X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Menyebabkan kematian, begini cara penularan penyakit difteri

Bacaan 3 menit

Penyakit difteri kembali menyerang hampir seluruh wilayah di Indonesia, bahkan menyebabkan banyak kasus kematian. Bagaimana cara penularan difteri sehingga penyakit ini mewabah lagi?

Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diptheriae yang menyerang selaput lendir dan tenggorokan. Penyakit ini bisa menghalangi jalan pernapasan yang membuat penderita kesulitan bernapas.

Bakteri ini akan menginfeksi orang yang tidak memiliki kekebalan tubuh dan amat berbahaya bagi anak-anak di bawah 15 tahun.

Cara penularan difteri

Bakteri penyebab difteri dapat menyebar dengan berbagai cara yang perlu diwaspadai. Misalnya ketika tanpa sengaja menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, saat bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi, maupun saat berbagi makanan atau minuman dengan penderita.

Difteri dapat menyebar dengan mudah, bahkan dengan metode yang tidak kita sadari sebelumnya. Menurut dokter Lili Dwiyani, Interactive Medical Advisor di alodokter.com, cara penularan difteri berikut ini harus Parents waspadai:

  • barang yang telah terkontaminasi oleh bakteri penyebab difteri, misalnya mainan atau handuk
  • bersentuhan langsung dengan bisul akibat difteri di kulit penderita
  • kontak langsung dengan hewan yang sudah terinfeksi
  • minum susu yang belum melalui proses pasteurisasi atau sterilisasi
  • menghirup udara saat penderita bersin atau batuk

Bakteri penyebab difteri ini sangat mudah menyebar dan menginfeksi banyak orang. Oleh sebab itu, penderita difteri biasanya diisolasi di ruangan khusus agar korbannya tidak semakin banyak.

Mencegah infeksi difteri

Cara penularan difteri melalui benda-benda yang ada di sekitar kita membuat banyak orang menjadi cemas, apalagi mereka yang punya anak di bawah 15 tahun. Selain dengan mengisolasi penderita difteri, cara pencegahan paling utama adalah dengan imunisasi.

Di Indonesia, imunisasi difteri sudah dilakukan lebih dari 50 tahun, dan penyakit ini sudah menjadi cukup langka. Sayangnya, kelompok antivaksin yang menolak imunasi difteri menyebabkan bakteri ini menyebar lagi.

Vaksin untuk imunisasi difteri dibagi dalam 3 jenis, yaitu: vaksin DPT-HB-HiB, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan pada usia berbeda secara bertahap.

  1. Imunisasi dasar pada bayi (di bawah usia 1 tahun) sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-HiB dengan jarak masing-masing 1 bulan.
  2. Imunisasi lanjutan (booster) saat anak usia 18 bulan sebanyak 1 dosis vaksin DPT-HB-HiB
  3. Imunisasi lanjutan (booster) saat anak kelas 1 SD  sebanyak 1 dosis vaksin vaksin DT
  4. Imunisasi lanjutan (booster) saat anak kelas 2 SD  sebanyak 1 dosis vaksin vaksin Td
  5. Imunisasi lanjutan (booster) saat anak kelas 5 SD  sebanyak 1 dosis vaksin vaksin Td

Jumlah lima kali vaksinasi ini diharapkan mampu melindungi anak dari difteri seumur hidupnya. Namun, Parents bisa memberikan lagi imunisasi saat anak memasuki masa remaja, yaitu usia 11 – 18 tahun untuk memaksimalkan keefektifan vaksin.

Penderita difteri yang sudah sembuh pun disarankan untuk tetap vaksin agar terhindar dari kemungkinan terjangkit penyakit yang sama.

Artikel terkait: Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

Keberhasilan imunisasi difteri

Imunisasi memang tidak bisa mencegah 100% seseorang terkena penyakit, namun bila anak sudah mendapat vaksin, efek penyakit ini tidak akan separah mereka yang belum pernah vaksin.

Keberhasilan pencegah difteri dengan imunisasi adalah sebesar 95%. Jika di suatu daerah banyak orang yang menolak imunisasi, maka terdapat kesenjangan atau kekekebalan tubuh yang mengakibatkan difteri muncul lagi.

Kesenjangan kekebalan ini terjadi akibat adanya akumulasi kelompok yang rentan terhadap difteri yaitu mereka yang tidak mendapat imunisasi maupun yang tidak lengkap imunisasinya.

Menurut Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI, munculnya kelompok antivaksin menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi.

“Cakupan imunisasi yang tinggi dan kualitas layanan imunisasi yang baik sangat menentukan keberhasilan pencegahan berbagai penyakit menular, termasuk difteri,” ujar Oscar seperti yang dikutip dari Cantika.

Yuk, Parents, cek lagi apakah anak Anda sudah lengkap mendapatkan imunisasi untuk mencegahnya terkena penyakit difteri yang sekarang sedang mewabah.

 

Baca juga:

Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Giasinta Angguni

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Menyebabkan kematian, begini cara penularan penyakit difteri
Bagikan:
  • Hati-hati, ini 7 tanda anak kecanduan menonton TV

    Hati-hati, ini 7 tanda anak kecanduan menonton TV

  • Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!

    Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Hati-hati, ini 7 tanda anak kecanduan menonton TV

    Hati-hati, ini 7 tanda anak kecanduan menonton TV

  • Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!

    Peringatan seorang ibu tentang tanda difteri ini jangan sampai terlewat, Parents!

  • Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

    Momen Nikita Willy Gendong Anak, Posisi Duduk Jadi Sorotan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.