Bayi tiga hari dibiarkan meninggal tanpa perawatan, orangtuanya bilang: "Tuhan tidak membuat kesalahan..."

Bayi dibiarkan meninggal karena sakit kuning. Orangtuanya tidak mau membawa si bayi yag berusia 3 hari ini untuk berobat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rachel dan Joshua, suami istri di Michigan harus menghadapi ancaman hukuman penjara. Anak mereka yang masih bayi dibiarkan meninggal tanpa berusaha mencari pertolongan medis untuk menyelamatkannya.

Kasus bayi dibiarkan meninggal ini membuat kedua orangtuanya dikenai pasal pembunuhan tidak disengaja. Mereka mengabaikan anjuran bidan untuk membawa Abigail yang berusia 3 hari ke rumah sakit ketika si bayi menunjukkan tanda penyakit kuning.

Diawali oleh penyakit kuning

Abigail lahir pada tanggal 6 Februari 2017 lalu dengan dibantu seorang bidan dan dua asistennya. Mereka menyatakan dia adalah bayi yang sehat.

Akan tetapi, ketika sang bidan memeriksa kondisi Abigail keesokan harinya, dia menunjukkan tanda sakit kuning.

Sakit kuning pada bayi ini merupakan hal yang umum terjadi di minggu pertama kehidupan bayi. Bayi menjadi kuning ketika tubuhnya memproduksi terlalu banyak bilirubin, sebuah pigmen di sel darah merah.

Selengkapnya: Apa penyebab bayi kuning?

Pada kebanyakan kasus, bayi kuning tidak memerlukan perawatan. Namun sakit kuning yang serius pada bayi bisa menyebabkan kerusakan otak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sang bidan menyarankan Rachel dan suaminya untuk membawa Abigail ke rumah sakit.

Detektif Peter Scaccia yang menangani kasus ini mengatakan, “Rachel menolak untuk mencari pertolongan medis untuk bayinya dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah membuat kesalahan.”

Pada hari kedua kelahiran si bayi, Abigail susah menyusu dan mengalami batuk berdarah. Rachel malah meletakkan bayinya di dekat jendela dengan hanya mengenakan popok saja.

Ibu satu anak ini menggunakan alat pengering rambut untuk membuat Abigail tetap hangat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi dibiarkan meninggal oleh orangtuanya di usia tiga hari

Kondisi Abigail semakin memburuk di hari ketiga, yakni pada 9 Februari 2017. Nenek si bayi, Rebecca ingin membawa cucunya ke rumah sakit.

Namun, Rachel melarang Rebecca membawa Abigail ke rumah sakit.

Tak lama kemudian, Abigail ditemukan sudah tidak bernafas. Hal ini baru diketahui polisi setelah saudara laki-laki Rachel  yang sedang berada di California menelpon pihak berwajib untuk memberitahukan kasus bayi dibiarkan meninggal ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Joshua Piland dan istrinya Rachel, tersangka dalam kasus bayi dibiarkan meninggal karena menolak mencari pertolongan medis.

Detektif Scaccia memaparkan ketika petugas kepolisian sampai di rumah Rachel, mereka menemukan si bayi telah meninggal Ada tiga orang bersamanya yang sedang berdoa.

Petugas medis yang memeriksa mayat Abigail menemukan penyebab kematiannya adalah hiperbilirubinemia dan kernikterus tak terkonjugasi. Kedua kondisi ini disebabkan oleh sakit kuning pada bayi.

Sayangnya, kedua orangtua si bayi malah tidak merasa bersalah sama sekali. 4 hari setelah kematian Abigail, Rachel membuat postingan di Facebook mengucapkan terimakasih pada semua orang yang mendukung dirinya.

Joshua dan Rachel ditangkap dan dikenai pasal pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara jika dinyatakan bersalah. Rachel masih aktif membuat status di Facebook yang berbau agama terkait kasus yang sedang dia hadapi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Entah apa yang ada di pikiran pasangan ini. Dibanding mencari pertolongan medis untuk merawat bayinya, mereka malah memanggil teman-teman di komunitas agamanya untuk berdoa.

Mereka juga mengumpulkan sumbangan untuk naik banding dalam kasus ini.

Kasus bayi dibiarkan meninggal oleh orangtuanya sendiri ini tentu membuat kita prihatin. Sebesar apapun keyakinan agama, tentu tidak boleh buta hingga mengabaikan tanda bahaya yang mengancam nyawa darah daging kita sendiri.

Waspadalah Parents, jika bayi menunjukkan gejala kekuningan beberapa hari setelah lahir. Apalagi jika sampai dia mengeluarkan darah dari hidung dan mulut. Segeralah membawanya ke dokter untuk mendapatkan perawatan.

Jangan sampai ada bayi lain yang hanya mampu hidup selama beberapa hari karena orangtuanya menolak memperjuangkan hidupnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bayi kuning: kapan harus khawatir?

Pada bayi berkulit putih keturunan Eropa, penyakit kuning mudah dideteksi karena adanya perubahan warna kulit. Namun, bagaimana dengan bayi Asia yang cenderung berkulit kuning atau sawo matang, mungkin tanda-tandanya tidak langsung terlihat.

Namun, jika Parents mencurigai adanya perubahan warna kulit, segera konsultasikan kondisi bayi pada dokter anak.

Penyakit kuning biasanya dideteksi pertama kali dari warna kulit wajah dan bagian putih pada mata. Perubahan menjadi kuning akan berlanjut hingga ke area dada, perut, lengan, hingga kaki.

Salah satu cara mudah mendeteksi apakah bayi Anda menderita penyakit kuning adalah dengan menekan jari Anda pada dahi maupun hidung bayi yang baru lahir. Jika saat Parents melepaskan jari Anda, warna kulit bayi akan tetap berwarna kuning.

Berikut tanda-tanda bahwa penyakit kuning bayi Anda sudah cukup parah:

  • Perubahan warna kuning menjadi makin parah, bahkan warna kuningnya semakin gelap
  • Parents mengalami kesulitan untuk membangunkan bayi
  • Tangisan bayi Anda sangat nyaring
  • Bayi Anda menjadi pemarah dan sulit ditenangkan
  • Bayi Anda melengkungkan tubuh atau lehernya ke belakang

Jika Parents mendapati tanda-tanda di atas pada bayi baru lahir, segera hubungi dokter anak. Penyakit kuning yang sudah akut harus ditangani dengan segera untuk mencegah kerusakan otak pada bayi.

Dengan tindakan pencegahan yang tepat, sakit kuning pada bayi dapat diatasi dengan segera.

Semoga informasi ini membantu ya, Parents….

Referensi: MirrorMy Pregnancy Baby

 

Baca juga:

Risiko fatal pada Bayi baru lahir jika memaksakan ASI eksklusif saat Ibu tak mampu

Penulis

Fitriyani