Semua terasa indah saat Anda dan pasangan masih berpacaran. Seiring dengan berlalunya waktu, bunga-bunga di hati pun mulai layu dan mengering, menyingkapkan hal-hal yang selama ini disembunyikan, termasuk kebiasaan buruk pasangan Anda.
Waktu pun lambat laun mengubah cara pandang Anda terhadap dirinya. Jika dulu Anda dapat memaklumi kebiasaan buruknya, kini Anda merasa sangat kesal dan permasalahan kebiasaan buruk pasangan dapat dengan mudah memicu pertengkaran di antara Anda dan dirinya.
Semua terasa indah, sampai saat Anda menyadari tentang kebiasaan buruk si dia.
Ada dua alasan umum mengapa Anda berharap dapat mengubah kebiasaan buruk pasangan :
1. Anda ingin pasangan bertindak seperti Anda
Anda ingin pasangan memakan makanan yang sama seperti Anda, atau mendidik anak dengan cara yang Anda lakukan. Sikap seperti ini akan menimbulkan pemikiran bahwa cara Andalah yang benar, sedangkan cara pasangan Anda adalah kebiasaan buruk yang musti dilenyapkan.
2. Anda ingin pasangan bertindak seperti keinginan Anda
Beberapa dari kita memiliki gambaran apa yang harus pasangan lakukan untuk memenuhi kebutuhan Anda, dan memiliki harapan agar ia bertindak sesuai keinginan Anda.
Anda yang tergantung secara emosional dengan pasangan Anda, mungkin telah mencatat dalam hati tentang segala kebiasaan buruk pasangan yang tak Anda sukai.
5 Cara berdamai dengan kebiasaan buruk pasangan
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar bisa berdamai dan menerima kebiasaan pasangan yang tidak sesuai di antaranya adalah:
- Kebiasaan buruk bisa diakhiri secara baik-baik
Sebelum Anda menaruh harapan agar pasangan bersikap seperti Anda, ingatlah bahwa Anda dan dirinya adalah dua pribadi yang berbeda, yang berasal dari keluarga dengan latar belakang, budaya, lingkungan, temperamen dan kebiasaan yang berbeda pula!
Cobalah cermati saran-saran di bawah ini agar Anda dapat membuat pasangan mengakhiri kebiasaan buruk tanpa paksaan.
- Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda
Apa yang terjadi ketika Anda menutup salah satu mata Anda? Anda tak dapat melihat segala hal dengan jelas karena hanya melihatnya dengan satu sudut pandang saja.
Itulah yang terjadi ketika Anda memaksa pasangan untuk melihat dan berpikir tentang segala hal menurut cara Anda. Kadang apa yang menurut Anda adalah kebiasaan buruk bukanlah masalah besar baginya.
Jika Anda benar-benar mencintainya, mengapa tidak berusaha melihat melalui sudut pandangnya? Bandingkanlah pendapat/ pandangan Anda dan pendapat/ pandangannya, lalu renungkanlah apakah keduanya dapat dihubungkan menjadi satu? Lagipula, pendapat atau cara berpikir Anda belum tentu yang paling benar.
Perbedaan persepsi bisa mengakibatkan bencana dalam rumah tangga Anda.
Jika pasangan Anda melakukan tugas rumah tangga dengan cara yang berbeda dari yang biasanya Anda lakukan, janganlah mencelanya. Misalnya, ia tidak memisahkan pakaian putih dan pakaian berwarna sebelum memasukkannya dalam mesin cuci, atau ia tidak menggunakan spons yang berbeda untuk mencuci piring dan menggosok bagian bawah panci. Apapun hasilnya, toh kerjaan itu tetap selesai ‘kan?
Berikan pujian karena ia mau membantu Anda, tapi katakan dengan lembut bahwa ia perlu memisahkan baju putih dan berwarna agar tidak luntur.
Pernahkah Anda berpikir bahwa keinginan Anda kadang tak sejalan dengan keinginannya? Sebuah hubungan yang sehat tidak hanya melulu tentang “Bukan ini yang kuharapkan,” namun juga “Bagaimana menurutmu?”
Singkirkanlah sebentar keinginan Anda dan cobalah merespon keinginan pasangan dengan menanyakan pendapatnya tentang segala hal adalah cara yang saya rekomendasikan untuk memulainya.
Ketika Anda memfokuskan diri pada apa yang menyenangkan hati pasangan, lama kelamaan Anda akan berpikir bahwa kebiasaan buruk dia ternyata bukanlah sebuah masalah besar bagi Anda.
Buat ia lebih mencintai Anda dengan lebih menghargainya!
- Berbicara dengan kepala dingin
Penting untuk selalu berbicara dengan pasangan tentang kebiasaan buruk yang ia lakukan pada saat Anda dan dirinya sedang ‘baik-baik saja’. Awali dengan kalimat permintaan maaf, karena Anda tak bermaksud menyakiti hatinya, melainkan hanya karena Anda sangat mencintai dirinya.
Misalnya, Anda tak suka kebiasaan buruk merokok yang ia lakukan, karena Anda khawatir ia jatuh sakit sementara Anda masih membutuhkan kehadirannya. Anak-anak pun bisa terganggu kesehatannya jika ia terus merokok.
Segera hentikan pembicaraan ketika ia nampak tersinggung dan diskusi santai Anda berubah menjadi ‘Perang Dunia ke-3’. Anda dapat mencoba berbicara kembali tentang kebiasaan buruk pasangan lain waktu, ketika ia sudah siap mendengarkan Anda.
Parents, semoga tips di atas bermanfaat.
***
Baca juga:
Ayah, Jangan Ucapkan 10 Kalimat Perusak Rumah Tangga Ini Kepada Istri Anda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.