“Bu, kenapa sih, kulit aku warnanya lebih hitam dari kakak?”, “Kok, anak perempuan itu duduk di kursi roda, ya? Dia nggak bisa jalan, ya, Bun?”. Pernahkah Parents mendengar pertanyaan seperti ini? Kalimat yang mengingatkan kita sebagai orangtua, pentingnya mengajarkan perbedaan pada si kecil sejak dini. Salah satunya dengan gunakan boneka barbie.
Benar bukan?
Dewasa ini, isu akan pentingnya mengajarkan anak keberagaam semakin digaungkan. Wajar saja, hal ini tentu saja perlu dilakukan, apalagi jika mengingat Indonesia sendiri merupakan negara majemuk yang sangat beragam.
Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, termasuk memiliki kondisi fisik yang berbeda. Meskipun begitu, perbedaan ini tentu saja bukan menjadi halangan untuk saling menyayangi, mencintai dan memecah belah satu sama lain.
Hal inilah yang mendasari mengapa Parents perlu mengenalkan konsep perbedaan sejak dini. Bahwa berbeda itu hal yang biasa.
Lantas apa yang perlu dilakukan untuk mengenalkan berbedaan pada anak?
1. Menjadi contoh yang konkret bagi anak
Anak merupakan mesin foto kopi orangtua. Artinya, lewat perilaku orangtualah anak bisa belajar akan berbedaan dan bagaimana bisa menumbuhkan rasa toleransi.
Artinya, sebagai orangtua tentu saja perlu mencontohkan perilaku yang menunjukkan sikap menghargai perbedaan.
Seperti yang diungkapkan Feka Angge Pramita M.Psi, bahwa anak sebenarnya tidak pernah diajar untuk membeda-bedakan orang lain, maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang memiliki sikap empati dan toleransi terhadap sesamanya.
2. Ajarkan anak memahami dirinya sendiri
Mengajarkan konsep perbedaan pada anak, Najelaa Shihab, selaku psikolog sekaligus praktisi pendidikan mengatakan, penting bagi orangtua untuk lebih dulu melatih anak untuk memahami dirinya sendiri lebih dulu.
“Untuk mengajarkan anak bisa berempati, dan memahami bahwa setiap orang itu berbeda maka anak harus paham dirinya sendiri. Jangan lupa untuk mengajarkan anak paham akan emosinya lebih dulu, nanti akan berkembang belajar memahami orang lain dan lingkungannya sendiri,” ungkap Najelaa.
3. Pahami perkembangan anak
Langkah penting yang perlu diingat lainnya adalah memahami perkembangan pada anak. Seperti yang dikatakan Najelaa Shihab, kebanyakan orangtua kaget dengan perkembangan buah hatinya.
Padahal hal ini perlu dilakukan, “Kalau orangtua sudah responsif dan sadar akan tahap perkembangan anak, hal inilah yang memengaruhi ruang lingkup anak untuk belajar memahami perbedaan dan toleransi”.
4. Lewat boneka Barbie
Untuk mengenalkan konsep perbedaan pada anak, salah satu media yang bisa digunakan adalah menggunakan boneka. Salah satunya boneka Barbie.
Jika Selama ini boneka Barbie selalu menampilkan image sosok perempuan dengan penampilan fisik yang sempurna, baru-baru ini Mattel, perusahaan produsen boneka Barbie melakukan perubahan.
Bila selama ini boneka Barbie dikenal sebagai boneka dengan citra konvensional dan eksklusif. Namun kini Barbie hadir dengan beragam wajah, bentuk, dan karakter yang baru. Salah satunya boneka Barbie kursi roda.
Boneka Barbie kursi roda, untuk anak dengan disabilitas
Artikel terkait: Kisah Evelyn Moore, balita lumpuh dengan kursi roda buatan rumah
Dilansir dari the Independent, untuk koleksi barunya ini Barbie berkolaborasi dengan Izzy Wheels, perusahaan kursi roda dari Dublin. Perusahaan didirikan oleh dua bersaudara Ailbhe dan Izzy Keane yang terinspirasi langsung dari Izzy yang dilahirkan lumpuh dari pinggang ke bawah.
Sebagai seorang kakak, Ailbhe melihat orang-orang kerap memandang adiknya hanya sebagai orang disabilitas dan tidak memperhatikan kepribadiannya.
Kedua perusahaan ini bekerja sama untuk memproduksi boneka dengan berbagai kursi roda yang modis.
Langkah baru Barbie untuk menyingkirkan stigma negatif pada pengguna kursi roda
“Misi kami adalah menghilangkan stigma buruk terhadap pengguna kursi roda dan membuat mereka dapat mengekspresikan kepribadian mereka. Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kursi roda bukan hanya sebagai alat bantu medis, tapi sebagai seni ekspresi diri yang artistik,” ungkap Ailbhe.
Sementara Izzy mengungkapkan, “Memiliki Barbie yang menggunakan kursi roda akan menjadi sangat berarti bagiku. Kini, anak-anak dengan disabilitas dapat bermain dengan boneka yang merepresentasikan diri mereka”.
Sebelumnya, Barbie juga telah menambah variasi boneka dengan berbagai etnis, warna kulit, dan pekerjaan.
Artikel terkait: Mainan Syar’i, Boneka Berjilbab yang bisa membaca Qur’an untuk anak shalihah
5. Paparkan anak dalam lingkungan yang beragam
Kepada theAsianparent Indonesia, Najelaa Shihab mengingatkan bahwa anak-anak perlu terpapar oleh lingkungan yang beragam.
Misalnya, jika anak sekolah berbasis agama tertentu dan memiliki teman mayoritas dengan agama yang sama, maka sebaiknya kenalkan anak dengan agama yang berbeda.
“Atau, bisa juga kenalkan anak dan ajak anak pada lingkungan yang beragam lewat aktivitas selain di sekolah,” ungkapnya.
***
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.