Insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara menggurat duka mendalam. Hingga Minggu (5/3/2023), sebanyak 19 orang meninggal dunia dan 49 warga mengalami luka dalam musibah ini. Di tengah upaya stakeholder terkait, cerita korban kebakaran Depo Pertamina sungguh mengiris hati.
Cerita Korban Kebakaran Depo Pertamina
Adalah Dayuh (40), seorang ibu yang sempat memeluk anak bujangnya yang masih berusia 20 tahun. Sayangnya, sang anak tidak terselamatkan di tengah ganasnya kobaran api. Tidak lama, sang ibu juga menyusul.
Dayuh sempat mengirimkan pesan terakhir kepada kerabatnya sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia sambil berpelukan bersama putranya.
Saat kejadian, rupanya Dayuh punya alasan mengapa tetap bertahan walaupun masyarakat lain sudah berlarian menyelamatkan diri.
“Di sini kebakaran,” begitu isi pesan singkat Dayuh melalui Whatsapp pada Irmawati, kerabat yang bermukim di Madura. “Keluarlah. Yang lain pada keluar. Kamu keluar juga,” balas pihak keluarga.
Namun, Dayuh bersikukuh untuk tetap di warungnya. Irmawati menjelaskan, sikap kemenakannya itu lantaran ia menjaga amanah. Sebab, warung yang dijaga Dayuh milik orang lain.
“Soalnya kebakaran tau sendiri kan suka dijarah. Jadi dia tanggung jawab punya orang itu. Takutnya (dia) di situ,” kata Irmawati. Alhasil, Dayuh ditemukan tewas di warungnya dan dievakuasi Sabtu (4/3/2023).
Tim yang bertugas kala itu menemukan Dayuh dalam posisi berpelukan dengan anak bujangnya yang berusia 20 tahun. Mirisnya, sang anak sempat mendaftar masuk Akademi Militer (Akmil) di Magelang. Sayangnya nasib belum berpihak, sang anak akhirnya memilih menjaga warung membantu ibunya.
Kini, pihak keluarga menunggu hasil analisis tim DVI Polri sembari melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk keperluan administrasi. Nantinya, Dayuh beserta sang anak akan disemayamkan di kampung halamannya di Madura.
Artikel terkait: Kronologi Wahana Mikie Holiday Kebakaran, Tak Ada Korban Jiwa
Sering Bengong Setelah Kehilangan Istri
Kisah lain datang dari Sulistiawati (44), anak dari Iriana (61) yang meregang nyawa kala Depo Pertamina Plumpang terbakar. Ia menyebut ayahnya jadi sering bengong setelah ibundanya pergi untuk selamanya.
“Ayah saya bingung harus ngapain. Ayah saya sekarang bengong aja. Cuma ngomong, ‘Ma, kok lu ninggalin gua sih?’ gitu,” ungkap Sulistiawati mengutip laman Kompas.
Saat kejadian, Sulistiawati mengatakan bahwa adiknya sempat akan menolong ibunya. Nahasnya, adik Sulistiawati tidak terburu menolong lantaran sang ibu sudah tertimpa coran dari lantai dua.
“Adik saya mau nolong mama, tapi keburu ketiban mama saya dari atas,” kata Sulistiawati. Iriana merupakan satu dari tiga jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang sudah teridentifikasi.
Iriana tercatat sebagai warga Kampung Bendungan Melayu, RT 006/RW 001, Desa Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Artikel terkait: Plaza Senayan Kebakaran, Simak Fakta-Faktanya
‘Anak Saya, Cucu, Besan dan Keponakan Meninggal’
Eman Sulaeman (67) juga harus merasakan pedihnya kehilangan anggota keluarga pada musibah kebakaran Depo Pertamina. Eman kehilangan empat anggota keluarganya sekaligus.
Mereka adalah sang anak, Muhammad Suheri Irawan (33), cucu laki-laki Rafasaya (4), seorang besan, dan keponakanya. Eman tak pernah menyangka hal ini akan menimpa dirinya.
Ia menceritakan satu jam sebelum kebakaran mereka baru saja berkomunikasi melalui sambungan telepon. Sekitar pukul 20.00 mendadak di televisi diberitakan Depo Pertamina Plumpang yang lokasinya berada di dekat rumah anaknya kebakaran.
Eman pun langsung syok. Berkali-kali ia mencoba telepon Muhammad Suheri Irawan, namun tak ada jawaban.
“Jam 19.00 WIB masih teleponan. Tiba-tiba sekira jam 20.00 WIB lihat siaran di TV kebakaran besar, saya coba telpon sudah enggak bisa,” kata Eman mengutip laman Merdeka.
Hingga akhirnya Sabtu (4/3/2023) sekira pukul 01.00 WIB menantu Sulaeman memberikan kabar duka. Anak, cucu, besan dan keponakan Eman meninggal dunia dalam kebakaran dahsyat tersebut.
“Istrinya (Suheri) selamat, tapi anak saya, cucu, besan, dan keponakan meninggal. Tidak bisa menyelamatkan diri saat terjadi ledakan katanya. Anak saya memang sudah lama tinggal di sana,” ujarnya.
Setelah mendapat kabar dukacita itupun, Sabtu (4/3/2023) pagi Eman dan keluarga besarnya di Bogor Selatan bergegas mencari informasi keberadaan jenazah keluarganya.
Mereka lalu mendatangi RS Polri Kramat Jati karena mendapat informasi seluruh jenazah korban kebakaran dibawa ke Instalasi Forensik untuk diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI).
“Dari kemarin sudah datang masih foto dan diambil sampel DNA dari rongga mulut. Tapi katanya anak saya (Suheri) enggak ada di sini. Kalau cucu, besan, dan keponakan ada,” tuturnya.
Eman mengatakan pihak keluarga sudah ikhlas menerima kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini sebagai musibah. Tidak terbersit dalam benaknya ia akan melanjutkan proses hukum.
“Kemarin sempat tenang karena dibilang jenazah anak saya ada di sini (RS Polri Kramat Jati). Tapi ternyata pas dicek lagi ternyata salah nama, jadi sampai sekarang belum tahu,” lanjut Eman.
Begitu banyak yang kehilangan anggota keluarga, juga harta benda dalam musibah kebakaran ini. Semoga seluruh korban selamat diberikan ketabahan dalam menerima musibah yang ada.
Baca Juga:
Kisah Pilu Ayah di Senegal Kehilangan Bayi Akibat Kebakaran di Rumah Sakit
9 Pendidikan Pencegahan Kebakaran untuk Anak, Praktikkan Sekarang
Kabar Kebakaran di Tiptop Pondok Gede hingga Plaza Mandiri