Semua orangtua tentu berupaya memberikan pendidikan terbaik bagi buah hatinya. Salah satunya adalah dengan cara menumbuhkan pola berpikir kritis pada anak.
Kemampuan berpikir kritis ini akan menjadi landasan penting dalam kehidupan yang bisa menentukan kesuksesan seseorang di masa depan. Pada anak-anak, kemampuan berpikir kritis akan menjadi landasan penting yang mempengaruhi cara anak berpikir di usia dewasa.
Cara menumbuhkan pola berpikir kritis pada anak sejak usia dini
Berpikir kritis merupakan pola pikir yang melibatkan proses “menganalisa” dan “mengevaluasi “ suatu informasi melalui pengamatan, pengalaman dan komunikasi.
Dengan berpikir kritis, anak tidak hanya menerima informasi begitu saja, melainkan dengan mempertanyakannya. Sehingga kelak bisa menilai suatu informasi dan memecahkan masalah dengan tepat dan akurat.
Namun berpikir kritis ini tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan melalui proses pembelajaran yang konsisten dan berkesinambungan. Proses belajar ini bahkan bisa dimulai sejak usia balita.
Sebagaimana yang kita ketahui, pada Masa Emas /Golden Age (usia 1-3 tahun) kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Masa-masa ini tidak akan terulang lagi. Dan informasi yang diserap anak pada masa ini akan berdampak bagi perkembangan anak di masa mendatang.
Pada masa inilah semestinya orangtua bisa mengoptimalkan perannya sebagai pendidik dan peletak dasar kecerdasan, baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. Mengenalkan pola berpikir kritis pada anak tidaklah sesulit dan serumit yang dibayangkan. Orangtua bisa mengenalkan dan mengajarkan cara berfikir kreatif pada anak dengan cara yang menyenangkan dan tidak dipaksakan.
Cara menanamkan pola pikir kritis pada anak
Menumbuhkan cara berpikir kritis pada anak bisa kita lakukan dalam suasana santai dalam keseharian kita. Cara-cara sederhana di bawah ini dapat kita lakukan untuk menumbuhkan pola pikir kritis pada anak-anak kita :
1. Ajarkan anak untuk mengamati suatu benda dan menarik kesimpulan berdasarkan pengamatannya.
Misalnya : ketika anak melihat kucing, tanyakan berapa jumlah kaki, mata, telinga yang dimiliki kucing.
2. Ajak anak untuk membandingkan dua objek yang berbeda dan kontras
Hal ini akan membuat anak belajar untuk menganalisa dan mengkategorikan “persamaan” maupun “perbedaan” dari objek yang diamati.
Contohnya : meminta anak untuk membandingkan buah apel dan rambutan. Atau kucing dan burung. Atau apapun yang ada di sekitar mereka. Tanyakan pada mereka, apa persamaan dan perbedaan keduanya.
3. Mendiskusikan dan menganalisa cerita
Misalkan dengan meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang sudah ia dengar atau kita bacakan dengan bahasa anak.
Kemudian tanyakan pendapat anak mengenai isi cerita, karakter tokoh dan arahkan anak agar mampu menghubungkan cerita dengan kejadian dalam kehidupan nyata.
Contoh, mengapa kelinci bisa dikalahkan oleh kura-kura? Bolehkah kita bersikap sombong seperti yang kelinci lakukan?
4. Mengajarkan kerjasama dalam permainan yang mengasyikkan
- Kita bisa memberi kesempatan pada pada anak untuk bekerjasama dengan mengundang teman-teman seusianya, atau melibatkan saudara-saudaranya.
- Kemudian, beri stimulus pada anak agar berani mengungkapkan gagasan dan ide, serta mengeksplorasi kreativitas mereka.
- Sebagai alat bantu, kita bisa menyediakan permainan kreatif seperti plastisin, lego, pasir, gelembung sabun dan lain-lain.
- Atau dengan mengajak anak-anak bercerita bersama. Kemudian mintalah anak untuk menyampaikan penilaiannya agar mereka belajar mempertahankan pendapat mereka dengan cara yang baik.
5. Mintalah anak untuk melanjutkan sebuah cerita
Biarkan anak mengembangkan imajinasi dan daya kreatifnya untuk menentukan arah dan ending cerita.
Gantilah metoda menjawab pertanyaan yang diajukan anak dengan balik bertanya.
Hal ini akan menumbuhkan daya kreatif anak, dan yakinlah, kita akan terkejut mendengar jawaban-jawaban mereka yang ajaib dan lucu.
Bila kita konsisten menerapkan cara-cara di atas, kita tidak saja membangun pola pikir kreatif pada anak, melainkan juga membangun mental anak dan menciptakan kedekatan anak orangtua yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak sepanjang hidupnya.
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba, Parents!
***
Baca juga: