Memiliki tubuh sehat, tidak terkecuali organ intim yang sehat merupakan keinginan semua perempuan. Sayangya, tidak semua orang mengetahui ciri vagina sehat.
Ditemui di acara talkshow “More Active, More Confident”yang diadakan Absolute, dr.Neni Anggraeni, Sp.OG, mengatakan bahwa ada beberapa ciri vagina sehat. Apa saja?
Baca juga : 20 fakta tentang vagina
1. Kelembaban yang cukup
Tahukah Bunda bahwa kelembaban ideal vagina adalah dengan tingkat keasaman berkisar 3,8-4,5 ? Untuk itulah kondisi ini perlu dijaga dengan baik, jangan sampai kondisi kelembaban organ intim menjadi berlebihan. Pasalnya, vagina yang lembab merupakan tempat ideal pertumbuhan dan pengembang biakan bakteri dan jamur.
“Kelembaban organ intim perempuan ini memang dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya karena aktivitas yang padat yang membuat perempuan kurang memperhatikan kelembaban organ intim,” ujar dr. Neni saat menjelaskan apa saja ciri vagina sehat.
2. Ciri vagina sehat, tidak berbau
Seperti yang dikatakan dr. Neni, adalah wajar jika area vagina menimbulkan bau khas seperti amis. Namun bukan berarti bau tersebut menjadi tidak sedap dan sangat menggangu. Ia menyarankan jika Anda mulai mencium area vagina mengeluarkan bau yang kuat atau tidak sedap, langsung saja konsultasikan ke dokter.
Bau yang tidak sedap menjadi indikator bahwa vagina tidak sehat, timbul infeksi pada area ini. Lebih lanjut dr. Neni mengingatkan tidak sedikit perempuan yang mengatasinya dengan cara menggunakan sabun wangi untuk mengurangi bau tidak sedap tersebut. Namun katanya, memakai sabun wangi hanya akan menutupi baunya untuk sementara saja, sementara sumber masalahnya tidak bisa diatasi atau disembuhkan.
3. Cairan sekret tidak berwarna
Perlu dipahami lebih dahulu bahwa pada dasarnya secara alamiah tubuh, khususnya area vagina akan mengeluarkan carian atau sekret. Namun dr. Neni menegaskan bahwa kondisi vagina sehat tidak akan memiliki cairan sekret yang berwarna.
Cairan vagina normal memiliki ciri-ciri antara lain warnanya putih jernih, bila menempel pada pakaian dalam warnanya kuning terang, konsistensi seperti lendir tergantung siklus hormon. Ketika cairan yang keluar dari vagina sudah mengalami perubahan warna, menjadi putih susu, keabuan, hingga kehijauan, patut dicurigai adanya bakteri atau infeksi jamur.
Untuk mencegah segala risiko seperti adanya infeksi pada area vagina, dr. Neni menganjurkan untuk mengganti celana dalam jika sedang benyak malakukan aktivitas. Selain itu, pilih celana dalam yang berbahan katun karena akan mudah menyerap keringat.
“Membersihkan area vagina juga perlu hati-hati, sebaiknya sebaiknya jangan pakai tisu basah, gunakan air bersih saja. Saat menggunakan pembalut atau pantyliner juga baiknya sering diganti, idelanya 2 atau 3 jam sekali” papar dr. Neni lagi.
Sudahkah Bunda melakukan hal-hal di atas?
Menjaga Kebersihan Vagina
Vagina adalah liang otot di dalam tubuh wanita yang membentang dari serviks (lubang rahim) hingga lubang vagina. Organ seks eksternal, yang disebut vulva, mengelilingi lubang vagina.
Menjaga kesehatan tubuh dapat membantu menjaga vagina Anda tetap dalam kondisi yang baik, kata Dr Suzy Elneil, konsultan dalam urogynaecology di University College Hospital, London, dan juru bicara Wellbeing of Women.
“Secara umum, kesehatan vagina bisa dipertahankan dengan memastikan Anda berada dalam kondisi tubuh yang sehat. Ini termasuk diet sehat dan olahraga,” jelasnya seperti dikutip NHS.
Dr Elneil menyarankan sebaiknya hindari sabun yang wangi, gel, dan cairan antiseptik karena ini dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri dan tingkat pH di vagina dan menyebabkan iritasi. Vagina dirancang untuk menjaga dirinya tetap bersih dengan bantuan sekresi alami (keputihan).
Gunakan sabun biasa yang tidak berbau untuk mencuci area sekitar vagina (vulva) dengan lembut setiap hari. Vagina akan membersihkan dirinya sendiri di dalam tubuh Anda dengan cairan vagina yang keluar.
“Selama menstruasi, membasuh vagina lebih dari sekali sehari mungkin bisa membantu,” kata Dr Elneil.
Beberapa wanita mungkin membersihkan vagina dengan sabun wangi, tisu basah, atau gel antiseptik dan tidak timbul masalah. Namuan, jika terjadi iritasi, salah satu hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah menggunakan sabun biasa non-alergi tanpa pewangi dan lihat apakah ada perubahan pada vagina Anda
Baca juga :
id.theasianparent.com/membersihkan-vagina-dengan-sabun/null
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.