Penelitian : Suami istri yang sering bertengkar lebih bahagia, mengapa?
Mengapa sering bertengkar dengan pasangan akan membuat lebih bahagia? Begini hasil sebuah surveinya
Anda tentu pernah melihatnya sendiri, ada teman Anda yang terlihat memiliki pasangan sempurna, selalu memberikan kasih sayang penuh, tidak pernah marah-marah. Kemudian, akan timbul satu pertanyaan dalam hati, “Apakah mereka bahagia sepanjang waktu, dan dalam menjalankan hubungan apakah mereka pernah bertengkar dengan pasangan?”
Selanjutnya, Anda akan berkaca dan membandingkan dengan kondisi yang Anda jalankan bersama pasangan. Apakah hubungan Anda tergolong yang kerap diwarnai dengan konflik, hingga terjadinya adu mulut dengan pasangan?
Pertanyaan yang timbul kemudian adalah, sebenarnya pasangan mana yang benar-benar bahagia? Kehidupan rumah tangga yang kerap diwarnai pertengkaran atau sebaliknya?
Kabar baiknya, seseorang membantu untuk menjawab pertanyaan besar ini. The Guardian mengungkapkan bahwa mereka yang sering bertengkar dengan pasangan sebenarnya lebih bahagia.
Sebuah survei dilakukan pada 1.000 orang tentang frekuensi mereka melakukan perdebatan dengan pasangan. Hasilnya, responden yang memutuskan menahan perasaannya dengan tidak mengungkapkan apa yang dirasakan demi menghindari konflik dan perdebatan ternyata membuat mereka merasa tidak bahagia.
Seorang penulis buku Crucial Conversations yang cukup laris di pasaran, Joseph Grenny, percaya bahwa sebenarnya menghindari konflik, termasuk tidak mengomunikasikan kepada pasangan, memegang peran penting atas munculnya ketidakbahagiaan ini.
“Kesalahan terbesar yang dibuat pasangan adalah menghindar dari masalah,” katanya.
Greeny juga mengungkapkan, banyak yang merasakan bahwa sebenarnya kita merasa ada sesuatu tapi malah tidak mengatakan apa-apa. Setidaknya sampai kita sudah merasa tidak tahan lagi. Jadi banyak yang menunggu untuk membahas suatu masalah.
“Kita cenderung menghindari percakapan ini karena kita sadar akan risiko jika kita membicarakan masalah tersebut, akan menimbulkan konflik dan perdebatan yang cukup panjang dengan pasangan. Sayangnya kebanyakan tidak sadar akan risiko jika masalah tersebut tidak dibicarakan,” katanya.
Baca juga : Ini sisi positif dan negatif jika suami istri lakukan perang dingin setelah bertengkar
“Banyak yang hanya menimbang risiko yang langsung bisa kita terima saat itu juga tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang untuk keintiman dengan pasangan, termasuk kepercayaan dengan pasangan.”
Pasangan yang menanggapi survei ini mengatakan bahwa kurangnya komunikasi yang baik sangat berkontribusi pada kerusakan hubungan masa lalu.
Alih-alih berbicara atau berdebat satu sama lain untuk menyelesaikan masalah, mereka memilih tidak mengatakan apapun. Hal ini kerap dikarenakan salah satu pihak biasanya percaya bahwa mereka tidak bersalah.
“Keberhasilan sebuah hubungan sebenarnya ditentukan oleh cara menyelesaikan sebuah isu sensitif, bagaimana mereka melakukan perdebatan,” kata Grenny.
“Cinta sejati butuh kerja keras dan usaha. Keberhasilan pasangan untuk membangun rasa intim dan keakraban sebenarnya bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang mengutarakan kebenaran. Dan percakapan penting dilakukan sebagai salah satu cara menjaga perasaan intim, kepercayaan satu sama lain, hingga pasangan terus meresa terkoneksi satu sama lain.”
Untuk itu, penting untuk diingat dan dipahami, jika Anda selama ini masih sering berdebat dengan pasangan, sebenarnya Anda berdua lebih bahagia dibandingkan dari pasangan yang memilih menghindar dari masalah.
Seperti yang diungkapkan psikolog keluarga Anna Surti Ariani, bahwa sebenarnya bertengkar justru bisa menyelamatkan pernikahan, karena pada tahapan tersebut emosi yang sudah nge-drop bisa naik lagi.
“Kalau pasangan yang punya masalah dan tidak diributkan, level emosi jutru akan turun terus. Bertengkar itu justru bermanfaat untuk menaikkan level emosi,” ungkapnya.
Walaupun demikian, Anda pun perlu mengingat bahwa ada beberapa cara efektif bertengkar dengan pasangan:
-
- Kelola pikiran Anda lebih dulu.
- Mulailah membicarakan persoalaan yang ada berdasarkan fakta.
- Utarakan dengan kalimat sopan dan tidak menyinggung perasaan pasangan, jangan mengutarakan kalimat menuduh, menghakimi dan menyudutkannya.
- Inhale dan exhale, merupakan salah satu langkah efektif untuk menahan ‘ledakan’ emosi. Agar tidak salah memilih kata-kata, cobalah untuk menahan diri dengan melakukan hitungan dalam hati dan bernapas pelan-pelan. Biasanya, cara ini cukup ampuh membuat emosi jadi surut.
- Setelah mengutarakan fakta, beritahu pasangan hal apa saja yang sebenarnya membuat Anda khawatir.
- Lakukan dialog, komunikasi dua arah.
- Jangan lupa untuk mendengarkan. Saat Anda lebih terbuka terbuka untuk mendengar pandangan pasangan, mereka akan lebih terbuka.
Artikel referensi : Menshealth, theGuardian