Biasanya, orangtua akan mendapat laporan betapa senangnya anak bermain di sekolah bersama temannya saat ia pulang ke rumah. Lalu bayangkan perasaan ibu ini saat anaknya bercerita bahwa ia diajak teman berbuat mesum di sekolah.
Ibu asal Malaysia yang tidak disebutkan namanya ini, tentu saja kaget setengah mati saat anak laki-lakinya yang berumur 8 tahun mengaku diajak berbuat mesum di sekolah oleh temannya. Untungnya sang anak menolak ajakan tersebut, walau sudah dibujuk berkali-kali. Dia tetap teguh tidak mau dan melaporkan hal tersebut pada guru.
Pengakuan anak yang diajak berbuat mesum di sekolah
Diajak berbuat mesum di sekolah, anak ini melapor ke guru dan orangtuanya.
Kutipan percakapan ibu dengan anak yang diajak berbuat mesum di sekolah oleh temannya:
Anak: Dia menarikku ke toilet belakang sekolah, itu toilet perempuan. Dia mengajakku untuk bermain cabul bersamanya.
Ibu: Main cabul? Apa maksud kamu?
Anak: Dia menarik tanganku dan memintaku mengikutinya. Dia bilang dia ingin pipis, dan aku bilang aku cuma mau cuci muka, tapi dia terus memintaku untuk mengikutinya.
Ibu: Lalu apa yang terjadi?
Anak: Aku menolak. Kubilang, aku akan kasih tahu Mama apa yang dia katakan.
Ibu: Apakah ada orang lain yang terlibat? Apa dia melakukan hal ini pada anak lain?
Anak: Dia cuma melakukan ini padaku. Tapi temanku, si A, dia juga mengajak anak cowok lain berbuat cabul di sekolah juga. Dia akan meminta anak lain berbaring, lalu dia ‘mencabuli’ temanku. Mereka berdua teman sekelasku.
Ibu: Besok ibu akan menemui wali kelasmu.
Anak: Tidak perlu, Ma! Aku sudah memberitahu guru, tapi guru itu tidak melakukan apapun. Aku kasih tahu semua guru, guru Agama dan guru F yang kemudian menghukum temanku itu kemarin.
Setelah mendengar pengakuan anaknya, sang ibu bertekad pergi ke sekolah. Ibunya menyampaikan hal ini kepada guru agar bisa meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan anak-anak. Dengan begitu, pelecehan seperti terhadap anak lain bisa dihindari.
Artikel terkait: 7 Tips Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual Menurut Dokter Anak yang Juga Seorang Ibu
Melindungi anak dari pelecehan seksual di sekolah
Ajakan main cabul di sekolah oleh teman anak tentunya mengkhawatirkan orangtua. Masa kanak-kanak seharusnya diisi dengan permainan yang sesuai usia mereka, bukan permainan cabul yang bisa mengancam masa depan mereka.
Oleh sebab itulah, pengawasan guru dan orangtua sangat penting dilakukan. Guru tidak hanya bertugas mengajar anak-anak di sekolah, tapi juga mengawasi tumbuh kembangnya. Bila ada yang mencurigakan, sepatutnya dilaporkan ke wali murid.
Pelecehan seksual tidak hanya bisa terjadi pada anak perempuan, tapi juga anak laki-laki. Sebagai orangtua, kita harus pintar mengajak anak berkomunikasi, agar dia mau menceritakan kesehariannya di sekolah. Sehingga bila ada hal yang mencurigakan seperti kasus anak diajak main cabul di sekolah tadi, bisa dicegah dan dihindari.
Orangtua juga harus mengajarkan pada anak tentangnya privasi tubuhnya sendiri. Bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain tanpa izin atau kesediaan darinya, bahkan hanya sekedar memperlihatkan pun tidak boleh jika anak merasa tidak nyaman.
Mari lindungi anak kita dari pelecehan di manapun dia berada dengan selalu mengedepankan komunikasi terbuka bersama orangtua.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Pelecehan Seksual Murid TK di Bogor; Pihak Sekolah masih mempekerjakan tersangka
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.