Perceraian tentunya bukanlah hal yang diharapkan terjadi pada pasangan ketika menikah. Namun, terkadang perceraian dipilih karena dirasa menjadi jalan terbaik bagi keluarga. Seperti yang dialami oleh Bunda Y, cerai di usia muda menjadi kenyataan yang harus dihadapinya kini.
Sebagaimana pasangan baru menikah lainnya, ia tak pernah menyangka bisa berpisah dalam waktu yang cepat. Ya, di usianya yang masih cukup muda, 25 tahun, ia kini berjuang sebagai single Mom untuk membiayai hidupnya dan sang buah hati.
Ia menuturkan pengalamannya ini di forum curhat Aplikasi TheAsianparent. Bagaimana kisahnya?
Artikel Terkait : “Suami dan mertua bersikap buruk saat aku hamil, haruskah minta cerai?”
Cerai di usia muda, kisah seorang ibu tunggal
“Bismillah Setiap saya melihat anak saya tertidur .. selalu nggak tega melihat wajah polosnya. Saya telah salah memilih ayah untuknya.. Beberapa kali kejadian yang selalu saya maafkan, selama ini belum genap 3 tahun pernikahan saya..
Kehamilan dan kelahiran buah hati tak mengubah sikap suami
Alhamdulillah selang 1 bulan, telah dipercayakan buah hati oleh Allah saat itu. Tapi, hamil pun tidak mencegah pertengkaran terjadi. Tinggal bersama dengan orangtuanya penuh tekanan batin hingga detik-detik saat akan melahirkan, sudah benar dia menemani tapi malah saat sudah prosesi bukaan-bukaan, dia malah pamit ke ibu saya untuk pulang mengurus pekerjaannya. What? Ibu saya mengijinkan tapi setidaknya belikan dulu makanan untuk saya karena pasti lelah kesakitan semalaman. Benar, saat dia masih membelikan makanan, ketuban saya pecah, siap melahirkan. Bayangkan kalau tadi ibu saya tidak menyuruhnya membelikanku makan dulu.
Suami dan mertua tak peduli dengan anakku
Lalu 40 hari setelah melahirkan, saya sudah dapat hardikan bahwa dia dan keluarganya tidak rugi kalau saya tidak balik ke rumah dia dan orangtuanya. What? Acara 40 harian, orangtuanya dia nggak bisa datang karena ada benturan dengan selamatan di tetangga sebelah rumah, sungkan klo nggak datang, karena tetangga sudah seperti keluarga. What? Jadi cucunya bukan keluarga? Anak umur 3 bulan, hardikan berikutnya adalah : “Sudah sana pulang saja ke rumah orangtuamu saja” O waw , adakah seorang ayah baru yang setega itu? Ada!! Saya saksi hidupnya.
Berjuang keras untuk sang buah hati
Cih! Saya working mom full time 8-4 dan ditambah perjalanan tiap hari kurang lebih 2 jam pulang pergi naik motor menembus jalan raya kota di jam berangkat pulang kantor yg semua orang NORMAL di dunia tau, bagaimana riweuhnya itu. Demi jajan dan masa depan anak, saya SANGAT tidak punya waktu untuk mempertahankan seorang kepala keluarga yang sombong dan tidak memprioritaskan istri dan anaknya. Wasting time, saya juga masih muda 25 tahun. Saya akan bekerja sekuat tenaga, semampu saya menabung sebanyak mungkin. Alhamdulillah saya diberi kecerdasan, walaupun hanya lulusan SMK tapi saya bisa dapat pekerjaan dengan gaji pokok 2,6 belum bonus lain-lain.
Artikel Terkait : Curahan hati wanita yang dikhianati pasangan: “Saya sudah tak tahan, tapi pasangan saya tak mau cerai”
“Lebih baik menjadi janda bahagia daripada menjadi istri menderita”
Dan maaf, saat ini saya sudah memutuskan untuk berpisah karena rumah tangga seperti ini telah rusak. Seorang kepala keluarga yang harusnya menuntun, malah menyeret dan menghina apalagi masih menyombongkan dari keluarga mana dia.
Sungguh saya hanya ingin menunjukkan bahwa saya bisa dan mampu tanpanya. Karena saya dan anak saya BERHAK bahagia.. Dan satu lagi, saya lebih baik menjadi janda bahagia daripada menjadi istri menderita. Love you Moms, lucky for you and your family. Love your wife/husband , marriage isn’t a game..
Saran psikolog untuk single mom
Menurut psikologi Rosalina Verauli, M.Psi,SE, menjadi single Mom memang memiliki banyak tantangan. Namun, meski menjalani beragam peran, bukan berarti perempuan tak bisa melakukannya dengan baik.
Vera mengungkapkan bahwa memang terkadang ada beberapa hal yang dikorbankan. Entah dari segi waktu maupun finansial.
Tapi sebaiknya Bunda tidak terlalu mencemaskannya. Kunci dalam menjalaninya ialah dengan berbahagia.
Beberapa hal yang sebaiknya tak dilupakan oleh seorang single Mom antara lain :
- Tetap menjaga kesehatan mental dan fisik
- Luangkan waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersenang-senang
- Membuat daftar-daftar prioritas, khususnya dalam hal keuangan
- Tetaplah berpikir positif
- Bangun hubungan pertemanan atau komunitas yang bisa menjadi support system
Baca Juga
id.theasianparent.com/7-artis-cerai-karena-poligami