Akad dan pesta resepsi selama semalam usai sudah, tiba saatnya pengantin baru memasuki gerbang kehidupan baru. Salah satu pertanyaan yang paling banyak timbul adalah: habis ini beli rumah atau mobil dulu ya?
Hayo, adakah dari Anda yang tengah merasakan kegalauan semacam ini? Ingin rasanya segera punya rumah soalnya malas kalau harus seatap sama mertua! Tapi… kalau gak ada mobil nanti mau pergi-pergi gimana? Mungkin gak kalau langsung punya dua-duanya?
Beli Rumah atau Mobil?
Sebelum galau berkelanjutan, yuk pertimbangkan beberapa poin berikut!
1. Cek Mana yang Dibutuhkan Lebih Dulu
Tak bisa dipungkiri, kebutuhan dan keinginan seolah menjadi pasukan yang tak pernah berhenti bertempur dalam benak manusia. Bicara mengenai kebutuhan, ada satu teori paling terkenal mengenai konsep kebutuhan manusia. Teori tersebut dinamakan Teori Hierarki Kebutuhan ala Abraham Maslow.
Merupakan tokoh psikologi asal Amerika Serikat, Maslow menyusun sebuah piramida berjenjang berisi kebutuhan manusia. Merujuk pada teori ini, Maslow menempatkan kebutuhan fisiologis pada tingkat pertama.
Kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan manusia alias kebutuhan primer. Kebutuhan ini antara lain sandang, pangan, dan papan alias tempat tinggal. Mengingat kebutuhan ini adalah dasar, maka jenjang ini harus dipenuhi sebelum beralih pada hierarki lainnya.
Nah, hal ini bisa jadi pertimbangan Anda saat memutuskan hendak membeli rumah atau mobil dahulu. Kendati sama-sama penting, hunian yang nyaman dan aman sangatlah dibutuhkan agar keluarga kecil Anda kelak bisa bertumbuh dengan nyaman. Jika rumah sudah ada dari sebelum menikah, maka mobil bisa menjadi prioritas berikutnya.
Artikel terkait: Beli Rumah atau Apartemen, Mana yang Lebih Baik?
2. Kondisi Finansial
Setelah memutuskan mana yang lebih mendesak, budget juga menjadi poin tak kalah penting. Entah pilihan Anda adalah mobil atau rumah, dibutuhkan uang untuk membelinya. Sama-sama merupakan aset berharga, Anda bisa berdiskusi dengan pasangan mengenai metode pembelian yang memungkinkan.
Contoh jika uang tunai tersedia, maka Anda dapat membeli secara cash. Namun agar lebih ringan, mencicil bisa menjadi alternatif pilihan. Dalam hal ini, membeli rumah adalah keputusan terbaik.
Bukan tanpa alasan, harga jual rumah akan terus meningkat sekalipun rumah tersebut pernah ditinggali. Sementara itu, dalam dunia ekonomi terdapat teori penyusutan nilai yang berlaku pada aset lain di luar rumah tinggal.
Sederhananya, nilai kendaraan akan mengalami penyusutan seiring durasi waktu pemakaian. Belum lagi jika terjadi kerusakan dan Anda membutuhkan biaya ekstra untuk perbaikan agar nilainya bisa positif di pasaran.
3. Cek Tren Harga
Keputusan lain yang bisa jadi pertimbangan Parents adalah tren harga di pasaran. Ibarat berbisnis, Anda pastinya ingin memproduksi sesuatu yang harganya naik terus agar keuntungan meningkat.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, harga rumah tinggal cenderung naik setiap tahunnya. Hal ini terlihat dalam Property Market Outlook 2020 yang menunjukkan bahwa indeks harga properti hunian akan mengalami kenaikan 6 hingga 9 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Sementara indeks suplai properti hunian akan tumbuh pada kisaran 5 persen (yoy) hingga akhir 2020. Oleh karena itu, utamakanlah aset yang akan memberikan keuntungan dalam bentuk lain agar kestabilan finansial tetap terjaga.
Artikel terkait: Tertarik Beli Rumah Pakai Kredit Syariah? Ini Bedanya dengan KPR Konvensional
4. Usia Pakai
Poin selanjutnya adalah usia pakai. Baik rumah maupun mobil bisa dipakai dalam durasi waktu panjang hingga puluhan tahun lamanya. Namun, patut menjadi perhatian bagi Anda mengevaluasi kondisi kedua aset ini setelah beberapa tahun lamanya.
Rumah tentunya lebih aman, karena sekiranya ada kerusakan tetap dapat menjadi perlindungan bagi keluarga. Sedangkan, ada kemungkinan Anda harus memarkirkan mobil lebih lama sementara karena tidak bisa digunakan akibat kerusakan yang ditimbulkan.
Terlepas dari apapun pilihan Anda, tidak ada biaya perbaikan mobil maupun rumah yang terjangkau. Hal itu bisa dilihat dari tingkat kerusakan dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
5. Kebutuhan Pribadi vs Investasi
Saat memutuskan akan membeli rumah atau kendaraan, coba tanyakan pada diri Anda berulang: apakah benda ini kubeli untuk kebutuhan pribadi atau sangat mungkin menjadi aset investasi?
Ya, tak menutup kemungkinan pembelian besar berwujud rumah dan kendaraan akan mendatangkan passive income di masa mendatang. Misalnya, Anda bisa menyewakan rumah atau apartemen yang dibeli beberapa tahun lagi.
Sementara pembelian mobil, Anda juga sangat mungkin menggunakannya sebagai ekstra penghasilan. Misalnya dengan menawarkan jasa rental atau mendaftarkan ke transportasi online sebagai sampingan di akhir pekan.
Parents, apapun pilihan Anda pastikan Anda mendengarkan kata hati dan sesuaikan dengan keuangan keluarga. Tentukan mana yang paling mendesak dan yang mana yang bisa ditunda. Terpenting, jangan sampai salah mengambil keputusan.
Baca juga:
Jangan Panik Saat Harga Emas Anjlok, Ini Tips Berinvestasi Emas yang Aman
7 Keuntungan Investasi Emas Digital, Banyak Dilirik Keluarga Milenial
10 Tips Beli Mobil untuk Pasutri Baru, Plus Simulasi Kredit Mobil