Big Sibling Blues: Bantu Anak Menjadi Kakak dengan 13 Cara Ini

Big sibling blues terjadi saat anak tidak siap menerima kehadiran adiknya. Bantu mereka beradaptasi dengan cara-cara berikut ini ya Bunda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bila Anda sedang menantikan kelahiran anak kedua, tentunya sering merasa bingung bagaimana mengatasi si kecil yang kelihatannya belum siap jadi kakak. Hal ini disebut sebagai big sibling blues, Anda bisa membantu anak menyiapkan diri jadi kakak dan beradaptasi dengan kehadiran adik bayinya nanti.

Mencegah terjadinya big sibling blues

Dilansir dari situs ahaparenting.com, berikut ini adalah 13 cara yang bisa Anda lakukan untuk membantu anak beradaptasi dengan kehadiran bayi, juga peran barunya sebagai seorang kakak. Sehingga Anda tidak perlu menghadapi drama big sibling blues.

1. Membiarkan Ayah menggendong bayi masuk ke rumah

Saat Bunda pulang dari rumah sakit, langsung beri pelukan dan ciuman pada anak Anda yang baru saja menjadi kakak. Jangan sampai dia merasa tidak diperhatikan ibunya karena kehadiran sang adik.

Ini adalah reuni antara Bunda dan anak-anak yang telah merindukan kehadiran ibunya selama sang ibu berada di rumah sakit untuk melahirkan. Jadi jangan dulu membuat segalanya terpusat pada bayi sehingga anak yang lebih tua merasa diabaikan.

2. Buat anak menjadi pahlawan di mata bayi, dan dalam anggapannya juga

Saat Bunda memiliki waktu tenang bersama si anak yang baru saja jadi kakak, ajak dia untuk ikut berbaring di dekat bayi. Atau duduk di dekat bayi saat Bunda menggendongnya.

Katakan pada si bayi bahwa Bunda ingin mengenalkannya pada sang kakak, yang merupakan anak luar biasa dan akan membuat si bayi terinspirasi untuk menjadi seperti kakaknya itu. Ungkapkan semua hal yang baik tentang si kakak yang harus diketahui bayi.

3. Membangun ikatan antara si kakak dengan bayi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biarkan anak Bunda menggendong adiknya sebentar, tentunya dengan bantuan dari Bunda. Pakar mengatakan bahwa kepala bayi memiliki feromon yang akan membuat orang jatuh cinta saat menghirup feromon tersebut dan merasa protektif terhadap bayi.

Semakin lama sang kakak menggendong dan memeluk bayi, semakin kuat hubungan mereka nantinya.

4. Pastikan setiap anak mengetahui bahwa mereka memiliki peran penting dalam keluarga

Saat anggota keluarga baru hadir di rumah, kadang anak yang lebih tua merasa tidak diperhatikan dan menjadi tidak penting lagi bagi keluarganya. Karena itu, Anda harus memperkuat kesan yang dimiliki terhadap apapun yang ia lakukan di rumah.

Seperti bagaimana dia membantu pekerjaan rumah walau sedikit, apa yang ia lakukan untuk membuat orangtuanya tertawa. Dan membuat kontribusinya terlihat nyata dengan menyebutkannya secara spesifik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bantu anak Anda mengembangkan perasaan bahwa dia masih memiliki peran penting di dalam keluarga. Sering-seringlah mengungkapkan pada anak bahwa setiap anggota keluarga sangatlah berharga, dan mereka memiliki cara tersendiri untuk menjadi istimewa melalui kontribusi mereka. Keluarga membutuhkan mereka untuk menjadi utuh.

5. Anak akan menguji orangtua agar ia yakin bahwa dirinya masih dicintai

Jaga hubungan Anda dengan anak yang lebih tua tetap berjalan dengan lancar dan penuh kasih sayang, sebisa mungkin hindari pertengkaran. Tetaplah memiliki batasan agar dia merasa aman dan disayangi.

6. Jangan meminta anak bersikap sebagai 'anak gede' karena belum waktunya

Seringkali orangtua menganggap bahwa dengan lahirnya adik, si kakak otomatis harus bersikap seperti anak yang sudah besar meski usianya masih balita. Ini kesalahan yang harus diperbaiki.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bila anak masih suka bangun tengah malam dan ingin dipeluk ibunya, jangan ragu untuk memberikannya. Bila Bunda tidak bisa melakukan hal tersebut karena sedang menyusui, biarkan Ayah yang menenangkan si anak hingga ia kembali tertidur.

Bila dia mulai merengek dan meminta perhatian lebih, itu wajar, karena sedikit banyak ia merasa tersaingi dengan kehadiran si bayi. Oleh sebab itu, biarkan dia menjadi 'bayi' sekali lagi tanpa perlu merasa malu atau rasa bersalah. Berikan ia perhatian lebih dan kasih sayang yang banyak.

7. Menjaga rutinitas agar tetap sama seperti sebelum bayi lahir

Dengan menjaga rutinitas yang biasa dilakukan bersama anak sebelum bayi lahir, dia akan merasa tenang dan tidak terlalu merasa stres maupun rasa ketidaknyamanan karena kehadiran bayi. Sehingga big sibling blues bisa dicegah.

8. Jangan pernah meninggalkan balita Anda bersama bayi

Anak kecil seringkali tidak bisa mengontrol rasa iri atau cemburunya, bahkan pada adiknya sendiri. Karena mereka sendiri juga belum paham bagaimana mengendalikan emosi yang menggerogoti dirinya dengan kehadiran sang adik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh karena itu, sangat penting agar orangtua selalu mengawasi dari dekat bila balita sedang bersama dengan bayi. Bila Anda melihat dia bersikap kasar pada bayi, segera jauhkan bayi dari jangkauannya.

Akan tetapi jangan marahi balita Anda karena sikapnya tersebut, akan lebih baik jika Anda mengatakan bahwa si adik bayi belum siap dengan cara bermain yang agak keras. Lalu ajaklah dia bermain, menyanyi atau bercerita untuk mengalihkan perhatiannya sehingga ketegangan emosi bisa menghilang dari dirinya.

9. Jangan memusatkan perhatian hanya kepada bayi

Sering terjadi, anak merasa terabaikan saat ibunya sibuk dengan sang adik yang masih bayi. Bahkan sekedar mendengar si ibu berkata-kata manis dengan bayi pun, anak bisa merasakan sakit hati.

Karena itu, usahakan untuk tidak berkata-kata manis pada bayi di depan anak Anda yang lebih besar. Bila anak meminta bantuan tapi Anda sedang sibuk dengan bayi, jangan bilang bahwa Anda akan membantunya setelah selesai mengurus si bayi. Tapi katakan bahwa Anda akan segera membantunya setelah pekerjaan ini selesai.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

10. Beri perhatian lebih pada perasaan si kakak baru

Anak kecil biasanya belum paham dengan apa yang ia rasakan, tugas Anda sebagai orangtua untuk mengungkapkannya lewat kata-kata. Karena dengan begitu akan membantunya mengendalikan perasaan, setelah ia mengetahui nama emosi yang ia rasakan. Dibandingkan harus mengungkapkannya lewat perilaku yang mungkin bisa berdampak negatif.

Dorong ia untuk membangun ikatan emosional dengan si bayi, dengan tetap membiarkan perasaan negatif yang ia miliki untuk muncul. Contohnya dengan mengatakan, “Ibu tahu berat bagi kakak untuk melihat ibu terus-terusan sibuk dengan dedek bayi saat kakak membutuhkan ibu.”

11. Dorong dia untuk memiliki perasaan empati

Penelitian menunjukkan bahwa saat orangtua mendorong anak yang lebih tua untuk melihat si bayi sebagai manusia nyata yang memiliki perasaan, saudara yang lebih tua akan menjadi lebih sayang dan protektif pada si bayi.

Jadi, bantu dia untuk melihat bahwa apa yang diinginkan bayi dengan perilakunya, misalnya saat si bayi meniru suara-suara yang dikeluarkan oleh kakaknya. Atau saat bayi tersenyum ketika si kakak bersama dengannya.

12. Tetap terhubung dengan anak Anda yang lebih tua

Big sibling blues biasanya terjadi saat anak merasa tidak dipedulikan oleh orangtuanya, karena ayah dan ibunya sibuk mengurus sang adik yang baru lahir. Oleh karena itu, usahakan untuk menghabiskan waktu berdua saja dengan anak yang lebih tua. Bila ada kerabat atau teman yang sedang berkunjung, biarkan mereka menggendong si bayi sementara Anda memeluk si kakak yang masih balita.

Bila ternyata tangan Anda sedang sibuk, ajaklah dia mengobrol tentang apa saja. Atau saat Anda sedang menyusui, buat si kakak mendekat dan dengarkan apa yang sedang ia baca di buku.

13. Ijinkan anak untuk merasa sedih

Anak yang lebih tua pastinya akan bersedih karena mereka kehilangan waktu ekslusif bersama orangtua setelah bayi lahir, perhatian penuh dari orangtua dan waktu yang banyak dengan ayah bundanya. Bila dia mulai rewel dan merengek, peluk dia dan bersimpatilah dengan perasaannya.

Biarkan ia menangis di pelukan Anda sebanyak yang ia mau. Kemudian bantu dia menemukan cara untuk merasa lebih baik. Lalu buat ia menyadari bahwa meski ia tidak lagi memiliki perhatian penuh dari orangtuanya, ia punya sesuatu yang lebih baik.

Yakni seorang ibu yang lebih mengerti dan bersimpatik padanya. Ibu yang menerima ia apa adanya, mengerti kebutuhan dia, dan membantunya untuk merasa lebih baik. Tak peduli apapun.

***
Hal-hal di atas bisa Anda terapkan jika berencana memiliki anak lebih dari satu. Jangan sampai anak yang lebih tua merasa tersingkirkan dari kehidupan orangtuanya setelah kelahiran sang adik. Big sibling blues bisa berbahaya jika gejalanya diabaikan, bahkan si kakak bisa mencelakai adiknya jika kebutuhannya tidak dipenuhi.

Semoga bermanfaat ya, Parents.

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/mempersiapkan-si-kecil-jadi-anak-sulung/2/

Penulis

Fitriyani