Ingin punya anak, Andrew Andika tunda bayi tabung karena pandemi Corona

Rumah sakit dapat menjadi tempat penularan Virus Corona. Oleh karena itu, program bayi tabung harus dihentikan sementara. Termasuk aktor Andrew Andika dan istri yang terpaksa menunda program IVF mereka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pasangan selebritis Andrew Andika dan istrinya Tengku Dewi mengaku sangat terdampak COVID-19 ini. Sepi job syuting, Andrew beralih berwirausaha dan mereka terpaksa menunda program bayi tabung yang rencanya akan mereka lakukan karena adanya wabah Virus Corona saat ini.

Dengan adanya wabah Virus Corona, beberapa produksi film atau syuting sinetron diberhentikan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Hal ini membuat Andrew turut merasakan pendapatannya jauh berkurang. Oleh karena itu, ia membuat usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pasangan yang menikah pada 8 April 2017 ini tengah menjalani bisnis makanan, yaitu berjualan kopi dan membuka online shop.

“Aku buka usaha kopi terus makanan, online shop juga, yang penting produktif dan bisa kerja dari rumah deh,” ungkapnya.

Bisnis kopi yang diberi nama Kopi Rumah itu menjual kopi literan untuk disimpan di rumah. Dengan mematok harga Rp100.000, kopi tersebut diakuinya dibuat sendiri olehnya. Untuk bisnis mereka, Andrew berkata bahwa dirinya tidak menggunakan jasa karyawan dalam menjalankan usahanya.

Terpaksa menunda program IVF karena Virus Corona

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada pernikahan tahun ke-3 ini, Andrew dan sang istri berharap untuk segera diberi momongan. Keduanya juga sempat mencoba untuk menjalani program bayi tabung.

“Memang salah satu bagian dari ikhtiar. Kedua, ya, mungkin memang kita sudah terlalu lama menunggu juga,” katanya.

Sayangnya, program IVF yang hendak mereka lakukan tersebut harus tertunda karena wabah Virus Corona yang menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Andrew mengatakan bahwa dirinya dan istri sudah menjalani beberapa kali pemeriksaan untuk persiapan bayi tabung, namun dokter menyarankan untuk menunda terlebih dahulu demi meminimalisir penyebaran COVID-19.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Karena memang prosesnya (bayi tabung) lama, nggak sebentar. Program bayi tabung bisa sampai setahun bahkan lebih. Udah beberapa kali check up, dokter nggak menyarankan karena bahaya juga,” ujar Andrew.

Menurut dr. Dinda Derdameisya, SpOG dari Rumah Sakit Brawijaya, jika dilihat dari kondisi sekarang ini, sebaiknya program atau perencanaan kehamilan ditunda terlebih dahulu.

“Kalau dari Obgyn sendiri ada beberapa poin yang disarankan tidak ke rumah sakit, kecuali dalam keadaan darurat atau kegawatdaruratan obstretikologi.” jelas dr. Dinda dalam wawancara dengan theAsianparent ID beberapa waktu yang lalu.

Akan tetapi, jika pasangan sudah terlanjur menjalani program kehamilan, misalnya pada bayi tabung sudah dilakukan stimulasi atau sudah bisa diambil sel telurnya, mau tidak mau harus tetap dilanjutkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Melakukan program hamil saat pandemi Corona, amankah?

Proses bayi tabung saat wabah COVID-19

Wabah Virus Corona memang membawa banyak perubahan dalam kehidupan kita sehari-hari, salah satunya adalah program bayi tabung atau promil (program kehamilan) yang dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik khusus.

Hingga saat ini, diketahui kunjungan ke rumah sakit sangat dibatasi mengingat rumah sakit bisa menjadi tempat penularan virus yang potensial.

Proses bayi tabung memerlukan serangkaian tahapan yang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat agar kehamilan dapat terjadi. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kesuburan pasangan dan perkembangan embrio tersebut harus rutin untuk dijalankan.

Jadwal tatap muka dengan dokter akan terbatas dan rangkaian proses program bayi tabung bisa terhambat saat wabah Virus Corona seperti sekarang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikutip dari Halodoc, salah satu klinik penyedia layanan bayi tabung di Indonesia, Morula Indonesia, telah memodifikasi program mereka untuk tetap dapat bisa berjalan selama pandemi COVID-19 ini. Program IVF bisa tetap dilakukan namun harus melalui prosedur yang ketat.

“Paket IVF selama masa pandemik dilakukan pada kasus selektif saja,” ucap Presiden Direktur Morula Indonesia, dr. Ivan Sini dalam sebuah konferensi pers online.

Kasus selektif di sini maksudnya calon orangtua harus melalui screening terlebih dahulu sebelum memulai prosedur bayi tabung. Pasangan juga harus melakukan rapid test untuk memastikan kesehatannya dalam kondisi baik dan tidak terinfeksi COVID-19.

Artikel terkait: Program bayi tabung, ini 6 tahap proses pembuahan hingga hamil

Pelaksanaan program IVF dapat dilakukan di luar instalasi kesehatan, misanya di rumah atau di hotel untuk mencegah penyebaran virus. Prosedurnya akan memakan waktu selama dua minggu, lebih cepat dibandingkan dengan program bayi tabung pada umumnya sebelum adanya wabah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemeriksaan kesehatan calon orangtua akan dilakukan oleh dokter melalui komunikasi jarak jauh dengan handphone. Akan tetapi, kunjungan ke rumah sakit atau klinik tetap diperlukan, yaitu untuk memeriksa kualitas sperma dan sel telur, serta melakukan tes darah dan USG.

Setelah semuanya dilakukan dengan baik, dokter akan melakukan prosedur pengambilan sperma dan sel telur. Pembuahan akan dilakukan di laboratorium hingga sel telur tersebut berkembang menjadi embrio.

Melihat situasi dan kondisi, dokter akan menyarankan untuk menyimpan embrio yang sudah terbentuk dan dibekukan. Prosedur penanaman pada rahim tidak akan dilakukan pada masa pandemi ini sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Virus Corona.

Itulah penjelasan yang perlu diketahui bagi Anda yang berencana melakukan program bayi tabung atau IVF di tengah pandemi. Semoga informasi ini bermanfaat.

Sumber: Kompas.com, Insertlive, Halodoc

Baca juga:

Berbagai Risiko Program Bayi Tabung