Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) awal tahun 2019 ini sangat meningkat. Fakta yang tidak bisa disepelekan mengingat DBD merupakan salah satu jenis penyakit berbahaya dan mematikan. Di mana cara penularan DBD sebenarnya terlihat begitu sederhana, melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Umumnya di musim penghujan seperti saat ini jumlah pasien penyakit DBD biasanya akan meningkat secara drastis. Hal ini dikarenakan curah hujan tinggi ditemukan banyak tempat genangan air yang dijadikan sebagai tempat nyamuk berkembang biak.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, jumlah kasus DBD per 29 Januari 2019 telah mencapai 13.683 dengan jumlah meninggal dunia 133 jiwa.
Untuk mecegah penularan penyakit DBD, semua lapisan masyarakat tentu saja diharapkan untuk bisa mengetahui bagaimana upaya pencegahan. Misalnya dengan menjaga lingkungan sekitar tetap bersih agar nyamuk tidak dapat berkembang biak.
Harapannya, DBD tak perlu lagi sampai ‘memakan’ lebih banyak korban. Apakah Parents sudah mengetahui bagaimana menghentikan cara penularan DBD?
Artikel terkait : Rekomendasi obat anti nyamuk untuk bayi yang aman, Parents wajib tahu!
Cara sederhana yang dapat dilakukan tentu saja dengan melakukan gerakan 3M.
Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk penular demam berdarah.
“Melakukan 3M sebenarnya sudah sangat efektif untuk mengantisipasi penyebaran demam berdarah. Namun, orang-orang masih saja malas untuk melakukannya dan kurang peduli dengan gerakan 3M,” ungkap Prof. Drh. Upik Kesumawati Hadi, MS. PhD.
Nyamuk aedes aegypti sangat menyukai tempat berair dan lembap. Itulah yang menjadi alasan mengapa ketika kita tidak menguras bak mandi dalam kurun waktu satu minggu, pasti akan muncul flek-flek hitam pada dinding bak mandi, yang mana itu adalah telur nyamuk.
“Telur nyamuk sangat tahan kering. Walaupun tidak ada air, tapi suasana yang tetap lembap akan membuat telur nyamuk tetap hidup,” kata Upik selaku Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Pemukiman (UKPHP) Institus Pertanian Bogor (IPB).
Cara Nyamuk Aedes Aegypti Berkembang Biak
Penting untuk diketahui, proses nyamuk bertelur bermula dari mengisap darah manusia dan kemudian ketika sudah kenyang darah, maka nyamuk akan mengolah darah tersebut dalam 2 hari dan menjadi ‘bunting’.
Menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh tim Upik, pada daerah tropis, nyamuk siap bertelur setelah 2 hari mengolah darah manusia yang telah dihisap sebelumnya.
“Ketika nyamuk sudah ‘bunting’ dan siap bertelur, mereka akan mencari tempat yang terdapat air, seperti bak mandi, dispenser, dan tempat-tempat lainnya yang berair. Kita harus tahu kalau ternyata nyamuk aedes aegypti lebih suka berada di dalam rumah,” jelas Upik saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat.
“Nyamuk aedes aegypti saat bertelur tidak hanya menetap pada satu tempat, melainkan ia berpindah-pindah pada setiap tempat yang berari. Kemudian telur itu akan menetas menjadi jentik, dan nyamuk mengalami 4 kali ganti kulit jentik,” imbuhnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Ketika nyamuk sudah dewasa, sebenarnya nyamuk tidak akan langsung terbang, melainkan beristirahat terlebih dahulu selama 17 jam. Biasanya, nyamuk akan mengincar tempat-tempat gelap atau gantungan baju sebagai area istirahat.
“Maka dari itu, rumah kita harus bersih, ventilasi harus bagus agar nyamuk bisa keluar. Setelah sayap nyamuk sudah kuat, dia akan terbang untuk mengisap darah orang,” kata Upik.
Cara Penularan DBD yang Patut Parents Ketahui
Saat nyamuk mengisap darah orang melalui gigitan, saat itu juga nyamuk menularkan virus DBD. Terlebih apabila sebelumnya nyamuk telah mengisap orang yang terserang virus DBD.
“Kalau mengisap darah orang pertama adalah orang yang sehat, maka tidak masalah, mengisap darah orang kedua bisa saja selamat. Namun, kalau mengisap orang pertama yang sudah memiliki virus DBD, maka sambil mengisap darah, nyamuk juga menyedot virus tersebut yang kemudian bisa ditularkan pada orang lain,” ucap Upik dalam acara ‘Media Briefing My Baby’.
Selain itu, penyebaran penyakit DBD juga bisa melalui transovarial, yaitu ditularkan dari induk ke keturunannya. Dengan demikian, ketika nyamuk sudah dewasa, maka dia sudah memiliki virus DBD.
Semoga informasi terkait cara penularan DBD ini bisa bermanfaat.
Baca juga :
Kenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Agar Anak-anak Terhindar Darinya