(Video) Anak ini sesak napas hingga dadanya cekung, alami Bronkpneumonia akibat asap rokok
Parents, waspada anak sesak napas karena bronkpneumonia! Ibu ini ingatkan bahaya asap rokok
Seorang ibu mengingatkan bahaya asap rokok yang menyebabkan bronkpneumonia pada anak. Penyakit gangguan pernapasan ini bisa merenggut nyawa anak yang kita sayangi.
Kemarin jagad media sosial ramai karena sebuah postingan seorang ibu, yang menceritakan bahwa asap rokok jadi penyebab anaknya alami bronkpneumonia, gangguan pernapasan yang bisa berakibat fatal. Sedihnya, saat ini anaknya masih harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena penyakit tersebut.
Baca juga : Dampak asap dan residu rokok bagi anak
Cerita ibu yang anaknya harus masuk UGD karena alami bronkpneumonia
Pneumonia Malam ini IGD diserbu pasien bayi balita batita, sampai hampir 30 pasien, lho. Dan tahukah rata-rata, bahkan sebagian besar mereka adalah si mungil dengan keluhan sesak, lalu akhirnya di diagnosis bronkpneumonia. Apa itu Bronkpneumonia? Tanya mbah Google aja, intinya penderita mengalami sesak napas pada umumnya namun ternyata bisa merenggut nyawa apabila tidak ketahuan dimuai dengan hilang kesadaran. El, saat ini salah satu dari mereka yang berjuang melawan dunia, melawan kenyataan dengan penyakitnya Khassabach-Merritt syndrome. Namun El saat ini juga sama dengan mereka sedang melawan si virus nakal bronkpneumonia.
Apa yg saya lihat? Kalian mau tahu? Sakitnya saya seorang ibu yang melihat bagaimana anak sendiri kesulitan bernapas, mulai hilang kesadaran, melawan masa kritis agar kembali sadar, setelah sadar?
El masih linglung, dia membuka matanya dalam sehari hanya 1-2 kali saja, itupun dengan tatapan kosong, tanpa ada lagi senyum lebarnya, tanpa ada lagi tangisan melengkingnya, tanpa ada kaki dan tangan yang aktifnya. Hanya suara mengi karena sulitnya bernapas. Yang terdengar hanya gerakan dada sesak yang terlihat. Saya ibunya lah yang ikut sakit melihatnya, yang sakit merasakannya, yang sulit melaluinya… Begitu bahayanya bronkpneumonia, dan tahukah apa penyebabnya? Selain lingkungan yang kurang disinari matahari masih ada peranan jahat dari si enak dari si nikmat ROKOK!!!! Wahai suamiku…
Wahai penikmat rokok…
Lihatlah mereka sejenak
Lihatlah mereka yang begitu masih mungil merasakan akan kesulitannya menghirup bebas oksigen seperti kalian menghirup kenikmatan rokok. Lihatlah bayi kecil ini yang begitu berjuang hanya untuk tetap bernafas dan bisa tumbuh bersama kalian.Apakah kalian sadar wahai penikmat rokok? Dibalik nikmatnya menghisap rokok kalian telah memberi hadiah ,memberi warisan PENYAKIT untuk anak kalian sendiri. Untuk saudara kalian sendiri bahkan untuk diri kalian sendiri.
Si mungil tidak butuh jalan jalan mewah, barang branded atau warisan melimpah. Mungkin mereka hanya akan berkata “Ayah… Aku tak mau apapun yang ada di dunia ini, aku hanya ingin sehat , ingin bebas menghirup udara sehat, aku tak mau seperti ini. Begitu sakit hanya untuk bernafas normal seperti kalian,,aku ingin bernapas & tumbuh besar bersama kalian” Miris… Aku seorang ibu dengan anak spesial yang sedang berjuang melawan bronkpneumonia hanya ingin berkata, “Suamiku…. Atau siapapun di sana yang menghisap batangan penyakit, coba ya kalau beli tuh batangan jangan dihisap aja, sayang nanti jadi abu. Mahal-mahal kebuang. Mubadzir, mendingan itu batangan rokok kalian masukin mulut dan KUNYAH saja sampai bersih tanpa sisa. Jadi merokok itu dikunyah saja jangan dihisap biar afdol. Beli pakai uang sendiri dinikmatin juga segalanya baik enaknya ataupun penyakitnya, jangan dihisap dan mau enaknya saja secara nggak sadar dan nggak mau disalahin kalian ngasih PENYAKIT sama anak kalian sendiri bahkan anak orang lain, bahkan diri sendiri. Jadi Kunyah aja ya!!!! Biar kenyang. *pesan ini dari para pejuang cilik & para ibu
*para perokok silahkan komen pembelaan kalian. Rinci secara jelas bila kalian merasa tak bersalah tak berdosa dengan batangan penyakit yg kalian hisap itu. Biar kami nggak usah post ulang.
‘Jeritan’ sang ibu bernama Shanty Abiyu yang ia tumpahkan lewat status di laman Facebook-nya, langsung mendapat sorotan dari warga net. Bahkan sudah dibagikan sebanyak lebih dari 82.000.
Penjelasan bronkpneumonia pada anak. Orangtua perlu waspada
Ada yang pernah mendengar penyakit bronkpneumonia? dr. Aloisia Permata Sari dalam website Alodokter menjelaskan bahwa bronkopneumonia merupakan bagian dari pneumonia, tetapi pada bronkopneumonia, infeksi juga melibatkan saluran napas utama yaitu bronkus. Hal inilah yang akan menyebabkan anak mengalami kesulitan bernapas.
Sementara IDAI menyebutkan fakta yang memprihatinkan bahwa tahun 2015 silam, WHO melaporkan hampir 6 juta anak balita meninggal dunia, 16 %dari jumlah tersebut disebabkan pneumonia. Berdasarkan data Badan PBB untuk Anak – Anak (Unicef), pada 2015 terdapat kurang lebih 14 persen dari 147.000 anak di bawah 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia.
Hal ini jugalah yang akhirnya menyebabkan Indonesia termasuk negara yang masuk dalam urutan ke-10 yang banyak terkena pneumonia di dunia.
Sayangnya, meskipun angka kematian yang disebabkan pneumonia masih sangat tinggi, secara global perhatian masyarakat, termasuk dari pemerintah terhadap pneumonia memang masih sangat kurang. Bahkan, WHO punya julukan untuk penyakit yang satu ini, ‘forgotten killer in children’.
Seperti yang diungkapkan Profesor dari UKK Respirologi IDAI, Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FKUI-RSCM Jakarta bahwa si Indonesia penyakit pneumonia dan diare dinyatakan sebagai penyebab kematian utama pada anak-anak balita. Tapi, untuk diare, banyak orangtua yang sudah semakin pintar bagaimana cara mengatasinya. Sedangkan kalau pneumonia, banyak orangtua yang datang terlambat untuk menanganinya.
Tanda bronkpneumonia pada anak
Adapun tanda-tanda bronkpneumonia pada anak memang tidak berbeda dari pneumonia. Di mana anak yang mengalami pneumonia akan mengalami peningkatan frekuensi napas sehingga anak tampak sesak. Jika jika dilihat lebih seksama, daerah dada juga akan tampak tarikan dinding dada bagian bawah setiap kali anak menarik napas.
Untuk menekan angka kasus bronkpneumonia pada anak, IDAI menyebutkan kalau ada beberapa langkah dicanangkan oleh WHO, yaitu proteksi balita, pencegahan pneumonia, dan tata laksana penumonia yang tepat.
Yang dimaksudkan dengan memberikan proteksi pada anak tentu saja berkaitan dengan peran orangtua dan lingkungan masyarakat untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat.
Tidak sekadar memberikan nutrisi yang cukup, dimulai dengan pemberian ASI eksklusif, termasuk menjaga lingkungan udara bebas dari polusi, khususnya menjauhi anak dari asap rokok.
Selain itu, IDAI juga mengingatkan betapa pentingnya anak mendapatakan imunisasi lengkap sebagai upaya pencegahan terjangkitnya bronkpneumonia pada anak.
Baca juga :
Kisah Pilu: Bayi Meninggal karena Asap Rokok di Acara Aqiqah, Peringatan bagi Semua Perokok