Keunikan Kampung Starling yang Penduduknya Jadi Pedagang Kopi Keliling

Setiap hari, ratusan orang dari desa ini menjajajkan kopi keliling Jakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selalu ada keunikan yang terjadi di tengah kota Jakarta. Siapa sangka, sebuah gang di sudut kawasan Kwitang, Jakarta Pusat ternyata menjadi rumah dari ratusan penjaja kopi keliling atau lebih dikenal dengan sebutan starling. Cerita kampung starling ini pun menjadi buah bibir masyarakat.

Tepatnya, kawasan ini terletak di Jalan Prapatan Baru, Kwitang. Tempat ini seringkali disebut-sebut sebagai 'Kampung Starling'. Kawasan ini tak sulit untuk ditemui. Keberadaannya tak jauh dari kawasan Tugu Tani dan diapit oleh Markas Marinir serta Hotel Aryaduta, tepatnya di Jalan Prapatan Satu, Senen, Jakarta Pusat. 

Umumnya para pedagang kopi keliling ini menjajakan dagangannya menggunakan sepeda di daerah perkotaan dimana banyak para pekerja yang sekedar istirahat. Bagi para pekerja yang bekerja di daerah Sudirman – Thamrin – Kuningan Jakarta pasti sudah sering melihat para starling berkeliling.

Mengulik Cerita Kampung Starling

Jika Anda ke kampung starling, kesan padat dan ramai mulai terasa. Di sinilah para pedagang tinggal dan mempersiapkan seluk beluk berdagang kopi keliling di jalanan Ibu Kota. 

Mereka biasa menjajakan seduhan kopi dalam sebuah gelas. Rentengan kopi terlihat menggantung pada gerobak kecil di sepeda mereka. Tak hanya kopi, aneka minuman seduh, mi instan, hingga rokok eceran juga mereka jajakan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sepeda yang berjejer mudah dijumpai di sudut gang Kampung Starling. Saking banyaknya sepeda, sepeda diparkirkan hingga ke atap rumah. Bahkan tak jarang mereka menggantungkan sepeda pada dinding untuk menghemat tempat. 

Ratusan sepeda ini bukanlah rusak, melainkan sedang dalam peristirahatan, terlihat masih ada keranjang dan beberapa gerobak tempat dagangan.

Para pedagang kopi starling ini biasa berjualan di pusat kota, seperti senayan, taman kota, hingga pada pagelaran acara yang diadakan oleh pemerintah kota maupun swasta. Mereka biasa berjualan terbagi mulai dari pagi, siang, sore hingga malam. 

Meski dijajakan sambil diminum di trotoar hingga halte, namun sensasi menikmati kopi starling tiada duanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikelola Semi-agen

Melansir sumber, Ketua RT di Kampung Starling Iwan Sakiman (59) bercerita di kampung ini terdapat sekitar 10 agen dan sekitar 400 pedagang starling. 

Para pedagang kopi starling ini didominasi oleh orang Madura. Ada yang sudah tinggal menetap, ada juga yang masih menumpang di tempat temannya. Mereka terdiri dari agen dan pedagang yang mayoritas punya kedekatan satu sama lain. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setiap agen akan memberikan modal bagi para pedagang kurang lebih Rp 1.5 juta untuk membeli kopi dan barang jualan. Seiring berjalannya usaha, para pedagang bisa mengembalikannya dengan cara dicicil dalam jangka waktu tertentu. 

Namun sebelum turun ke jalanan, mereka biasanya membariskan termos untuk mendapatkan air panas. Air panas inilah yang menjadi bahan menyeduh kopi starling. Di salah satu sudut kampung, ada depot pemasak air panas. 

Sebuah dandang besar digunakan untuk mengisi deretan termos air panas. Beberapa pedagang ada yang pulang setelah termos mereka habis. Namun tak jarang mereka mengisinya kembali dan menjajakan kopi keliling lagi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 7 Destinasi Wisata Kopi di Indonesia, Salah Satunya Ambarawa

Pendapatan Pedagang Starling

Bagi mereka, usaha kopi starling di Ibu Kota memang merupakan bisnis yang menjanjikan. Dalam sehari mereka bisa mengantongi penghasilan Rp 250 ribu. Bagi mereka, itu cukup untuk menafkahi anak dan istri di kampung halaman. 

Kopi yang dijajakan para pedagang starling dapat dibeli mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Tentu harga yang terpaut jauh jika dibandingkan dengan Starbuck asli. Berawal dari tahun 1999, para pedagang kopi keliling ini ramai menempati Kampung Starling pada tahun 2006.

Nah, Parents itulah singkat cerita tentang kehidupan di Kampung Starling. Pedagang kopi keliling ini merupakan fenomena unik yang menghiasi Kota Jakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mereka menjadi pendukung aktivitas, seolah kurang lengkap rasanya jika menyusuri Jakarta tanpa mencicipi seduhan kopi starling. Tertarik mencobanya?

Baca juga:

id.theasianparent.com/cerita-pedagang-di-makam-eril

id.theasianparent.com/tantri-ajak-ramaikan-kaki-lima

id.theasianparent.com/viral-beli-takjil-buka-puasa-tak-biasa-ala-petugas-tol