Berapa Persen Nafkah Istri dari Gaji Suami? Ini Aturannya
Dalam pernikahan ada yang namanya nafkah istri. Berapa persen hak nafkah istri dari gaji suami?
Ayah, mau tanya, dong. Setiap bulan, berapa persen dari penghasilan Anda yang diberikan kepada istri? Semuanya, atau hanya sejumlah kebutuhan belanja bulanan? Bagaimana dengan kebutuhan pribadi istri? Ternyata, istri juga berhak menerima nafkah pribadi setiap bulannya dari suami, lo. Untuk mengetahui berapa persen nafkah istri dari gaji suami yang selayaknya itu, simak penjelasan di bawah ini, ya.
Apa Ayah Tahu, Berapa Persen Nafkah Istri dari Gaji Suami yang Seharusnya Diberikan?
Apa Itu Nafkah Istri?
Sudah menjadi tanggung jawab seorang suami untuk menafkahi seluruh anggota keluarganya. Nafkah yang dimaksud tidak terbatas pada kebutuhan primer seperti sandang, pangan, dan papan, tapi juga termasuk pendidikan, kesehatan, hiburan dan kebutuhan lainnya.
Begitu juga terhadap istri, ternyata. Selama ini banyak dari ayah yang hanya fokus pada kebutuhan anak dan kebutuhan rumah tangga. Mereka lupa bahwa ada kebutuhan pribadi istri yang sifatnya materi dan harus dipenuhi suami.
Mengutip laman Republika, ada tiga jenis nafkah yang harus dipenuhi seorang laki-laki. Yaitu, zaujiyyah (pernikahan yang sah), qarabah (kerabat), dan milkiyyah (kepemilikan).
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS An-Nisaa: 34).
Dari ayat di atas disebutkan bahwa suami memberi nafkah kepada istrinya adalah wajib. Nafkah yang dimaksud di atas adalah yang berbentuk materi.
Kata Syekh Az-Zuhayli seperti dijelaskan pada laman Islam NU, dikatakan hak istri atas penghasilan suaminya adalah juga berupa alat kecantikan, peralatan rumah tangga, serta asisten rumah tangga –jika suami mampu sesuai dengan besar penghasilannya.
Itu tadi penjelasan dalam ajaran Islam. Sedangkan menurut Undang-undang No.1 Tahun 1074 tentang Perkawinan Pasal 34 ayat (1) UU Perkawinan dikatakan, suami wajib melindungi istri dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Artikel terkait: 7 Tanda Istri Kurang Bersyukur, Siap-siap Disempitkan Rezekinya
Beda Uang Belanja dan Nafkah Istri
Uang belanja jelas diperuntukkan kebutuhan harian dalam rumah tangga, mulai dari bahan makanan, kebersihan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya selama 1 bulan. Sedangkan nafkah istri diperuntukkan kebutuhan pribadi istri. Yakni yang meliputi produk kecantikan, jajan, membeli baju baru, dan kebutuhan pribadi lainnya.
Meski istri posisinya tidak bekerja, tetapi ia juga berhak atas penghasilan bulanan suami. Ketika suami bekerja di kantor, istri juga bekerja di rumah –mengurus anak dan rumah tangga.
Kerja sama antara ayah dan ibu ini merupakan kolaborasi ini yang membuat rumah tangga berjalan dengan baik. Maka meski pekerjaannya tidak menghasilkan uang, tetapi yang dilakukannya mendukung ayah mengerjakan pekerjaannya dan mendapat upah bulanan. Dengan demikian, ibu juga berhat atas penghasilan ayah.
Artikel terkait: 7 Tips Menghemat Uang Belanja Bulanan
Berapa Persen Nafkah Istri dari Gaji Suami?
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar Asy Syinqithi melalui ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada ketentuan berapa persen nafkah istri dari gaji suami. Semua tergantung dari besarnya penghasilan suami.
لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْراً
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS. Ath Thalaq: 7)
Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, melansir Islam NU, juga berpendapat, besaran nafkah tidak ditetapkan secara syariat. Semua dikembalikan pada tempat, waktu, kemampuan suami, dan kebutuhan istri. Ada juga yang berpendapat, besar nafkah istri tidak batasnya adalah rasa cukup di mana si suami juga tidak memaksakan diri dengan memberi di luar kemampuannya.
UU Perkawinan juga mengatakan bahwa tidak ada ketetapan mengenai berapa persen nafkah istri dari gaji suami. Hukum Online menulis, semuanya didasarkan kemampuan si suami.
Artikel terkait: Bolehkan Istri Ikut Bekerja dalam Pandangan Islam? Ini Penjelasannya
Jumlah Uang Belanja yang Seharusnya Diterima Istri
Di UU Perkawinan pun tidak membahas mengenai besaran uang belanja yang seharusnya diterima istri dari suaminya setiap bulan. Kembali lagi, semua disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan tiap keluarga. Namun yang ideal, Pakar Keuangan Bareyn Mochaddin, S.Sy., M.H., RPP® memberikan rumusan sebagai berikut: 20-30-50.
“Di mana 20 adalah 20% dari gaji untuk kebutuhan finansial (dana darurat, investasi, premi asuransi), lalu 30 adalah 30% dari gaji untuk bayar cicilan, dan 50 adalah 50% untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Bareyn melansir Wolipop belum lama ini.
Bagaimana jika Istri Juga Bekerja?
Di zaman sekarang, banyak istri yang juga membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Bahkan, beberapa ada yang gajinya lebih besar dari sang suami. Lantas, apakah ia tidak berhak atas nafkah istri lagi?
- Yang pertama harus dipahami adalah, tidak mengkotak-kotakkan penghasilan suami dan istri.
- Kedua, merujuk pada poin pertama, ada baiknya penghasilan suami-istri di awal bulan dijadikan satu.
- Setelah itu, seluruh penghasilan dibagi menyesuaikan kebutuhan rumah tangga, seperti belanja bulanan, pendidikan anak, cicilan (kendaraan, rumah), investasi (asuransi, deposito), serta kebutuhan pribadi suami dan istri –menggunakan rumusan di atas.
Dengan demikian, tidak ada yang merasa bahwa dirinya lebih super dari yang lain dan semua kebutuhan rumah tangga terpenuhi dengan baik.
Banyak pasangan bertengkar hingga memutuskan berpisah dengan alasan keuangan, seperti suami tidak bekerja, penghasilan istri lebih besar dari suami, suami tidak memberikan nafkah istri, dan masih banyak lagi. Usahakanlah selalu terbuka dan mendiskusikan setiap masalah keuangan rumah tangga Anda dan mencari jalan keluar yang tidak merugikan salah satu pihak.
***
Demikian penjelasan soal berapa persen nafkah istri dari gaji suami. Di sisi lain, kelolalah keuangan dengan baik agar selalu dapat mencukup kebutuhan rumah tangga Anda. Dijamin, dengan keterbukaan dan kekompakan, semua masalah keuangan rumah tangga Anda akan selalu teratasi dengan baik.
Baca juga:
22 Cara Menghemat Uang Belanja Keluarga yang Perlu Anda Coba
Kisah Ibu 3 Anak yang Dijatah Uang Belanja 30 Ribu per Hari, Bagaimana Mengaturnya?