Haruskah bayi merangkak? Bagaimana cara melatih bayi merangkak? Jika memang tahapan ini dilewati, apakah akan mengganggu tumbuh kembang lainnya?
Pertanyaan seperti ini tentu saja sering kali muncul di benak orangtua. Setidaknya, topik ini sempat ramai diperbicangkan oleh para Bunda yang tergabung dalam WAG theAsianparent Indonesia Jabodetabek.
Ternyata, tidak sedikit para Bunda yang merasa khawatir saat mengetahui buah hatinya tidak merangkak. Sehingga mencari tahu bagaimana cara melatih bayi merangkak
Pertanyaannya, haruskah melatih cara melatih bayi merangkak ini dilakukan?
dr Maria Martina Siboe S.Kom, B.Med Sc, SpA dari RS YPK Mandiri, Menteng, Jakarta pusat menjelaskan bahwa sampai saat ini memang tidak sedikit orangtua yang merasa khawatir saat mengetahui anaknya tidak merangkak. Alhasil orangtua kerap bertanya cara melatih bayi merangkak.
Padahal, katanya, satu-satunya fase pertumbuhan yang tidak harus dilewati anak adalah fase merangkak.
“Anak itu perlu tengkurap, biasanya dimulai saat anak memasuki usia 4 bulan. Saat anak 5 bulan, anak kemudian bisa tengkurap bolak balik. Setelahnya anak pun bisa belajar duduk, karena untuk berdiri yang fase yang perlu dilakukan anak adalah kemampuan untuk duduk bukan merangkak,” tegasnya.
Oleh itulah dokter yang kerap disapa dr. Tina ini menandaskan kalau sebenarnya tidak apa-apa, kalau anak tidak melewati fase merangkak. Karena kemampuan anak untuk duduk sendiri, awalnya memang harus tengkurap bolak balik, lalu pantatnya akan diangkat, mundur-mundur baru kemudian akan duduk.
“Orangtua nggak perlu khawatir, saat anak melewati fase merangkak tidak akan mengalami gangguan, kok. Baik gangguan motorik, tidak akan mengalami gangguan keseimbangan seperti banyak yang dibahas atau dikhawatirkan oleh para orangtua saat ini,” katanya.
Ditambahkan oleh dr. Tina, faktanya memang banyak anak-anak yang tidak melewati fase merangkak
“Memang banyak pasien saya ini tanya soal ini. Khawatir karena anaknya nggak merangkak, tanya cara melatih bayi merangkak sementara ibunya sendiri juga nggak merangkak. Padahal, satu-satunya fase atau milestone yang boleh dilewatkan oleh anak adalah merangkak, kalau yang lain memang harus dijalani.”
Untuk itu dr Tina mengingatkan, jika ada salah satu milestone selain merangkak yang terlewati, maka orangtua memang perlu membawa anaknya ke tenaga medis untuk diperiksa. Akan di-screening tumbuh kembangnya. Dokter anak punya tools sendiri untuk memeriksa anak.
“Apakah kondisi milestone anak masuk dalam kondisi yang 50% terlambat atau sudah masuk 70%. Jika masuk ke yang 50%, dokter akan memberikan stimulasi yang optimal,” jelas dr. Tina.
Menurur dr. Tina, stimulasi ini dilakukan selama 2 minggu dan akan terus dikontrol.
“Meskipun terlambat tapi bukan berarti anak langsung dicap delay. Sekarang banyak orangtua yang khawatir saat anaknya satu tahun belum bisa jalan. Padahal milestone anak bisa jalan itu usia 14 bulan. Biar bagaimana pun milestone anak ini satu sama lain memang berberbeda, ada yang motornya lebih cepat ada juga yang sebaliknya,” pungkas dr. Tina.
Jadi bagaimana Parents, semoga informasi terkait bayi merangkak ini bisa bermanfaat dan tidak membuat bingung lagi, ya!
Tapi tidak ada salahnya untuk tetap menstimulasi anak agar bisa merangkak, terutama untuk membuatnya tetap aktif. Sebab ada begitu banyak manfaat merangkak untuk anak-anak.
Artikel terkait: 6 Gaya merangkak unik bayi, salah satunya merangkak mundur
Manfaat merangkak untuk anak
Berikut ini beberapa manfaat merangkak untuk anak:
a. Melatih motorik kasarnya
Saat anak merangkak, dia melibatkan lengan, kaki, dan seluruh tubuhnya. Berbagai keterampilan ini penting untuk perkembangannya di masa depan seperti berjalan, berlari, dan melompat.
b. Melatih motorik halus
Merangkak juga bisa membuat anak-anak melatih motorik halusnya. Sebab merangkak memperkuat otot-otot kecil ditubuhnya seperti tangan dan jari.
Otot-otot ini kelak akan berguna untuk aktivitas lainnya seperti menggunakan pakaian, menulis, dan lain sebagainya.
c. Melatih keseimbangan
Saat merangkak, anak-anak mungkin akan terjatuh karena tidak seimbang. Dari sinilah dia belajar melatih keseimbangan.
Hal ini cukup penting karena bisa membentuk rasa kepercayaan diri dan kemampuan fisiknya seperti berjalan.
d. Mengoordinasikan anggota tubuhnya
Saat anak merangkak, tidak hanya tangan dan kakinya saja yang bergerak. Matanya juga ikut fokus mengarahkan perhatian.
Oleh karena itu, hal ini cukup penting untuk dipelajari oleh anak-anak
Referensi: Halodoc
Baca juga
Kapan Bayi Mulai Merangkak? Ini Tahapan dan Cara Membantunya