Bangun Bonding Orang Tua dan Anak, Yuk Belajar dari Deddy dan Azka Corbuzier

Pentingnya Bonding Orang Tua dan Anak. Belajar Menjadi Orang Tua dari Azka Corbuzier

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi orang tua adalah pilihan. Pilihan untuk terus belajar mengasah kepekaan, dan berpikiran terbuka terhadap apapun yang terbaik untuk anak-anak. Bahkan terkadang dari anak-anak kita belajar banyak hal. Seperti halnya saya. Beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja saya menonton podcast Deddy Corbuzier dengan bintang tamu anaknya sendiri yaitu Azka Corbuzier. Dari Azka saya semakin menyadari bahwa membangun bonding orang tua dan anak adalah “pekerjaan” sepanjang hayat.

Bonding yang kuat antara ayah-anak terlihat jelas di sepanjang podcast. Kita akan melihat Azka tak henti-hentinya menitikkan air mata. Azka memang baru saja menghadapi peristiwa yang mengguncang jiwanya, Deddy sang ayah nyaris kehilangan nyawanya setelah terinfeksi Covid-19.

Ada sebuah momen di mana Deddy bertanya alasan mengapa Azka nekat selalu berusaha berada di dekat papanya padahal dia tahu konsekuensinya adalah dia tertular dan kemungkinan bisa meninggal.

“It’s a matter, if you (Deddy) die, we can die together,” jawab Azka sambil berlinang air mata.

Orang tua berkorban nyawa demi anak sudah biasa, memang seperti itu seharusnya. Tapi menyaksikan seorang anak fight, tidak mau kehilangan kesempatan saat-saat terakhir kebersamaan dengan ayahnya adalah sesuatu yang sangat mengharukan dan patut diacungi jempol.

Berikut ini beberapa poin penting yang bisa saya sarikan dari podcast Deddy Corbuzier bersama Azka. Menurut saya, ini bisa menjadi bahan kontemplasi bagi orang yang sedang berencana menjadi orang tua atau sudah menjalani peran sebagai orang tua.

1. Orang tua sebagai teladan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada sebuah idiom yang berbunyi actions speak louder than words. Jika dikaitkan dengan tema yang kita bicarakan, tema ini bermakna: apa yang dilakukan orang tua, itulah yang diikuti anak. Anak mengimitasi tindakan orang tua bukan menuruti nasihat yang terucap.

Deddy menanyakan alasan mengapa Azka mencintai dia. Azka menjawab, “Because you are my inspiration.”
Kegiatan positif yang Deddy lakukan seperti boxing, body building, dan podcast ditiru oleh Azka. Ketakutan Azka jika ayahnya meninggal adalah karena dia ikut merasa bertanggung jawab dengan orang-orang yang menggantungkan hidup mereka kepada Deddy. Azka mengidentifikasikan dirinya sama dengan sang Ayah dari budi baik yang ayahnya lakukan selama ini.

2. Penerimaan dan penghargaan jadi dasar bonding orang tua dan anak yang kuat

Deddy mengenalkan konsep smart sebagai sesuatu yang bukan bermakna “pintar secara akademis” tapi seberapa banyak kita berguna untuk orang lain. Dalam podcastnya Deddy sedikit menyentil Azka yang tidak pandai di mata pelajaran matematika.

Namun Deddy mengaku tidak peduli dengan hasil akademis Azka. Bagi Deddy, selama Azka mengamalkan “kepintaran dari hati” maka itulah prestasi yang sesungguhnya. Deddy menerima dan menghargai segala pencapaian anaknya sebaik maupun seburuk apapun itu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Kesepakatan antara orang tua dan anak

Deddy dan Azka membuat beberapa kesepakatan, salah satunya tidak ada kebohongan di antara mereka berdua. Baik Deddy maupun Azka sama-sama bersedia menerima konsekuensi dengan apa yang sudah mereka sepakati. Menurut Deddy, jika Azka berbohong maka Dedy tidak bisa membela anaknya kelak. Padahal tugas sebagai ayah adalah melindungi anaknya. Alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh anaknya.

Kesepakatan ini juga merupakan bentuk penghargaan kepada anak, lho. Menempatkan anak sebagai individu yang merdeka, bukan foto copy orang tua. Anak belajar untuk bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambil, lebih termotivasi, kreatif, solutif serta mampu mengevaluasi diri mereka sendiri.

4. Orang tua mengakui segala kekurangan diri

Menurut Deddy, umumnya orang tua memiliki kecenderungan malu mengakui kesalahan, tidak pernah meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak sedikit pula orang tua yang lupa berterimakasih atas perbuatan baik anak-anaknya. Padahal sebenarnya sikap gentleman seperti ini tidak akan mengurangi wibawa orang tua kok. Sebaliknya, anak akan terlatih untuk bersikap realistis.

Kenapa?

Karena anak akan melihat orang tuanya sebagai manusia biasa yang bisa juga salah. Sikap ini berpengaruh pada sikap dalam melihat sebuah kesalahan. Anak-anak lebih mudah mengoreksi diri sendiri, mengakui kesalahan dan memperbaikinya alih alih playing victim, melemparkan kesalahan kepada pihak lain.

5. Mengungkapkan perasaan sayang

Ketiadaan ungkapan sayang umum dialami anak-anak dari generasi baby boomer. Orang tua adalah sosok yang jauh dari jangkauan. Ada sekat yang memisahkan antara anak dan orang tua. Anak-anak menjadikan orang tua adalah sosok yang patut ditakuti bukan disayangi. Deddy tidak mau itu terjadi kepada Azka. Beberapa kali Deddy mengulang pernyataan I love you kepada Azka di sepanjang podcast.

Memvalidasi perasaan berupa ungkapan sayang adalah penting bagi anak. Pernyataan kasih sayang mampu mencairkan sekat di antara keduanya. Anak-anak merasa keberadaannya diinginkan, sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman dalam diri mereka. Anak anak memiliki citra diri positif. Lebih percaya diri, sehat secara mental dan lebih bahagia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak yang bahagia berawal dari ikatan batin yang sehat antara anak dan orang tua, bonding orang tua dan anak yang sehat. Menjalaninya merupakan proses yang tidak berkesudahan. Pertimbangan ini perlu disadari oleh calon orang tua dan orang tua yang masih berusaha menemukan formula yang tepat untuk anak-anak mereka. Orang tua bisa memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri: Sudah bahagiakah anakku memiliki aku?

Ditulis oleh Rina Purwaningsih, UGC Contributor theAsianparent.com.

Tulisan UGC lainnya:

10 Cara Mendidik Anak Keras Kepala, Mulai dengan Mendengarkan Si Kecil

Cerita MPASI Pertama Bayiku, dari Bubur Ayam Mentega yang Bikin Hepi hingga Drama Penolakan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ajarkan 4 Kebiasan Baik Saat Makan di Luar yang Bisa Diajarkan ke Anak