso Fresco kecuali mereka dengan jelas menyatakan bahwa mereka dibuat dari susu pasteurisasi. Semua keju lunak yang tidak diimpor yang dibuat dengan susu pasteurisasi aman dikonsumsi.

g. Susu yang tidak dipasteurisasi

Susu yang tidak dipasteurisasi mungkin mengandung listeria. Pastikan susu yang Anda minum dipasteurisasi.

h. Kafein

Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa asupan kafein dalam jumlah sedang diperbolehkan, ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa asupan kafein mungkin terkait dengan keguguran.

Jadi sebisa mungkin batasi asupan kafein Anda setidaknya 200 mg per hari selama kehamilan.

i. Alkohol

Jangan mengonsumsi minuman alkohol selama masa kehamilan Anda. Paparan alkohol pada bayi menimbulkan risiko berbahaya. Efek samping alkohol bahkan bisa tetap mempengaruhi bayi meskipun dia telah dilahirkan dan dalam masa menyusui.

j. Sayuran yang tidak dicuci

Sayuran sangat penting untuk kesehatan ibu hamil. Namun pastikan Anda telah mencuci dengan bersih seluruh sayuran sebelum mengonsumsinya.

Sayuran yang tidak dicuci berisiko terpapar toksoplasmosis. Toksoplasmosis dapat mencemari tanah tempat sayuran ditanam.

sumber momjunction.com

 

Penulis

Kiki Pea