9 Cara atasi pertengkaran dengan suami, nomor 3 paling sulit!

Hal yang perlu dilakukan adalah mencari cara untuk meredam pertengkaran hingga tidak menjadi bom waktu yang siap meledak setiap saat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak seorang pun dalam sebuah hubungan ingin bertengkar. Baik dengan rekan kantor, sahabat, tak terkecuali bertengkar dengan suami. Meskipun begitu, toh, sebenarnya sebuah konflik memang diperlukan bahkan bisa memperkuat sebuah hubungan.

Pertanyaannya, apa yang bisa dilakukan saat pertengkaran terjadi terutama jika pertengkaran tersebut sudah dirasa sangat mengancam? Apa yang bisa dilakukan untuk menghentikan bertengkar dengan suami?

Debbie Mandel, penulis Addicted to Stress, mengatakan adalah wajar jika setiap individu dalam menjalankan sebuah hubungan akan menemukan konflik dan kerap berargumen satu sama lain. Namun katanya, “Seberapa keras  Anda menjerit, berteriak atau seberapa sering Anda bertengkar dengan suami tidak akan bisa memprediksi bagaimana pernikahan Anda ke depannya.”

Para psikolog pernikahan pun menyarankan agar pasangan suami istri bisa mengevaluasi, dan mencari cara paling efektif untuk meredam amarah dan menyelesaikan konflik saat bertengkar dengan pasangan.

Sering bertengkar dengan suami akan pengaruhi kesehatan

Unhappy couple not talking to one another

Sebuah studi di Universitas Brigham Young sempat melakukan sebuah penelitian dengan menelusuri pasangan selama dua dekade. Penelitian tersebut menemukan bahwa pasangan suami istri yang lebih banyak melakukan argumen, kerap bertengkar, memiliki korelasi dengan kesehatan yang lebih buruk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa pasangan bisa menyelesailan perdebatan cenderung lebih sehat dan bisa hidup lebih lama. Artinya, penelitian ini menunjukkan bahwa pertengkaran dapat menimbulkan dampak serius dalam sebuah hubungan dan memengaruhi kesehatan.

Namun, jika pernikahan Anda kerap diselimuti pertengkaran, tidak perlu terlalu khawatir. Sebenarnya ada beberapa teknik yang bisa membantu menyelesaikan konflik saat Anda bertengkar dengan suami. Oleh karena itu, idealnya setiap orang bisa menguasai teknik ini.

Dr. Lisa Firestone, seorang psikolog klinis, penulis, sekaligus Direktur Penelitian dan Pendidikan untuk Asosiasi Glendon, merekomendasikan beberapa ‘senjata’ yang dianggap cukup ampuh yang ia kenalkan pada pasangan yang pernah berkonsultasi dengannya.

Ia pun mengingatkan, “Apa yang diperlukan adalah mencoba menghentikan perdebatan yang terus menerus berlangsung dan coba dekati pasangan, jangan lupa  tunjukkan dengan sikap bahwa Anda benar-benar mencintainya,” ujar Firestone.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ketika sudah ada ketegangan, mungkin sebenarnya dikarenakan satu sama lain tidak berkomunikasi dengan baik dan secara secara langsung. Tanpa sadar, mereka mulai membangun kebencian, yang akhirnya seringkali mencapai titik kritis. Di mana pertengkaran demi pertengkaran dimulai, kemudian meningkat hingga timbul rasa frustrasi dengan cara komunikasi yang salah.”

Baca juga : Perang dingin bertengkar dengan pasangan

Menurut Firestone, ketika suami istri tengah menghadapi konflik hingga timbulnya pertengkaran, sebenarnya satu-satunya orang yang bisa dikendalikan adalah diri Anda sendiri. Caranya? Anda harus bisa mengelola emosi.

Katanya, yang bisa dilakukan saat ada ketegangan adalah pentingnya mengendalikan diri Anda sendiri. Dengan begitu, pendekatan bisa dilakukan pun akan jauh lebih baik.

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan perkelahian pasangan.

1. Tidak ada salahnya jika Anda memutuskan tidur dengan perasaan marah

Beberapa terapis pernikahan memang banyak yang menganjurkan jangan pernah tidur dengan memendam rasa emosi. Masalah harus diselesaikan saat itu juga. Tapi, kondisi ini ternyata tidak selamanya bisa diterapkan pada semua pasangan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kami telah menemukan bahwa memutuskan untuk tidur dalam kondisi masih emosi atau marah ternyata sering menjadi pilihan terbaik,” kata Lisa Earle McLeod, penulis dan terapis perkawinan.

“Seseorang yang memutuskan istirahat, dan tidur,  justru memungkinkan dirinya untuk membersihkan pikiran mereka. Untuk mendapatkan pikiran lebih jernih keesokan paginya, sehingga pertengkaran bisa diselesaikan dengan baik.”

Bisa dipahami, saat seseorang tengah emosi tentu tidak bisa mengambil keputusan secara jernih.

2. Hindari kata “tapi”

Jane Straus, penulis Enough is Enough! Stop Enduring and Start Living Your Extraordinary Life, mengatakan bahwa pasangan sering menggagalkan sebuah resolusi dalam sebuah pernikahan  saat mereka sudah mengenali posisi pasangan lainnya namun kemudian menambahkan kata “tapi”. Contohnya, “Saya bisa mengerti mengapa kamu tidak bisa membantu saya membersihkan rumah,  tapi mengapa Anda menganggap saya layaknya Asisten Rumah Tangga?”

3. Diam, dan jangan lupa berikan sentuhan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melody Brooke, seorang terapis pernikahan dan terapis keluarga, mengatakan bahwa ada kalanya memaksakan untuk  mendiskusikan masalah yang memicu terjadinya konflik tidaklah membantu. Jadi yang sebenarnya diperlukan adalah cara Anda dan pasangan untuk bisa saling merasa terikat dan intim.

Ia pun menyarankan agar pasangan saling berpelukan, “Menyambung kembali melalui sentuhan sangat penting.”

Memang, untuk memulainya mungkin akan terasa kaku. Tapi percayalah, adanya kontak fisik setelah berselisih itu sangat diperlukan karena memang bisa meredam rasa emosi agar tidak tambah ‘meledak’.

4. Santai dan beristirahatlah

Bahkan istirahat 30 detik dapat membantu Anda ‘menekan tombol reset’ atau mendinginkan kepala saat bertengkar.

Konselor pernikahan lainnya, Timothy Warneka mengatakan. “Berhenti, keluar dari ruangan, dan kembalilah saat sudah sedikit lebih tenang. Baik Anda atau pasangan.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat merasa emosi, ketika merasa ingin meledak, pada saat-saat ini juga Anda mungkin ingin melakukan tindakan destruktif, seperti berteriak bahkan memukul pasangan. Oleh karena itu, Anda perlu bersikap lebih tenang, bisa dimulai dengan menghela napas dalam-dalam dan menghitung mundur mulai dari angka 10.

Apapun teknik yang Anda lakukan bertujuan untuk memberikan respon positif pada pasangan. Toh, tindakan kekerasan seperti berteriak atau memukul memang tidak akan menyelesaikan masalah, bukan?

5. Jangan berpikir untuk membalas dendam

Pasangan sering tahu apa yang harus dikatakan satu sama lain untuk memancing emosi lawan bicara. Untuk menghentikan perkelahian, tahan untuk membuat pernyataan atau mengatakan sesutu yang membuat memancing emosi kembali.

Ingat, tujuan utama adalah berdamai dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Artinya, yang diperlukan adalah mendekati pasangan secara halus. Bukan untuk terlihat menjadi “benar” dan “memenangkan argumen”.

6. Tidak mencari siapa yang jadi pemenang

Bertengkar dengan suami merupakan suatu hal yang wajar, namun tidak bisa dibiarkan saja

Selain diperlukan ilmu mendengar, dan berpikir rasional, tekankan pada pasangan bahwa tidak terlalu penting siapa yang benar dan siapa yang salah. Karena ketika sedang ada konflik dalam pernikahan, jangan pernah berusaha jadi pemenang. Hal terpenting adalah mencari jalan keluar untuk keluarga.

Sebuah studi Baylor University baru-baru ini menunjukkan, perkelahian antar pasangan memiliki banyak kaitan dengan kekuatan, salah satu pihak yang ingin terlihat memiliki power. Studi tersebut mengungkapkan, dalam sebuah perkelahian suami istri, banyak yang menginginkan agar pasangan yang ingin memakai kekuasaannya, tapi yang dibutuhkan bukanlah itu. Tapi justru mencari solusinya.

7. Berempatilah!

Untuk menghentikan pertengkaran dalam rumah tangga, jangan lupa untuk bisa berempati. Anda bisa menempatkan diri Anda di posisi pasangan dan berempati dengan perasaannya, coba pahami apa yang dia rasakan.

Misalnya, jika pertengkaran dipicu karena pasangan cemburu karena Anda terlambat pulang hingga larut malam karena pergi bersama teman-teman, Anda bisa mengatakan sesuatu yang menegaskan perasaannya kemudian mengakui kesalahan Anda.

8. Utarakan perasaan Anda

Ya, perempuan memang paling pintar menyimpan rahasia dan menutupi apa yang ia rasakan. Tapi jika sedang ada masalah, mengapa tidak membicarakannya untuk mencari solusi?

Langkah penting untuk menghentikan perkelahian pasangan adalah mencurahkan apa yang sebenarnya Anda rasakan saat ini. Berdiam diri justru tidak akan menyelesaikan masalah, malah hanya bisa menjadi bom waktu. Suatu saat nanti meledak, efeknya bisa lebih sangat membahayakan.

9. Jangan lupa membaca bahasa tubuh

Saat berkomunikasi dengan pasangan, tentu akan selaras dengan semua cara mengekspresikan diri, baik secara verbal maupun non-verbal. Apa yang terjadi saat berbicara dengannya? Apa yang dirasakan? Dan bagaimana dengan bahasa tubuhnya?

Ya, salah satu hal yang penting adalah perhatikan sinyal non-verbal, termasuk bahasa tubuh, nada suara, dan intensitas kata-kata. Hal ini pun perlu diperhatikan karena akan memiliki dampak pada pasangan Anda.

Jika bahasa tubuh Anda berbeda dari pesan verbal, artinya Anda mengirim pesan ganda ke pasangan. Kondisi ini tentu saja membingungkan. Utarakan perasaan dengan pasangan secara langsung, agar terjadi komunikasi yang jujur.

***

Sebesar apapun konflik yang Anda alami, terapis pernikahan juga mengingatkan, penting untuk menyadari bahwa tidak ada pernikahan sempurna, dan bertengkar dengan suami memang jadi bagian dari pasang surut pernikahan.

Bila Anda atau pasangan bisa melewatinya, satu sama lain tentu akan merasa sebagai dua individu yang setara. Pernikahan pun bisa terasa lebih sehat.

 

Artikel referensi : TheAsianParent Singapura

 

Baca juga:

5 Tipe Pasangan dalam Pernikahan dan Cara Atasi Konflik di Dalamnya