Angklung adalah alat musik tradisional asal Indonesia yang terkenal hingga ke mancanegara. Untuk melestarikan warisan budaya, tentu akan sangat menyenangkan jika Anda mengenalkan angklung kepada anak, beserta cara memainkan angklung.
Cara memainkan angklung berbeda dengan cara bermain alat musik tradisional lain. Memainkan angklung biasanya dilakukan dengan menggoyangkannya hingga tercipta bunyi yang khas.
Angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, terbuat dari bilah-bilah bambu yang telah tersusun sedemikian rupa. Suara atau nada angklung dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan, sehingga akan terdengar bunyi nyaring yang istimewa.
Angklung juga telah terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO sejak November 2010.
Nah, berikut ini kita akan membahas tentang cara memainkan angklung.
Artikel terkait: 16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Sudah Tahu?
Cara Memainkan Angklung, Alat Musik Tradisional yang Mendunia
Dilansir dari laman Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, cara memainkan angklung memiliki tiga teknik, yaitu:
1. Cara Memainkan Angklung Menggunakan Teknik Getar (kurulung)
Teknik ini adalah teknik memainkan angklung yang paling umum dipakai. Rangka dari angklung akan dipegang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya bertugas untuk menggoyangkan angklung untuk menghasilkan suara.
2. Sentak (cetok)
Teknik untuk memainkan angklung ini adalah dengan menggunakan jari yang menarik tabung dasar angklung dengan cepat sehingga bunyi angklung akan terdengar satu kali saja.
3. Cara Memainkan Angklung Menggunakan Teknik Tengkep
Teknik ini hampir mirip dengan teknik getar (kurulung) tetapi ada satu tabung bambu dari angklung yang ditahan sehingga tidak ikut bergetar.
Artikel terkait: Mengenal Alat Musik Tradisional Gambang, Instrumen Utama Kesenian Gambang Kromong Khas Betawi
Jenis-jenis Angklung dan Fungsinya
Sebagai bangsa Indonesia, kita patut bangga bahwa nenek moyang kita bisa menciptakan alat musik angklung yang mengesankan di zaman dahulu kala. Menurut Dr. Groneman, angklung telah ada di Nusantara sebelum era Hindu.
Selain itu, konon Angklung merupakan alat musik yang dimainkan sebagai pemacu semangat dalam peperangan.
Nah, angklung sendiri terdiri dari beberapa jenis, di antaranya berikut ini.
1. Angklung DogDog Lojor
Angklung digunakan pada kesenian dogdog lojor. Kesenian ini terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun. Istilah Dogdog Lojor diambil dari nama salah satu instrumen dalam tradisi ini, yakni Dogdog Lojor.
Angklung yang digunakan memiliki fungsi pada tradisinya, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan.
Dalam kesenian Dogdog Lojor, terdapat dua instrumen Dogdog Lojor dan empat instrumen angklung besar.
2. Angklung Kanekes
Angklung Kanekes adalah angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Tradisi angklung yang ada pada masyarakat Kanekes terbilang kuno, yaitu untuk mengiringi ritus bercocok tanam padi.
Oleh masyarakat Baduy, angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Jadi, bukan semata untuk musik hiburan.
Angklung Kanekes sendiri terdiri dari beberapa jenis. Nama-namanya, mulai dari yang terbesar: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.
3. Angklung Gubrag
Angklung Gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Jenis angklung ini berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya, angklung gubrag mulai ada, ketika kampung Cipining mengalami musim paceklik pada suatu masa. Masyarakat setempat percaya kejadian ini karena Dewi Sri enggan menurunkan hujan.
4. Angklung Padaeng
Angklung Padaeng dikenalkan oleh Daeng Soetigna sekitar tahun 1938. Inovasi angklung padaeng tersebut terdapat pada laras nada yang digunakan, yaitu diatonik yang sesuai dengan sistem musik barat.
Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dibagi ke dalam dua kelompok, yakni: angklung melodi dan angklung akompanimen.
Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar.
Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni. Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai dengan akor diatonis.
Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa di antaranya adalah: Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.
Artikel terkait: Mengenal Gamelan Jawa: Sejarah, Fungsi dan Jenis-Jenisnya
Nah, itulah cara memainkan angklung beserta beberapa jenis angklung. Semoga menambah wawasan dan kecintaan kita dalam melestarikan warisan budaya nenek moyang, ya, Parents!
***
Baca juga:
Cerita Rakyat Ande Ande Lumut dan Klenthing Kuning dari Jawa Timur
Dilakukan Ria Ricis, Ini Makna Tari Pagar Pengantin dalam Pernikahan Adat Palembang