Kami senang jika para pembaca theAsianparent membagikan kisahnya dengan kami. Jadi, kami bersemangat sekali ketika seorang ibu asal Singapura bernama Amy ingin berbagi resep spesial: cara membuat mie dari ASI. Benar-benar cara yang cerdas untuk memanfaatkan kelebihan stok ASI!
Amy juga menceritakan pengalamannya menjadi ibu dan bagaimana ia mash terus menyusui bayinya hingga saat ini.
Perjalanan Amy dalam meng-ASI-hi
Namaku Amy dan aku adalah seorang ibu dari bayi mungil berusia tiga bulan. Bayiku ini benar-benar begitu berarti bagiku dan perjalananku menjadi seorang ibu benar-benar naik-turun namun tetap indah untuk dijalani.
Malam-malam yang kulewati tanpa tidur, hari-hari yang melelahkan, dan semua pengorbanan itu sepadan. Hanya dengan melihat wajah manis bayiku, segalanya menjadi lebih baik.
Bayiku minum ASI eksklusif tapi awal perjalanan menyusuiku tidaklah semanis itu. Aku ingin memberi tahu semua ibu agar tidak stres sesaat setelah melahirkan jika ASI tak langsung keluar.
ASI-ku tidak keluar hingga seminggu setelah aku melahirkan. Aku sangat tertekan karena beberapa hari pertama di rumah sakit, aku benar-benar tidak melihat ASI-ku keluar sama sekali.
Ada beberapa tetes kolostrum, itu saja, hanya beberapa tetes. Namun, semua orang di rumah sakit, mulai dari perawat, konsultan laktasi, dan dokter mengatakan kepadaku bahwa tidak apa-apa jika aku tak mengeluarkan ASI karena bayi masih belum butuh banyak susu.
Sedihnya, aku melihat bagaimana bayiku sepertinya menderita. Ia menangis histeris dan tidak bisa tenang bahkan setelah menempel di payudaraku selama lebih dari setengah jam.
Ia terlihat sangat kehausan. Setelah satu setengah hari, aku tidak tahan lagi dan meminta perawat memberi susu formula kepadanya. Bayiku mulai tenang dan tidur nyenyak setiap kali kembali ke kamarku dari kamar bayi karena ia sudah kenyang.
Jadi, para ibu di luar sana, tolong dengarkan naluri keibuan Anda dan berikan bayi Anda susu yang cukup.
ASI memang yang terbaik tetapi jika Bunda tidak menghasilkan cukup ASI di hari-hari pertama, maka sedikit sufor lebih baik daripada membiarkan bayi Anda dehidrasi dan stres.
ASI mengalir seminggu pasca melahirkan
Aku beruntung bahwa seminggu setelah melahirkan, ASI-ku mengalir deras. Aku terus diberkati untuk memiliki susu yang cukup untuk bayiku, bahkan sekarang memiliki kelebihan ASI. Itulah sebabnya bayiku ASI eksklusif hingga saat ini.
Karena aku memiliki stok ASI yang banyak, aku telah mendonorkannya ke ibu yang tidak menghasilkan cukup ASI. Namun terkadang, aku masih memiliki kelebihan stok yang bisa disimpan di kulkas.
Jadi, aku mulai berpikir bagaimana cara agar tidak menyia-nyiakan ASI karena itu bagaikan ’emas cair’ bagiku. Benar-benar berharga dan memiliki banyak manfaat. Belum lagi, kerja keras yang sudah kulakukan demi memompa ASI.
Sejauh ini, aku telah mencoba berbagai cara untuk menggunakan kelebihan ASI (selain memberikan kepada ibu yang membutuhkan), yaitu: mencampurnya dalam kopi, membuat masker wajah dan lulur, membuat flan custard, membuat kue dan muffin, serta yang paling baru membuat mie ASI.
Setelah mencobanya dan berhasil, aku memutuskan untuk berbagi cara membuat mie dari ASI ini untuk ibu menyusui lainnya. Aku ingin memberi tahu semua ibu bahwa ASI sangat bergizi, tidak hanya untuk bayi kita tetapi juga bagi kita sendiri.
Mengapa kita minum susu sapi dan susu kambing tapi bukan susu manusia? Jadi, jika berikutnya Bunda ingin mengambil kardus atau kaleng susu sapi untuk membuat resep apa pun, pikir dua kali, dan ambil stok ASI yang berlebih di kulkas Anda.
Sekarang, aku ingin berbagi cara membuat mie dari ASI dengan Anda semua.
*Peringatan: Aku bukan koki profesional, hanya seorang ibu yang ingin berbagi resep kepada sesama ibu di luar sana.
Cara membuat mie dari ASI
Bahan:
- 400 gram tepung serba guna
- 140 ml ASI (ini hanya perkiraan, aku sarankan untuk menuangnya sedikit demi sedikit sampai Bunda memiliki adonan yang tidak terlalu kering atau terlalu basah)
- Kurang lebih 1/4 sdt garam
Cara membuat mie:
- Campurkan garam dengan tepung, lalu tuang ASI ke dalam campuran sedikit demi sedikit sampai adonan terbentuk.
- Uleni adonan sekitar 15 menit hingga halus. Tutup wadah dengan handuk dan plastik pembungkus.
- Biarkan adonan beristirahat kurang lebih 2 jam pada suhu kamar yang dingin (24 derajat Celcius) atau semalaman di lemari es.
- Setelah adonan didiamkan, keluarkan, bagi adonan jadi 4 bagian.
- Gunakan rolling pin untuk menggulung setiap bagian adonan ke dalam lembaran tipis (taburi tepung agar tidak menempel).
- Setelah adonan digulung menjadi lembaran tipis, gulung 2 sisi adonan ke tengah.
- Gunakan pisau tajam untuk mengiris adonan tipis-tipis.
- Setelah itu, goyang-goyangkan untuk menghilangkan kelebihan tepung dan cemplungkan ke dalam air mendidih untuk memasak mie hingga matang (sekitar 2 – 3 menit).
- Kini, mie buatan sendiri dari ASI siap diolah menjadi hidangan mie favorit Anda.
Favorit saya adalah dijadikan mie goreng udang dengan taburan daging cincang. Kira-kira Bunda akan membuat menu apa nih?
*Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Hiiiii… Seorang ibu membuat cokelat dari plasenta anaknya, benarkah ada manfaatnya?