Frekuensi buang air kecil yang meningkat saat hamil memang cukup mengganggu. Bahkan, ada sebagian ibu hamil yang bisa buang air kecil lebih dari sepuluh kali dalam sehari sehingga mengganggu aktivitas dan waktu istirahatnya.
Intensitas buang air kecil ibu hamil biasanya memang mengalami kenaikan dan penurunan sesuai dengan umur perkembangan janinnya. Akan tetapi, hal ini juga tergantung dari masing-masing individu, karena frekuensi buang air kecil pada ibu hamil dipengaruhi oleh banyak faktor.
Intensitas Buang Air Kecil saat Hamil berdasarkan Usia Kandungan
Berikut ini adalah beberapa gambaran serta penjelasan tentang kenaikan dan penurunan intensitas buang air kecil pada ibu hamil berdasarkan usia kandungannya.
1. Trisemester pertama
Pada kehamilan usia trimester pertama, ibu hamil mulai merasakan frekuensi buang air kecil yang meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh meningkatnya hormon hCG (human chrorionic gonadrotopin) dalam tubuh ibu hamil, sehingga produksi urine meningkat.
Hormon hCG adalah hormon yang dihasilkan selama masa kehamilan karena adanya sel-sel di dalam plasenta. Fungsi hormon hCG adalah menjaga kehamilan dan perkembangan janin.
2. Trisemester kedua
Biasanya, intensitas buang air kecil pada ibu hamil dengan usia antara 4-6 bulan akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh perubahan ukuran rahim dan letaknya yang kini sudah berpindah menjauhi organ kandung kemih.
Akan tetapi, ada juga, sih, kasus di mana ibu hamil dengan usia trisemester kedua mengalami intensitas buang air kecil yang tinggi karena stres atau rasa cemas yang berlebihan.
3. Trisemester ketiga
Trisemester ketiga adalah usia di mana intensitas buang air kecil akan mencapai tingkat maksimalnya. Ukuran janin yang besar akan menekan kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil bisa lebih banyak dibandingkan tahapan kehamilan sebelumnya.
Penyebab Meningkatnya Frekuensi Buang Air Kecil pada Ibu Hamil
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa ada hormon hCG yang diproduksi selama proses kehamilan. Perubahan hormon ini merangsang ibu hamil untuk memproduksi lebih banyak darah. Hal ini mengakibatkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring darah yang ada, sehingga produksi urine meningkat dibandingkan dengan kondisi normal.
Hal inilah yang membuat ibu hamil selalu ingin buang air kecil sepanjang waktu.
Tips Menekan Frekuensi Buang Air Kecil pada Ibu Hamil
Meskipun intensitas buang air kecil pada ibu hamil memang membuat repot, tetapi konsumsi air jelas tidak boleh dihentikan atau dikurangi. Ada risiko komplikasi yang mengancam ibu hamil jika ia mengalami kondisi dehidrasi yang berkepanjangan.
Oleh karena itu, ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan Bunda untuk menekan produksi urine yang berlimpah saat kehamilan.
1. Tidak mengonsumsi minuman yang mengandung kafein
Minuman dengan kandungan kafein merangsang produksi urine yang lebih tinggi karena dapat menghambat penyerapan natrium dan air di dalam ginjal. Jadi, sebaiknya ibu hamil menghindari minum seperti teh, susu, kopi, dan soda.
Artikel terkait: Kafein untuk ibu hamil, berapa takaran yang aman untuk dikonsumsi?
2. Menghindari minum sebelum tidur
Ibu hamil tetap harus menjaga asupan air putih agar perkembangan bayi bisa optimal. Setidaknya, ibu hamil memerlukan dua liter per hari, lho. Kalau begitu, frekuensi buang air kecil tetap akan tinggi, dong?
Tenang, Bunda. Hal ini bisa diatasi dengan mengatur waktu minum saat pagi sampai sore hari. Setelahnya, hindari minum sebelum tidur agar jadwal istirahat tidak terganggu oleh hasrat buang air kecil.
3. Melakukan senam kegel
Ketika memasuki usia kandungan yang semakin menua, biasanya keinginan buang air kecil akan semakin sulit untuk ditahan. Nah, ada gerakan sederhana dinamakan senam kegel yang bisa membantu ibu hamil menguatkan otot panggul, sehingga bisa mengontrol frekuensi buang air kecil.
Cara melakukan senam kegel cukup mudah. Parents bisa melakukannya sambil berbaring, duduk, dan berdiri. Berikut ini adalah tahapan dalam melakukan senam kegel.
- Coba berbaring dan rasakan gerakan otot panggul bawah yang berfungsi untuk menahan buang air kecil.
- Jika Bunda sudah menemukannya, segera kosongkan kandung kemih dan mulai melakukan latihan gerakan senam kegel.
- Kencangkan otot panggul bawah tiga kali sehari dengan pengulangan sepuluh kali.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan melakukan gerakan ini dalam keadaan kandung kemih sedang penuh. Hindari juga melakukan gerakan pengencangan otot panggul bersamaan dengan otot perut, paha, dan bokong. Fokuslah hanya pada gerakan otot panggul bawah saja.
Gerakan ini akan terlihat efeknya dalam jangka waktu satu bulan kemudian. Selain mengontrol intensitas buang air kecil, senam kegel juga bermanfaat untuk membantu ibu hamil memperlancar proses persalinan dan meredakan wasir.
Artikel terkait: 5 Gerakan senam ibu hamil untuk memudahkan persalinan
4. Mengontrol stres
Stres pada ibu hamil bisa memperparah keinginan untuk buang air kecil. Jika ibu hamil merasakan gejala cemas dan tekanan mental yang berlebihan, sebaiknya lakukan olahraga ringan, seperti yoga hamil dan berjalan-jalan pagi. Parents juga bisa melakukan hobi yang disukai sambil berkumpul bersama komunitas yang menyenangkan.
Gejala peningkatan frekuensi buang air kecil saat hamil wajar terjadi. Akan tetapi, Parents tetap harus waspada karena ada kemungkinan bahwa ini adalah gejala infeksi salurah kemih atau diabetes gestasional yang terjadi pada ibu hamil.
Jika ibu hamil merasakan gejala yang berbahaya, seperti nyeri saat buang air kecil, berdarah, atau warna urine yang keruh, segera konsultasikan hal ini pada dokter kandungan.
Baca juga:
Protein dalam urine berlebihan saat hamil, berbahayakah bagi janin?