Menghabiskan kebanyakan waktu di rumah selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) memang bisa bikin bosan, apalagi buat si kecil. Ruang mereka untuk bermain dan belajar tentunya menjadi lebih terbatas. Ujung-ujungnya, banyak orang tua yang khawatir lantaran banyak anak yang menghabiskan waktunya dengan bermain gadget.
Para orang tua harus memberikan perhatian lebih agar anak tetap bisa meningkatkan skill mereka, baik hard skill maupun soft skill untuk mendukung tumbuh kembang anak. Pada dasarnya dua kemampuan ini perlu dikuasai si Kecil untuk mengasah potensi anak dan menunjang karier anak di masa depan.
Apa Bedanya Hard Skill dan Soft Skill?
Hard skill merupakan suatu kemampuan yang bisa dipelajari serta ditingkatkan melalui latihan, pengulangan, dan pendidikan. Misalnya, pendidikan yang diperoleh di sekolah.
Kemampuan ini tentu saja perlu dimiliki seorang individu, terlebih ketika sudah tumbuh dewasa yang memulai karier dengan memasuki dunia kerja.Tak hanya bisa menunjang karier di mana depan, hard skill ini nyatanya juga bisa menimbulkan kepuasaan dan rasa percaya diri seorang individu.
Namun, hard skill tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa didukung dengan dengan keahlian lain yang dikenal sebagai soft skill. Soft skill ini bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang, yang tidak bersifat kognitif, tetapi lebih bersifat afektif yang memudahkan seseorang untuk mengerti kondisi psikologis diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran, dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan norma masyarakat, berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan
Hal inilah yang semakin menegaskan kalau kecerdasan akademik perlu diimbangi dengan kemampuan soft skill yang akan membantu anak dalam karier. Mengingat kondisi pandemi seperti saat ini menyebabkan kita memiliki banyak waktu di rumah, mengapa tidak memanfaatkannya untuk meningkatkan skill saat berada di rumah saja?
Aktivitas yang Bisa Meningkatkan Skill si Kecil dan Cegah Rasa Bosan di Rumah
1. Belajar Hal yang Baru Sesuai Minat Anak
Salah satu cara meningkatkan skill anak, baik hard skill dan soft skill, kita sebagai orang tua perlu memberikan kesempatan dan fasilitas anak untuk bisa belajar hal baru. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk menawarkan anak untuk belajar hal-hal baru yang memang sesuai minatnya.
Jika si Kecil senang bermain game, tak ada salahnya untuk menawarkan untuk belajar coding. Siapa tahu, nanti justru bisa menciptakan game sesuai dengan imajinasinya. Atau si kecil memiliki ketertarikan di bidang seni? Coba tawarkan untuk mengikuti kelas melukis atau belajar alat musik.
2. Tingkatkan Empati dengan Mengajak Berbagi
Saat ini banyak orang tua yang khawatir jika anaknya tidak memiliki jiwa empati. Empati bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bisa berbagi dan memahami emosi orang lain.Sayangnya, sikap empati ini memang tidak tumbuh begitu saja, namun perlu dilatih sedini mungkin.
Masa pandemi seperti sekarangi ini juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill anak untuk bisa berempati. Meski di rumah saja, kita sebagai orang tua bisa mengajak si kecil untuk sedikit berbagi dengan masyarakat yang terkena dampak. Contohnya, kita bisa mengajak si kecil untuk membuat paket kecil yang berisi hand sanitizer, masker, dan vitamin C, atau membuat paket nasi bungkus?
3. Mencoba Berbagai Permainan Tradisional Bantu Anak Hilangkan Rasa Bosan di rumah
Di era teknologi yang kian berkembang seperti saat ini, ragam mainan tradisional rasanya makin terlupakan, ya. Sebut saja, permainan kelereng, galasin, petak umpet, benteng, kasti, congklak, permainan ular tangga atau monopoli.
Permainan yang dulu yang sangat populer ini ini ini memang bisa dibilang tak mudah lagi untuk ditemukan. Padahal, permainan tradisional ini juga bisa dipilih sebagai salah satu cara meningkatkan soft skill anak, loh.
Oleh karena itu, selama di rumah saja mengapa tidak mencoba melakukan permainan sejenis ini lagi? Selain membantu meningkatkan skill anak, juga bisa jadi ajang bonding.
4. Membuat Jurnal
Di rumah saja, bukan berarti tidak bisa melakukan aktivitas seru yang bisa membantu meningkatkan skill anak. Salah satu contohnya, mengajak dan mendorong anak untuk membuat jurnal. Membuat jurnal tidak hanya bisa meningkatkan kemampuan menulis di mana anak bisa belajar
menyusun kalimat yang tepat di jurnal membantu memperkaya kosa kata dan kemampuan menulis, namun sekaligus sebagai wadah untuk mengidentifikasi emosinya.
Anak bisa mengungkapkan perasaan negatif ataupun energi positif yang ia rasakan. Harapannya si Kecil bisa lebih peka dan mengenali ragam emosi.
5. Ajak si Kecil untuk Berkebun
Kegiatan menanam atau berkebun jadi hobi yang cukup booming di masa pandemi. Maklum saja, merawat ‘anak hijau’ nyatanya bisa membunuh rasa bosan baik orang dewasa dan anak-anak. Bahkan berkebun juga terbukti efektif melahirkan perasaan bahagia, dan bisa menanamkan nilai-nilai penting dalam hidup.
Berkebun bisa melatih anak untuk bisa belajar hal baru, di mana anak bisa mengamati bagaimana matahari punya peran penting dalam pertumbuhan tanamanan, termasuk belajar peran serangga. Aktivitas berkebun juga melatih anak untuk bisa bertanggung jawab, bahkan mengasah kreativitas dan meningkatkan rasa percaya diri.
Hal Perlu Dilakukan Saat Mendampingi Aktivitas di Anak di Rumah
Saat melakukan aktivitas di atas, peran Parents tentu saja masih sangat diperlukan. Momen ini juga bisa dijadikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan Parents dan si Kecil..
Agar aktivitas bisa belajar lebih nyaman dan menyenangkan, ada beberapa hal yang dilakukan saat menemani aktivitas anak di rumah.
Ciptakan Rutinitas Harian yang Fleksibel Namun Tetap Konsisten
Jangan lupa untuk membuat jadwal harian untuk aktivitas yang lebih terstruktur bersama Si Kecil. Hal ini berlaku untuk melakukan berbagai aktivitas, baik saat belajar, juga bermain. Dengan demikian, si Kecil pun bisa lebih nyaman menjalani rutinitas.
Diskusikan Kegiatan Apa yang Disukai Hingga Menghilagkan Rasa Bosan di rumah
Salah satu kunci penting agar anak merasa nyaman dan senang melakukan aktivitas harian, jangan lupa untuk melibatkan anak diskusi. Tanyakan kepada anak aktivitas apa yang ingin mereka lakukan. Sebab, saat anak mendapatkan kesempatan untuk memilih akan membangun rasa percaya diri.
Hadir Secara Utuh
Saat menemani dan mendampingi si kecil, orang tua harus mampu terlibat bersama anak secara utuh. Dalam artian orang tua bukan hanya secara fisik tapi juga perhatian.
Pastikan Kondisi Kesehatan Terjaga
Menjaga kesehatan keluarga selama masa pandemi adalah yang utama. Selain perlu memenuhi asupan nutrisi dengan makanan bergizi, asupan cairan pun harus diperhatikan.
Apalagi jika mengingat 50-60% tubuh kita terdiri dari air. Artinya, air menjadi salah satu zat gizi esensial yang diperlukan tubuh. Oleh karena itulah, menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan mengonsumsi air putih sesuai kebutuhan sangatlah penting. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan konsumsi air putih sesuai kebutuhan sangatlah penting. Kita sebagai orang tua perlu lebih teliti lagi soal pemberian dan jenis air putih yang tepat untuk keluarga.
Air yang terlihat bersih dan jernih saja tidak cukup, karena belum tentu terbebas dari cemaran dan bakteri yang tak kasat mata. Pastikan air mineral yang Parents pilih berasal dari sumber yang baik dan diproses sesuai dengan ketentuan kesehatan
AQUA bisa menjadi solusi hidrasi keluarga Parents dengan 3 perlindungannya. AQUA melindungi ekosistem di sekitar sumber airnya, menjaga kandungan mineralnya, dan diproses secara seksama tanpa tersentuh tangan.
Parents tidak perlu khawatir karna sebelum sampai ke rumah kita, uji kualitas AQUA telah melalui lebih dari 400 parameter cek. Tutup galonnya pun berteknologi double injection untuk mengunci kemurnian mineralnya terjaga dari mulai sumber air hingga siap diminum.
Untuk keluarga, pilih hanya yang terlindungi.
AQUA, terlindungi untuk melindungimu.
Baca Juga:
8 Perbedaan Bunda 'Jaman Dulu' dan Bunda 'Milenial', Setuju Nggak?
6 Aktivitas Fisik yang Mudah dan Bisa Dilakukan di Rumah Agar Bunda Tetap Fit
Kurang Minum Air Bisa Pengaruhi Mood, Benarkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.