Akhir-akhir ini, film Mencuri Raden Saleh sedang banyak diperbincangkan. Film ini bercerita sekelompok anak muda yang ingin mencuri lukisan fenomenal karya Raden Saleh, Penangkapan Diponegoro. Lalu, siapa sebenarnya pelukis legendaris tersebut? Berikut kami rangkum biografi singkat Raden Saleh seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Artikel terkait: Mengenal Lebih Dekat Bung Karno, Proklamator Indonesia yang Disegani Dunia
Biografi Raden Saleh
Raden Saleh (Sumber: Wikipedia)
Raden Saleh memiliki nama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman. Ia adalah seorang perintis pelukis beraliran romantisisme keturunan campuran Arab dan Jawa. Ia dianggap sebagai seniman “modern” pertama dari Indonesia (saat itu Hindia Belanda). Lukisannya berfokus pada aliran romantisisme abad kesembilan belas yang saat itu populer di Eropa.
Meski terpengaruh aliran romantisisme, dalam karyanya, ia selalu mengungkapkan akar budaya Indonesia. Ia lahir pada 1811 di desa Terboyo, dekat Semarang, Jawa Tengah. Ia lahir dari keluarga bangsawan Hadhrami. Diketahui, ayahnya bernama Sayyid Husen bin Alwi bin Awal bin Yahya, yang keluarganya datang ke Jawa melalui Surat di India pada abad ketujuh belas.
Raden Saleh juga merupakan cucu Sayyid Abdullah Bustam melalui ibunya, Raden Ayu Sarif Husen bin Alwi bin Awal. Melalui saudara perempuannya, Roqayah, Raden Saleh menjadi paman melalui pernikahan dengan pemuka agama terkenal, Habib Ali Kwitang. Dilansir dari Jakarta Globe, Raden Saleh diketahui tumbuh dalam rumah tangga ber-privilege.
Lingkungan pertemanannya pun diliputi oleh putra-putri perwira dan pedagang Belanda di kota. Ketika masih kecil, Raden Saleh bertemu dengan seorang pelukis lanskap Belgia bernama Antoine Auguste Joseph Payen. Saat itu, Payen dikirim ke Jawa untuk melakukan perjalanan dan mendokumentasikan lanskap Jawa dalam bingkai mooi indie. Mereka pun bertemu di Bogor, Jawa Barat.
Salah seorang kurator bernama Syed Muhammad Hafiz mengatakan bahwa Raden Saleh mengikuti Payen mengelilingi pulau Jawa sejak tahun 1819. Saat itu, ia baru berusia delapan tahun. Kabarnya, Raden Saleh muda sudah menunjukkan bakat melukis yang luar biasa. Payen pun akhirnya menjadi mentor pertama Raden Saleh dan mengakui kemampuan lukis sang murid.
Artikel terkait: Biografi Stan Lee dan Fakta Menarik Tentangnya, Cinta Superhero Sejak Kecil
Raden Saleh Datang ke Belanda
Raden Saleh (Sumber: Wikipedia)
Sayangnya, pada 1826, Payen harus kembali ke Eropa. Kemudian, pada tahun 1829, Raden Saleh mendapat penawaran untuk pergi ke Eropa dengan seorang perwira kolonial Belanda bernama Jean Baptiste De Linge. Tawaran itu diambil, tetapi Raden Saleh awalnya tidak bermaksud untuk menjadi seorang seniman.
Raden Saleh tinggal di Den Haag bersama keluarga Jean Chrétien Baud, mantan gubernur jenderal Hindia Belanda. Baud mengasuh Raden Saleh dan memperkenalkannya kepada orang-orang berpengaruh, termasuk para seniman. Ia diberi tunjangan dan pendidikannya dibiayai oleh pemerintah Belanda.
Saat itu, Raden Saleh kebanyakan melukis pemandangan alam, pemandangan laut, dan potret tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk tiga mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, salah satunya Baud. Lukisan sejarah sangat populer saat itu, tetapi Raden Saleh tidak bisa mengikuti gayanya.
Ia pun akhirnya menemukan genre lain, yang pada akhirnya akan mengangkat statusnya menjadi setara dengan rekan-rekannya di Eropa, yakni melukis binatang. Saat itu pertunjukan sirkus hewan sangat populer.
Setiap kali pemain sirkus terkenal Henri Matin mengunjungi sebuah kota, orang-orang akan berduyun-duyun ke acaranya, termasuk Raden Saleh. Dia akan datang ke sirkus dan mencoba melukis singa di kandang mereka serealistis mungkin. Di Belanda tersebut, ia pun di bawah bimbingan Cornelius Kruseman dan Andreas Schelfhout.
Dikutip dari Indonesia Design, Raden Saleh pun mulai diakui sejak awal studinya, terutama dari para baron dan keluarga kerajaan. Raja Willem III dari Belanda menganugerahkannya sebagai “Raja Pelukis”. Raden Saleh terpilih untuk memamerkan karyanya di Amsterdam dan Den Haag. Di sana, ia bertemu dengan pelatih singa Prancis Henri Martin.
Pertemuan ini menjadi titik awal Raden Saleh melukis orientalis. Lukisan berjudul Wounded Lion yang dibuat pada tahun 1838 merupakan titik awalnya. Lukisan tersebut pun membuat ia tenar hingga ke Eropa Barat seperti Prancis dan Jerman. Banyak lukisannya dipamerkan di Rijksmuseum di Amsterdam. Namun, beberapa lukisannya hancur ketika paviliun Kolonial Belanda di Paris dibakar pada tahun 1931.
Artikel terkait: Kisah Hidup Presiden Soeharto, Memperingati Hari Lahirnya Tanggal 8 Juni
Pindah ke Jerman dan Paris
Lukisan Wounded Lion (Sumber: Wikipedia)
Raden Saleh pindah ke Jerman dan tinggal di sana selama lima tahun. Diketahui, ia menghabiskan waktu di dua kota, yakni Dresden dan Coburg. Ketika ia tiba di Dresden pada tahun 1839, gerakan seni romantisisme, dan khususnya tren Orientalis, sedang berada pada puncaknya.
Pada tahun 1841, salah satu mahakarya Raden Saleh berjudul Lion Hunt atau Perburuan Singa menarik perhatian di pameran seni tahunan akademi Dresden. Kemudian, banyak kolektor yang memesan lukisan kepadanya. Lukisan Raden Saleh dianggap menarik imajinasi bangsa Eropa.
Setelah itu, Raden Saleh pun memutuskan untuk pindah ke Paris, Prancis. Di sana, ia masih melanjutkan gaya lukisan orientalisnya. Di Paris, ia pun memiliki mentor baru, yakni Horace Vernet. Di Paris, Raden Saleh sempat memamerkan karyanya yang berjudul Deer Hunt on the Island of Java atau Perburuan Rusa di Pulau Jawa pada tahun 1847 di Salon Carré.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan karyanya berjudul Forest Fire atau Kebakaran Hutan kepada Raja Willem III di Belanda. Pada tahun 1848, ia pun dianugerahi gelar “Schilder des Konings” atau Raja Pelukis. Ia pun akhirnya mendapat kepercayaan di lingkungan kerajaan dan koleksinya pun bisa tampil di sana.
Artikel terkait: Aktor Legendaris Sidney Poitier Meninggal, Inilah Biografi Singkat Tentangnya
Raden Saleh Kembali ke Hindia Belanda dan Kematiannya
Rumah Raden Saleh (Sumber: Wikipedia)
Setelah meraih sukses besar, Raden Saleh kembali ke Jakarta pada tahun 1852. Ia kembali setelah hidup di Eropa selama 20 tahun. Sang maestro pun membangun rumah di Cikini, Jakarta. Rumah tersebut sangat unik karena terinspirasi dari Kastil Callenberg, tempat ia pernah tinggal di Jerman.
Sepulangnya dari Eropa, Raden Saleh bekerja sebagai konservator koleksi seni pemerintah kolonial dan bertindak sebagai pelukis istana untuk Gubernur Jenderal. Ia juga melukis potret anggota elit kolonial dan pemandangan. Ia pun menikah dengan seorang pewaris Indo kaya keturunan Jerman, Constancia von Mansfeld.
Namun, istri pertamanya tersebut meninggal dunia dan Raden Saleh pun menikah kembali dengan perempuan muda bangsawan keturunan Kesultanan Yogyakarta, Raden Ayu Danudirdja pada tahun 1867. Ia dan istri barunya tersebut pindah ke Bogor. Ia mengontrak sebuha rumah di dekat Kebun Raya Bogor yang memperlihatkan pemandangan Gunung Salak.
Ia pun sempat mengajak sang istri berjalan-jalan ke Eropa dan mengunjungi beberapa negara, seperti Belanda, Prancis, Jerman, dan Italia. Sayangnya, ketika berada di Paris, sang istri terkena penyakit yang tidak diketahui. Keduanya pun langsung kembali ke Bogor. Pada Jumat pagi, 23 April 1880, Raden Saleh tiba-tiba jatuh sakit.
Ia mengeklaim bahwa ia diracuni oleh salah satu pelayannya. Namun, pemeriksaan post-mortem menunjukkan bahwa sistem peredaran darahnya terganggu karena ada gumpalan di dekat jantungnya. Ia pun dimakamkan dua hari kemudian di Kampung Empang, Bogor. Kemudian, sang istri meninggal tiga bulan setelahnya, tepatnya pada 31 Juli 1880.
Demikian biografi singkat Raden Saleh. Perjalanannya menjadi seorang pelukis besar memang cukup panjang, dimulai saat ia masih sangat kecil. Semoga biografi Raden Saleh ini bisa menjadi inspirasi kita, Parents!
Baca juga:
Fakta Menarik Aghniny Haque, Bintang Film 'Tuhan, Izinkan Aku Berdosa'
Salah Satu Artis Hollywood Termahal, Ini Profil Jennifer Lopez
Disebut Sebagai Salah Satu Aktor Terbaik, Inilah Profil Lengkap Johnny Depp
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.