Waspada, Trauma Jalan Lahir Sebabkan Cephalohematoma pada Bayi

Bisa dialami semua bayi, bagaimana cara mencegah cephalohematoma ?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Istilah cephalohematoma mungkin masih belum familiar didengar, ya? Padahal, kondisi ini bisa saja dialami semua bayi. Jadi, apa yang dimaksud cephalohematoma?

Pengertian Cephalohematoma

Dalam hal ini dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan  bahwa cephalohematoma dan caput succedaneum adalah lesi di kepala (namun bukan proses di otak).

Di mana terjadi akumulasi darah yang terjadi di antara tengkorak dan kulit kepala bayi. Penyebabnya adalah pembuluh darah pecah, yang pada akhirnya terakumulasi pada area di bawah kulit kepala. Umumnya, cephalohematoma adalah kejadian pada saat proses persalinan.

Tampilan cephalohematoma ini seperti ada benjolan di salah satu sisi kepala bayi yang baru lahir (tampak seperti pada gambar di bawah)

Menurut dr. Putu Indah, trauma jalan lahir seperti caput succedaneum dan cephalohematoma ini biasanya terjadi pada sekitar 2 persen bayi yang lahir normal dan 1,1 persen bayi yang lahir lewat bedah sesar.

Sebenarnya semua bayi bisa mengalami dua kondisi tersebut, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan risikonya. Apabila dirangkum, berikut beberapa faktor tersebut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Proses melahirkan yang terlalu lama
  • Penggunaan alat bantu persalinan
  • Ukuran bayi yang besar
  • Kontraksi rahim lemah
  • Ukuran panggul ibu sempit
  • Kehamilan bayi kembar
  • Konsumsi obat yang membuat kontraksi lemah
  • Posisi bayi tidak optimal dengan kepala di bawah

"Trauma lahir ini berisiko terjadi pada bayi-bayi besar (berat lahir bayi di atas 4 kilogram), selain itu faktor risiko ini juga akan meningkat pada ibu yang mengalami berat badan berlebih, posisi bayi sungsang, persalinan yang dibantu alat seperti divakum atau dengan forsep, atau apabila ada kelainan di bentuk panggul ibu, misalnya panggul yang terlalu sempit," paparnya.

Artikel Terkait: Mungkinkah Melahirkan Normal Setelah Operasi Caesar?

Caput Succedaneum dan Cephalohematoma, Apa Bedanya?

Secara kasatmata, caput succedaneum dan cephalohematoma mirip. Sehingga untuk membedakannya memang memerlukan pemeriksaan fisik oleh dokter untuk membedakan keduanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Benjolan pada caput succedaneum dan cephalohematoma terjadi karena pengumpulan cairan (biasanya termasuk di dalamnya darah) di jaringan kepala di atas (caput succedaneum) atau di bawah (cephalohematoma) periosteum (jaringan lunak pelapis tulang).

Dijelaskan dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A, bahwa kedua trauma ini terjadi di jaringan lunak kepala di luar otak bayi, jadi keduanya tidak akan mengganggu pertumbuhan otak bayi. Benjolan pada caput succedaneum biasanya akan hilang spontan setelah beberapa hari tanpa perlu terapi apapun.

Artikel Terkait: Waspada Microtia, Kelainan Bawaan pada Telinga Bayi Baru Lahir

Berbeda dengan caput succedaneum, benjolan pada cephalohematoma biasanya terlihat di satu sisi kepala, tidak melewati garis sutura tulang tengkorak. Pada cephalohematoma, cairan terkumpul di jaringan yang lebih dalam daripada caput succedaneum, yaitu di bawah lapisan periosteum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cephalohematoma biasanya terjadi karena ada pembuluh darah di periosteum yang rupture/robek, biasanya karena proses persalinan sulit yang dibantu forsep atau vakum. Perlu waktu beberapa minggu untuk cephalohematoma resolusi spontan tanpa perlu intervensi terapi apapun.

Pada beberapa kasus, cephalohematoma tidak beresolusi sempurna dan benjolan ini berkalsifikasi menyatu dengan tulang dan tetap tampak seperti benjolan pada kepala bayi. Meskipun demikian, tumbuh kembang bayi tidak akan berdampak karena cephalohematoma ini.

Kapan Perlu Dilakukan Pemeriksan dan Dibawa ke Dokter?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Bayi Demam Naik Turun, Haruskah Orangtua Panik?

dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A mengatakan ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai dan memerlukan penangan khusus. Jangan tunda membawa bayi ke rumah sakit apabila Parents melihat beberapa kondisi di bawah ini:

  • Benjolan kepala bertambah besar dengan cepat
  • Bayi tampak lemas dan malas menyusu
  • Bayi tampak pucat
  • Bayi tampak kuning sampai ke paha sebelum jadwal kontrol ke dokter
  • Bayi demam
  • Benjolan di kepala tampak kemerahan dan teraba panas
  • Bayi kejang

Lebih lanjut, dr. Putu mengingatkan bahwa upaya atau cara mencegah trauma lahir ini tentu saja tetap bisa dilakulan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pemeriksaan teratur ini juga diperlukan untuk mengatahui ada tidaknya risiko kehamilan.

"Pastikan juga persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan profesional dan kompeten untuk mengurangi risiko terjadinya Cephalohematoma atau trauma lahir pada bayi dan ibu," tegas dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A lagi. 

 

Baca Juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

id.theasianparent.com/ghee-untuk-mpasi

id.theasianparent.com/efek-samping-usg-4-dimensi

id.theasianparent.com/cara-menaikkan-berat-badan-bayi-6-12-bulan