Hati-hati child grooming, modus pelecehan baru pada anak! Ini yang perlu Parents ketahui

Kenali dan pahami modus pelecehan anak terbaru, child grooming.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak bisa dipungkiri, fenomena pelecehan seksual pada anak masih terus saja berlanjut. Ibarat gunung es, kasus pelecehan seksual yang diketahui dan dilaporkan hanya terlihat sedikit atau pada puncaknya saja. Padahal ada banyak yang tak tampak dan tak terlapor. Baru-baru ini pihak kepolisian baru saja menangkap pelaku child grooming yang dilakukan melalui aplikasi game online.

Anda pernah mendengar istilah child grooming? 

Artikel terkait: Mengapa pelecehan seksual jarang dipolisikan? Ini sebabnya

Mengenal istilah child grooming

Berdasarkan definisi dari lembaga internasional Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak-anak atau National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), child grooming bisa diartikan sebagai sebuah upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.

Di berbagai negara, grooming sudah marak menjadi modus kejahatan pelaku pelecehan seksual anak.

Siapa pun bisa menjadi seorang groomer (pelaku grooming). Tak peduli berapa usianya atau apa jenis kelaminnya. Bahkan berdasarkan kejadian di lapangan, seorang groomer bisa muncul dari dalam lingkungan keluarga sendiri.

Proses grooming bisa dilakukan dalam waktu singkat atau lama. Hal ini memang tergantung dari bagaimana seorang groomer menjalankan aksinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang groomer yang berhasil akan mampu membangun sosoknya tampak berwibawa di hadapan korbannya. Jenis hubungan yang dibangun oleh seorang groomer pun sebenarnya bisa sangat beragam.

Bisa saja sebagai seorang kekasih, mentor, atau figur yang diidolakan oleh sang anak. Platform yang digunakan oleh seorang groomer juga bermacam-macam, mulai situs media sosial, e-mail, WhatsApp, atau chat forum.

Kasus child grooming di Indonesia

Faktanya, kasus child grooming ini telah terjadi di Indonesia. Dilansir dari Detik News, Polda Metro Jaya berhasil menangkap seorang pelaku child grooming berinisial AAP alias Prasetya Devano alias Defans alias Pras

Pelaku melancarkan aksinya melalui aplikasi game online ‘Hago’ dan ditangkap di kawasan Jakarta Barat pada 25 Juli 2019 lalu. “Iya betul, pelakunya sudah ditangkap, nanti kami rilis,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Senin (29/7/2019).

Menurut keterangannya, pelaku mencari korban melalui aplikasi game online dengan fitur  ‘discovery people‘. Dari fitur tersebut pelaku mencari korban perempuan yang rata-rata masih berusia belasan tahun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pelaku kemudian berkenalan dengan korban melalui chat dalam aplikasi tersebut dan melakukan video seks. Di mana pelaku meminta korban untuk membuka pakaiannya dan merekam video tersebut.

Hingga sampai saat ini, pelaku diketahui telah melakukan perbuatannya berulang-ulang. Korban yang kebanyakan masih berusia belasan tahun tersebut bahkan tidak bisa menolak permintaan pelaku karena diancam akan disebarkan videonya.

Waspadai taktik groomer dan ciri-ciri anak yang telah menjadi korban

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat menjalankan aksinya, groomer biasanya punya beragam taknik. Mulai dari berpura-pura menjadi teman korban, memberi hadiah, mengajak jalan-jalan, memberi perhatian, atau nasihat.

Adapun ciri-ciri anak yang telah menjadi korban groomer biasanya terlihat:

  • Menjadi tertutup
  • Memiliki pacar yang lebih tua
  • Sering memiliki barang baru atau uang berlebih
  • Mudah tertekan
  • Mudah marah

Dalam hal ini, Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd mengingatkan bahwa salah satu hal yang perlu diingat oleh orangtua tentu saja bagaimana mencegah pelecehan seksual ini ini terjadi. Dimulai dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Termasuk melatih anak untuk menghargai tubuhnya sendiri. Beri pemahaman pada anak, area tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak. Termasuk memperlihatkan pada orang lain. Dengan demikian, harapannya peleceham seksual seperti ini bisa dicegah. Ia pun mengatakan bahwa anak yang menjadi korban grooming sebaiknya segera diajak berkonsultasi dengan psikolog.

“Karena dia harus kita tangani dengan benar dan bila perlu diterapi ya, kita terapi. Apalagi anak kan kadang tidak tahu kalau dia korban pelecehan. Dia mungkin hanya mengalami perubahan sifat setelah itu. Itu yang perlu kita waspadai dan perhatikan” jelasnya saat ditemui theAsianparent di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Referensi: Detik News

Baca juga

"Saat anakku berubah, bentakan itu jadi penyesalan yang dalam," ungkap Chua 'Kotak'

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan